Pertamina: Penurunan Harga BBM Tak Pengaruhi Kinerja Keuangan

Selasa, 12 Februari 2019 | 07:00 WIB
Pertamina: Penurunan Harga BBM Tak Pengaruhi Kinerja Keuangan
[]
Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Dian Pertiwi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sesuai amanat pemerintah, PT Pertamina (Persero) menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) non-subsidi pada pekan lalu. Perusahaan migas pelat merah ini memastikan kebijakan tersebut tidak akan membebani keuangan mereka. Alasannya, penurunan harga BBM telah memperhitungkan faktor keekonomian.

Direktur Utama PT Pertamina, Nicke Widyawati, menjelaskan penurunan harga BBM sudah sesuai formula harga yang ditetapkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). "Tidak masalah, tenang saja, sudah dikalkulasi. Ada formula yang ditetapkan pemerintah dan telah sesuai," ungkap dia dalam Rapat Kerja Kementerian ESDM dengan Komisi VII DPR RI, Senin (11/2).

Bahkan, Nicke mengklaim, kondisi keuangan Pertamina pada tahun lalu menorehkan hasil yang memuaskan. Namun dia masih enggan membeberkan secara mendetail kondisi keuangan perusahaan yang dipimpinnya. Nicke beralasan, laporan keuangan Pertamina di tahun 2018 masih dalam proses audit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Nicke menargetkan, proses audit laporan keuangan rampung pada minggu pertama Maret 2019. "Nanti kita tunggu audit BPK, karena untuk subsidi, baru selesai di BPK pada minggu pertama Maret. Kita tunggu saja," ungkap dia.

Berdasarkan catatan KONTAN, estimasi laba Pertamina hingga akhir tahun 2018 hanya Rp 5 triliun, jauh dari target mencapai Rp 32 triliun.

Selain menurunkan harga BBM non-subsidi (lihat tabel), Pertamina menurunkan harga BBM penugasan atau bensin Premium senilai Rp 100 per liter. Artinya, di seluruh wilayah Indonesia, harga bensin jenis Premium menjadi sama, yakni Rp 6.450 per liter. Sebelumnya harga bensin tersebut hanya khusus untuk luar Jawa, Madura dan Bali (Jamali) saja.

Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar menyebutkan, penyesuaian harga telah sesuai formula yang diklaim lebih baik daripada tahun sebelumnya. Kebijakan ini juga mempertimbangkan keekonomian bagi badan usaha. "Sudah kami keluarkan formula yang menurut kami sesuai kelayakan ekonomi dari masing-masing jenis bahan bakar," ujar Arcandra.

Anggota Komisi VII dari Fraksi Partai Gerindra, Ramson Siagian menilai, penurunan harga Premium di wilayah Jamali senilai Rp 100 per liter menjadi percuma jika pasokan di sejumlah daerah sering mengalami kelangkaan.

Menurut data yang telah dikumpulkan Ramson, tak sedikit stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang pada praktiknya kesulitan mendapatkan pasokan Premium. Sehingga dia meminta agar penurunan harga ini harus dibarengi dengan pasokan Premium yang mencukupi permintaan masyarakat. "Harga turun harus ada barangnya. Kalau tidak ada barangnya, jadi yang turun apanya? Percuma," kata Ramson.

Menteri ESDM, Ignasius Jonan mengemukakan, sebagai BBM Penugasan, Premium memang tidak dipasok untuk semua SPBU. "Karena ada yang memang tidak ada. Jadi tidak semua ada penyaluran Premium," jelas dia.

Nicke menambahkan, pasokan bensin Premium dari Pertamina sudah sesuai dengan kuota. Bahkan dia menegaskan tidak ada pengurangan pasokan dan kuota Premium yang dikirimkan ke SPBU. Berdasarkan catatan Pertamina, dari 5.518 SPBU di bawah koordinasi Pertamina, sebanyak 4.431 SPBU menjual Premium dengan pasokan 10,5 juta kilo liter.

