Performa Saham HM Sampoerna (HMSP) Berbanding Terbalik dengan Kinerja Keuangannya
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja keuangan PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) sepanjang semester pertama tahun ini meningkat.
Ini berbanding terbalik dengan kinerja saham HMSP yang sejak awal tahun turun hingga 23,62%.
Laba bersih HM Sampoerna (HMSP) di semester I-2019 naik 10,8% menjadi Rp 6,77 triliun dari sebelumnya Rp 6,11 triliun pada semester pertama tahun lalu.
Namun, perlu digarisbawahi, performa keuangan HM Sampoerna (HMSP) lebih didorong oleh efisiensi yang digelar emiten ini.
Pasalnya, penjualan bersih HM Sampoerna hanya naik 3,19% secara tahunan menjadi Rp 50,72 triliun.
Baca Juga: Perhitungan 100% Free Float Diberlakukan, Bobot Saham HMSP Akan Jatuh
Jika ditelisik lebih lanjut, dari sisi nilai, seluruh segmen penjualan domestik HM Sampoerna memang mengalami kenaikan.
Nilai penjualan sigaret kretek mesin (SKM) tercatat Rp 35,93 triliun, naik 4,93%.
Sedangkan penjualan sigaret putih mesin (SPM) naik 5,42% menjadi Rp 5,44 triliun.
Namun, secara volume, penjualannya justru turun.
Mengutip data induk HM Sampoerna, Philip Morris International (PMI), volume penjualan merek Sampoerna A turun 8,2% menjadi 17,26 miliar batang rokok.
Sementara, penjualan Dji Sam Soe naik 6,8% menjadi 14,49 miliar batang.
Dalam keterangan resminya, manajemen Philip Morris mengatakan, penjualan Sampoerna A turun akibat kenaikan harga.
Kenaikan harga produk lainnya bahkan melebihi inflasi. "Ini mengakibatkan kesenjangan harga yang melebar dengan produk pesaing," tulis manajemen.
Namun HM Sampoerna menggelar efisiensi. Ini antara lain terlihat dari pos beban pokok. Pada pos ini, kenaikannya hanya 1,7% menjadi Rp 38,39 triliun.
Alhasil, laba kotor HM Sampoerna naik 7,9% menjadi Rp 12,33 triliun.
Selain itu, kenaikan laba juga terjadi karena pada saat yang bersamaan HM Sampoerna mencatat penghasilan keuangan Rp 649,29 miliar.
Jumlah ini melesat 47,5% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca Juga: Ini Saham yang Diburu dan Dihindari Investor Asing
Kenaikan penghasilan keuangan itu membuat laba sebelum pajak penghasilan HSMP naik 10% menjadi Rp 8,87 triliun. Kenaikan ini yang turut mengerek laba bersih HMSP.
Seiring dengan kenaikan tersebut, laba per saham atau earning per share (EPS) HMSP naik menjadi Rp 58, dari sebelumnya Rp 53 per saham.
Secara fundamental, prospek HMSP sejatinya masih solid. Efisiensi berhasil membuat margin bisnis perusahaan meningkat.
Permintaan rokok ke depan juga masih tinggi meskipun ada pergeseran permintaan ke rokok dengan harga lebih murah.
Pada saat yang sama, pemerintah tidak menaikkan cukai rokok tahun ini. Kondisi ini bisa meringankan beban perusahaan.
"Isu HMSP saat ini lebih karena pembobotan free float," ujar Analis Indo Premier Sekuritas Raditya Immanzah, Jumat (26/7).
Seperti diketahui, penyesuaian bobot saham pada indeks LQ45 kini juga didasarkan pada jumlah saham beredar di publik (free float), selain likuiditas saham.
Perhitungan unsur free float pada penentuan bobot emiten mencapai 100%.
Imbasnya, kapitalisasi pasar HMSP bakal tergerus. Penyebabnya, pelaku pasar bisa mengurangi kepemilikannya atas saham HSMP, sehingga harga saham bisa tertekan.
Sepekan terakhir, harga HMSP turun 7,62%. Sejak awal tahun bahkan penurunan harga HMSP sudah mencapai 21,56%.
Baca Juga: Bobot free float 100%, BEI pastikan HM Sampoerna (HMSP) masih masuk dalam daftar LQ45
Meski begitu, menurut Raditya, hal ini hanya bersifat jangka pendek. "Kemungkinan hanya hingga akhir Juli ini," imbuh dia.
Dia merekomendasikan buy saham HMSP dengan target harga Rp 4.200 per saham.
Pada penutupan perdagangan kemarin, Jumat (26/7), saham HMSP melemah sebesar 100 poin atau sekitar 3,32% ke level Rp 2.910 per saham.