Permintaan di AS Tetap Tinggi, Rata-Rata Harga Bensin Menyentuh US$ 5 Per Galon

Minggu, 12 Juni 2022 | 13:15 WIB
Permintaan di AS Tetap Tinggi, Rata-Rata Harga Bensin Menyentuh US$ 5 Per Galon
[ILUSTRASI. Mobil Audi sedang mengisi bensin di pom bensin di Beverly Boulevard, West Hollywood, California, AS., 10 Maret 2022. REUTERS/Bing Guan]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - Rata-rata harga bensin di Amerika Serikat (AS) pada Sabtu melampaui US$ 5 per galon, demikian ditunjukkan data dari AAA. Harga bensin yang terus menerus naik, mempercepat laju inflasi di AS.

Harga rata-rata nasional untuk bensin biasa tanpa timbal sebesar US$ 5,004 per galon pada 11 Juni dari $4,986 di hari sebelumnya, demikian ditunjukkan oleh data AAA. Catatan saja, satu galon setara dengan 3,78541 liter.

Harga bensin yang tinggi memusingkan Presiden AS Joe Biden dan Partai Demokrat yang akan menghadapi pemilhan paruh waktu anggota kongres pada November mendatang. Inflasi yang tinggi berarti mereka harus berjuang keras untuk mempertahankan kendali tipis yang kini miliki.

Biden telah menarik banyak tuas untuk mencoba menurunkan harga, termasuk merilis minyak dari cadangan strategis yang dimiliki negaranya. Ia juga memodifikasi aturan untuk memproduksi bensin di musim panas, dan mendesak negara-negara OPEC untuk meningkatkan produksi.

Baca Juga: Ingin Sahamnya Lebih Terjangkau, Tesla Umumkan Stock Split dengan Rasio 3:1

Namun harga bahan bakar telah melonjak di seluruh dunia karena kombinasi permintaan yang meningkat, sanksi terhadap produsen minyak Rusia setelah invasi ke Ukraina dan tekanan pada kapasitas penyulingan.

Kendati harga bensin melambung tinggi, namun permintaan atas transportasi darat teap  kuat. Hanya beberapa poin persentase di bawah tingkat prapandemi.

Namun, para ekonom memperkirakan permintaan mungkin mulai menurun jika harga tetap di atas US$ 5 per barel untuk periode yang berkelanjutan.

"Tingkat US$ 5 adalah di mana kita bisa melihat jumlah yang sangat besar dari kehancuran permintaan bensin," kata Reid L'Anson, ekonom senior di Kpler.

Menyesuaikan dengan inflasi, rata-rata bensin AS saat ini masih 8% di bawah rekor harga tertinggi yang terjadi Juni 2008, sekitar $5,41 per galon, menurut angka Kementerian Energi AS.

Belanja konsumen sejauh ini tetap tangguh bahkan dengan inflasi yang mencapai level tertinggi dalam lebih dari empat dekade. Neraca rumah tangga ditopang oleh program bantuan pandemi dan pasar kerja yang ketat yang telah memicu kenaikan upah yang kuat, terutama bagi pekerja berpenghasilan rendah.

Produk bensin yang dipasok, proksi untuk permintaan, adalah 9,2 juta barel per hari pekan lalu, menurut Administrasi Informasi Energi AS, secara luas sejalan dengan rata-rata musiman lima tahun.

Tingginya harga untuk pengemudi datang karena perusahaan minyak dan gas besar membukukan keuntungan besar. Shell melaporkan rekor kuartal di bulan Mei dan Chevron Corp dan BP telah mencatat angka terbaik mereka dalam satu dekade.

Perusahaan besar lainnya, termasuk Exxon Mobil dan TotalEnergies, serta operator serpih independen AS, melaporkan angka yang kuat yang telah mendorong pembelian kembali saham dan investasi dividen.

Baca Juga: Inflasi di AS Tak Kunjung Melambat, Makin Banyak yang Bertaruh Fed Akan Agresif

Banyak perusahaan mengatakan mereka akan menghindari investasi berlebihan untuk meningkatkan output karena keinginan investor untuk menahan pengeluaran, daripada menanggapi harga barel lebih dari $100 yang telah bertahan selama berbulan-bulan. 

Pabrik penyulingan telah berjuang untuk membangun kembali persediaan yang telah berkurang, terutama di Pantai Timur AS, yang mencerminkan ekspor ke Eropa di mana pembeli menghentikan diri dari minyak Rusia.

