Performa Saham HM Sampoerna (HMSP) Berbanding Terbalik dengan Kinerja Keuangannya

Sabtu, 27 Juli 2019 | 06:40 WIB
Performa Saham HM Sampoerna (HMSP) Berbanding Terbalik dengan Kinerja Keuangannya
[]
Reporter: Benedicta Prima | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja keuangan PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) sepanjang semester pertama tahun ini meningkat.

Ini berbanding terbalik dengan kinerja saham HMSP yang sejak awal tahun turun hingga 23,62%.

Laba bersih HM Sampoerna (HMSP) di semester I-2019 naik 10,8% menjadi Rp 6,77 triliun dari sebelumnya Rp 6,11 triliun pada semester pertama tahun lalu.

Namun, perlu digarisbawahi, performa keuangan HM Sampoerna (HMSP) lebih didorong oleh efisiensi yang digelar emiten ini.

Pasalnya, penjualan bersih HM Sampoerna hanya naik 3,19% secara tahunan menjadi Rp 50,72 triliun.

Baca Juga: Perhitungan 100% Free Float Diberlakukan, Bobot Saham HMSP Akan Jatuh

Jika ditelisik lebih lanjut, dari sisi nilai, seluruh segmen penjualan domestik HM Sampoerna memang mengalami kenaikan.

Nilai penjualan sigaret kretek mesin (SKM) tercatat Rp 35,93 triliun, naik 4,93%.

Sedangkan penjualan sigaret putih mesin (SPM) naik 5,42% menjadi Rp 5,44 triliun.

Namun, secara volume, penjualannya justru turun.

Mengutip data induk HM Sampoerna, Philip Morris International (PMI), volume penjualan merek Sampoerna A turun 8,2% menjadi 17,26 miliar batang rokok.

Sementara, penjualan Dji Sam Soe naik 6,8% menjadi 14,49 miliar batang.

Dalam keterangan resminya, manajemen Philip Morris mengatakan, penjualan Sampoerna A turun akibat kenaikan harga.

Kenaikan harga produk lainnya bahkan melebihi inflasi. "Ini mengakibatkan kesenjangan harga yang melebar dengan produk pesaing," tulis manajemen.

Namun HM Sampoerna menggelar efisiensi. Ini antara lain terlihat dari pos beban pokok. Pada pos ini, kenaikannya hanya 1,7% menjadi Rp 38,39 triliun.

Alhasil, laba kotor HM Sampoerna naik 7,9% menjadi Rp 12,33 triliun.

Selain itu, kenaikan laba juga terjadi karena pada saat yang bersamaan HM Sampoerna mencatat penghasilan keuangan Rp 649,29 miliar.

Jumlah ini melesat 47,5% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Baca Juga: Ini Saham yang Diburu dan Dihindari Investor Asing

Kenaikan penghasilan keuangan itu membuat laba sebelum pajak penghasilan HSMP naik 10% menjadi Rp 8,87 triliun. Kenaikan ini yang turut mengerek laba bersih HMSP.

Seiring dengan kenaikan tersebut, laba per saham atau earning per share (EPS) HMSP naik menjadi Rp 58, dari sebelumnya Rp 53 per saham.

Secara fundamental, prospek HMSP sejatinya masih solid. Efisiensi berhasil membuat margin bisnis perusahaan meningkat.

Permintaan rokok ke depan juga masih tinggi meskipun ada pergeseran permintaan ke rokok dengan harga lebih murah.

Pada saat yang sama, pemerintah tidak menaikkan cukai rokok tahun ini. Kondisi ini bisa meringankan beban perusahaan.

"Isu HMSP saat ini lebih karena pembobotan free float," ujar Analis Indo Premier Sekuritas Raditya Immanzah, Jumat (26/7).

Seperti diketahui, penyesuaian bobot saham pada indeks LQ45 kini juga didasarkan pada jumlah saham beredar di publik (free float), selain likuiditas saham.

Perhitungan unsur free float pada penentuan bobot emiten mencapai 100%.

Imbasnya, kapitalisasi pasar HMSP bakal tergerus. Penyebabnya, pelaku pasar bisa mengurangi kepemilikannya atas saham HSMP, sehingga harga saham bisa tertekan.

Sepekan terakhir, harga HMSP turun 7,62%. Sejak awal tahun bahkan penurunan harga HMSP sudah mencapai 21,56%.

Baca Juga: Bobot free float 100%, BEI pastikan HM Sampoerna (HMSP) masih masuk dalam daftar LQ45

Meski begitu, menurut Raditya, hal ini hanya bersifat jangka pendek. "Kemungkinan hanya hingga akhir Juli ini," imbuh dia.

Dia merekomendasikan buy saham HMSP dengan target harga Rp 4.200 per saham.