 

Bagikan

Berita Terbaru

Pertebal Portofolio, Saratoga (SRTG) Siapkan Dana US$ 150 Juta
| Kamis, 23 Januari 2025 | 09:07 WIB

Pertebal Portofolio, Saratoga (SRTG) Siapkan Dana US$ 150 Juta

PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) membidik sejumlah perusahaan potensial untuk didanai pada tahun 2025 ini. 

Berbenah, Prospek Saham GOTO Berpotensi Merekah
| Kamis, 23 Januari 2025 | 09:03 WIB

Berbenah, Prospek Saham GOTO Berpotensi Merekah

Pemulihan kinerja dan bisnis on demand service mendorong prospek harga saham PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO)

Menangkap Peluang Mengoleksi Emas Saat Harga Terkoreksi
| Kamis, 23 Januari 2025 | 08:31 WIB

Menangkap Peluang Mengoleksi Emas Saat Harga Terkoreksi

Di jangka pendek ada peluang harga emas terkoreksi. Data-data inflasi Amerika Serikat menunjukkan pelambatan

Langkah Konsolidasi Akan Berlanjut, Taji KPR Syariah Bank BTN (BBTN) Kian Kuat
| Kamis, 23 Januari 2025 | 08:26 WIB

Langkah Konsolidasi Akan Berlanjut, Taji KPR Syariah Bank BTN (BBTN) Kian Kuat

Ketimbang IPO entitas hasil merger UUS BTN Syariah dan Bank Victoria Syariah, BBTN membuka peluang untuk mengakuisisi bank syariah lain.

Tarik Minat Masyarakat di Program 3 Juta Rumah, Kementerian BUMN Gunakan Konsep TOD
| Kamis, 23 Januari 2025 | 08:09 WIB

Tarik Minat Masyarakat di Program 3 Juta Rumah, Kementerian BUMN Gunakan Konsep TOD

Pemerintah akan menyisir dan mendata developer nakal agar tidak bisa berpartisipasi dalam Program Tiga Juta Rumah. 

Diam-Diam Sahamnya Sudah Terbang 45%, SMKL Rupanya Berkongsi dengan Perusahaan China
| Kamis, 23 Januari 2025 | 07:53 WIB

Diam-Diam Sahamnya Sudah Terbang 45%, SMKL Rupanya Berkongsi dengan Perusahaan China

PT Satyamitra Kemas Lestari Tbk (SMKL) dan Ghuangzhou Yi Song berkongsi masuk ke bisnis paper pulp mold. ​

PK Ditolak, Subagio Wirjoatmodjo Mesti Melepas Kepemilikannya di Trimata Benua
| Kamis, 23 Januari 2025 | 07:41 WIB

PK Ditolak, Subagio Wirjoatmodjo Mesti Melepas Kepemilikannya di Trimata Benua

Data terbaru menunjukkan, kepemilikan Subagio Wirjoatmodjo di perusahaan batubara PT Trimata Benua sebanyak 25 persen.

Gara-Gara Perintah Donald Trump, Arus Masuk Dana ke Obligasi Domestik Tersendat
| Kamis, 23 Januari 2025 | 07:02 WIB

Gara-Gara Perintah Donald Trump, Arus Masuk Dana ke Obligasi Domestik Tersendat

Peluang pemangkasan suku bunga acuan alias BI rate dapat mendukung valuasi yield obligasi domestik. 

Bank Indonesia Siap Borong SBN di Pasar Sekunder
| Kamis, 23 Januari 2025 | 07:00 WIB

Bank Indonesia Siap Borong SBN di Pasar Sekunder

Langkah borong SBN oleh Bank Indonesia sebagai bentuk dukungan bank sentral terhadap program ekonomi pemerintah.

Indonesia Menawarkan Investasi Baterai Listrik
| Kamis, 23 Januari 2025 | 06:45 WIB

Indonesia Menawarkan Investasi Baterai Listrik

Pada September nanti Indonesia secara keseluruhan bisa memenuhi standar besar seperti Exponential Moving Average (EMA).

INDEKS BERITA

Terpopuler