Saat ini, penyulingan menggunakan sekitar 94% dari kapasitas mereka, tetapi kapasitas penyulingan AS secara keseluruhan telah turun, dengan setidaknya lima pabrik pengolahan minyak tutup selama pandemi.

Itu telah membuat Amerika Serikat secara struktural kekurangan kapasitas penyulingan untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade, kata para analis.

Bagikan

Berita Terbaru

BABY Targetkan Pertumbuhan Dua Digit, Begini Strategi Ekspansinya Tahun Depan
| Selasa, 09 Desember 2025 | 09:20 WIB

BABY Targetkan Pertumbuhan Dua Digit, Begini Strategi Ekspansinya Tahun Depan

PT Multitrend Indo Tbk (BABY) ikut memanfaatkan tren shoppertainment di TikTok Shop dan berhasil mengerek penjualan lewat kanal ini.

Potensi Pasar Menggiurkan, Robinhood Akuisisi Buana Capital dan Pedagang Aset Kripto
| Selasa, 09 Desember 2025 | 09:03 WIB

Potensi Pasar Menggiurkan, Robinhood Akuisisi Buana Capital dan Pedagang Aset Kripto

Reputasi global tidak serta-merta menjadi jaminan keamanan dana nasabah yang anti-bobol, mengingat celah oknum internal selalu ada.

Beda Nasib Hingga Prospek Anggota MIND ID di 2026: INCO dan PTBA (Bag 2 Selesai)
| Selasa, 09 Desember 2025 | 08:29 WIB

Beda Nasib Hingga Prospek Anggota MIND ID di 2026: INCO dan PTBA (Bag 2 Selesai)

Faktor kebijakan pemerintah ikut memengaruhi kinerja dan prospek PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA).

Mengintip Strategi Bisnis RAAM, Tambah 3-5 Bioskop per Tahun & Genjot Pendapatan F&B
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:54 WIB

Mengintip Strategi Bisnis RAAM, Tambah 3-5 Bioskop per Tahun & Genjot Pendapatan F&B

Penurunan penjualan PT Tripar Multivision Plus Tbk (RAAM) diimbangi oleh menyusutnya rugi bersih hingga 82%.

Akuisisi Korporasi Selalu Mengandung Ketidakpastian, Madu Atau Racun?
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:36 WIB

Akuisisi Korporasi Selalu Mengandung Ketidakpastian, Madu Atau Racun?

Akuisisi korporasi adalah keputusan investasi sangat strategis. Akuisisi  menjadi alat sebuah perusahaan untuk bertumbuh lebih cepat. ​

Dian Swastatika Sentosa (DSSA) Lunasi Obligasi dan Sukuk yang Jatuh Tempo
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:19 WIB

Dian Swastatika Sentosa (DSSA) Lunasi Obligasi dan Sukuk yang Jatuh Tempo

Jumlah obligasi yang jatuh tempo pada 6 Desember 2025 terdiri dari pokok sebesar Rp 199,17 miliar dan bunga keempat sebesar Rp 3,596 miliar.

Kantongi Dana Segar dari IPO, RLCO Bidik Laba Rp 40 Miliar
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:10 WIB

Kantongi Dana Segar dari IPO, RLCO Bidik Laba Rp 40 Miliar

PT Abadi Lestari Indonesia Tbk (RLCO) mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (8/12).​

Investor Asing Masih Hati-Hati
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:08 WIB

Investor Asing Masih Hati-Hati

Kendati tampak pemulihan, investor asing masih berhati-hati berinvestasi, terlihat dari arus keluar dana asing yang dominan di pasar obligasi.​

Tantangan Penerapan Biodiesel B50 di 2026
| Selasa, 09 Desember 2025 | 06:54 WIB

Tantangan Penerapan Biodiesel B50 di 2026

SPKS juga menyoroti munculnya perusahaan seperti Agrinas Palma yang mengelola1,5 juta ha lahan sawit dan berpotensi menguasai pasokan biodiesel

Rupiah Loyo Mendekati Rp 16.700 per Dolar AS, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Selasa, 09 Desember 2025 | 06:51 WIB

Rupiah Loyo Mendekati Rp 16.700 per Dolar AS, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Pasar juga mewaspadai kurs rupiah yang terus melemah mendekati Rp 16.700 per dolar AS. Kemarin rupiah tutup di Rp 16.688 per dolar AS.

INDEKS BERITA

Terpopuler