Pada penutupan perdagangan kemarin, Jumat (26/7), saham HMSP melemah sebesar 100 poin atau sekitar 3,32% ke level Rp 2.910 per saham.

Bagikan

Berita Terbaru

Emiten Terafiliasi Grup Bakrie Kompak Menguat Lagi, Simak Rekomendasi Analis
| Rabu, 10 Desember 2025 | 20:09 WIB

Emiten Terafiliasi Grup Bakrie Kompak Menguat Lagi, Simak Rekomendasi Analis

Konglomerasi Salim bawa kredibilitas korporat, akses modal yang kuat, network bisnis yang luas, sehingga menjadi daya tarik investor institusi.

Reli Cepat Berujung Koreksi, Ini Prediksi Arah Harga Saham Mandiri Herindo (MAHA)
| Rabu, 10 Desember 2025 | 19:56 WIB

Reli Cepat Berujung Koreksi, Ini Prediksi Arah Harga Saham Mandiri Herindo (MAHA)

PT Mandiri Herindo Adiperkasa Tbk (MAHA) mengumumkan rencana pembelian kembali (buyback) saham dengan dana sebanyak-banyaknya Rp 153,58 miliar.

Saham FAST Diprediksi Masih Bisa Melaju, Sisi Fundamental dan Ekspansi Jadi Sorotan
| Rabu, 10 Desember 2025 | 11:00 WIB

Saham FAST Diprediksi Masih Bisa Melaju, Sisi Fundamental dan Ekspansi Jadi Sorotan

Selain inisiatif ekspansinya, FAST akan diuntungkan oleh industri jasa makanan Indonesia yang berkembang pesat.

Jejak Backdoor Listing Industri Nikel dan Kendaraan Listrik China di Indonesia
| Rabu, 10 Desember 2025 | 10:00 WIB

Jejak Backdoor Listing Industri Nikel dan Kendaraan Listrik China di Indonesia

Setelah pergantian kepemilikan, gerak LABA dalam menggarap bisnis baterai cukup lincah di sepanjang 2024.

Saham FAST Diprediksi Masih bisa Melaju, Sisi Fundamental dan Ekspansi Jadi Sorotan
| Rabu, 10 Desember 2025 | 08:30 WIB

Saham FAST Diprediksi Masih bisa Melaju, Sisi Fundamental dan Ekspansi Jadi Sorotan

Industri jasa makanan Indonesia diproyeksikan akan mencatat pertumbuhan hingga 13% (CAGR 2025–2030). 

Ancaman Penurunan Laba Bersih hingga 27%, Investor Diimbau Waspadai Saham Batubara
| Rabu, 10 Desember 2025 | 08:05 WIB

Ancaman Penurunan Laba Bersih hingga 27%, Investor Diimbau Waspadai Saham Batubara

Regulasi DHE 2026 mengurangi konversi valuta asing menjadi rupiah dari 100% ke 50%, membatasi likuiditas perusahaan batubara.

Proyek IKN Jadi Pedang Bermata Dua untuk Emiten BUMN Karya
| Rabu, 10 Desember 2025 | 07:51 WIB

Proyek IKN Jadi Pedang Bermata Dua untuk Emiten BUMN Karya

Kebutuhan modal kerja untuk mengerjakan proyek IKN justru bisa menambah tekanan arus kas dan memperburuk leverage.

Bangun Tiga Gerai Baru, DEPO Incar Pendapatan Rp 3 Triliun
| Rabu, 10 Desember 2025 | 07:49 WIB

Bangun Tiga Gerai Baru, DEPO Incar Pendapatan Rp 3 Triliun

Emiten bahan bangunan milik konglomerat Hermanto Tanoko itu berencana menambah tiga gerai baru tahun depan.

Cuaca Ekstrem dan Momentum Nataru Diklaim Jadi Pendorong Pemulihan Harga CPO
| Rabu, 10 Desember 2025 | 07:35 WIB

Cuaca Ekstrem dan Momentum Nataru Diklaim Jadi Pendorong Pemulihan Harga CPO

Emiten yang memiliki basis kebun kelapa sawit di Kalimantan diprediksi relatif lebih aman dari gangguan cuaca.

Mandiri Sekuritas Tangani 5 IPO Skala Jumbo Alias Lighthouse Company, Ini Bocorannya
| Rabu, 10 Desember 2025 | 07:34 WIB

Mandiri Sekuritas Tangani 5 IPO Skala Jumbo Alias Lighthouse Company, Ini Bocorannya

Minat korporasi melantai ke bursa terus meningkat dan akan terlihat di tahun 2026. ada empat sampai lima perusahaan yang sedang kami perhatikan. 

INDEKS BERITA

Terpopuler