Reporter:
Dina Mirayanti Hutauruk |
Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sentimen bank digital masih terus mewarnai pergerakan saham-saham bank dengan modal mini. Saham bank-bank yang ingin dikonversi menjadi bank digital melanjutkan pergerakan liar.
Saat ini, ada beberapa bank yang mengklaim sudah menjadi bank digital dan sedang berproses menuju bank digital. Ada bank digital yang dimiliki bank tradisional besar seperti PT BRI Agroniaga Tbk (AGRO) dan BCA digital. Ada juga yang terafiliasi dengan perusahaan teknologi seperti PT Bank Jago Tbk (ARTO).
Lalu ada pula yang terafiliasi dengan fintech seperti PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB), dan ada pula yang terafiliasi dengan perusahaan konglomerasi seperti PT Bank Allo Indonesia Tbk (BBHI) dan PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP).
Saham BBHI belakangan bergerak cukup liar dan merangsek hingga menyentuh auto rejection atas (ARA) selama dua hari perdagangan berturut-turut. Saham bank ini ditutup naik 24,7% pada penutupan perdagangan Senin (13/9) ke level Rp 3.530. Dalam sepekan, saham BBHI tercatat sudah naik 61,2%, dalam tiga bulan melonjak 377% dan sepanjang tahun ini tercatat telah meroket 2.138%.
Kenaikan sahamnya di dua hari terakhir digerakkan oleh kabar adanya investor baru yang akan masuk ke bank ini serta izin atas produk dan layanan digital yang baru saja didapat dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Seperti diketahui, OJK sebetulnya tidak memberikan lisensi khusus bagi bank digital. Bank digital hanya didefenisikan sebagai bank umum berbadan hukum Indonesia yang menggunakan kegiatan usaha dengan saluran elektronik tanpa kantor fisik selain kantor pusat atau dengan kantor fisik terbatas.
Walau tak ada lisensi khusus, bank yang ingin mengklaim diri sebagai bank digital mesti memenuhi syarat yang sudah ditetapkan OJK dalam aturan bank umum.
Analis Pilarmas Investindo Sekuritas, Okie Setya Ardiastama memandang, rencana akuisisi sejumlah investor terhadap bank-bank bermodal mini yang akan jadi bank digital, membawa dampak positif terhadap prospek harga sahamnya. Ditambah lagi ada penguatan regulasi OJK terhadap bank digital.
Menurutnya, secara garis besar, semua bank yang akan menjadi bank digital itu memiliki prospek masing-masing sesuai porsinya. Namun, dia menilai apresiasi terhadap saham-saham bank tersebut belakangan yang ditandai dengan kenaikan signifikan lebih pada arbitrase pelaku pasar yang menjadikan isu akuisisi sebagai momentum.
Okie saat ini hanya merekomendasikan saham ARTO dan AGRO untuk bank digital. "Target harga ARTO Rp 16.550 dan AGRO Rp 2.320," ujarnya pada KONTAN, Senin (13/9). Pada perdagangan Senin (13/9) ARTO ditutup menguat 0,67% menjadi Rp 14.925 per saham. Adapun AGRO ditutup naik 8,49% menjadi Rp 2.300 per saham.
Andre Benas Chief of Equity Research & Contents Emtrade, menyatakan daya tarik saham bank-bank yang akan bertranformasi menjadi bank digital tidaklah sama. Andre menilai, saham AGRO dan BBYB lebih menarik daripada saham bank-bank yang menempuh proses serupa, seperti BBHI, BABP atau NOBU.
Saham AGRO dan BBYB dinilai menarik karena ekosistem yang dimiliki keduanya. BRI Agro memiliki ekosistem yang didukung oleh induknya, BRI. Sedangkan Bank Neo Commerce memiliki ekosistem Akulaku yang di backup oleh Alipay. "Untuk saham-saham yang lain, saya rasa lebih ke story dan hype dari investor retail yang ingin memiliki saham-saham bank digital," kata Andre.
Menurut dia, AGRO dan BBYB bisa jadi pilihan untuk investasi jangka menengah karena produk-produknya sudah terlihat. Sementara saham-saham bank lain dinilai tidak tepat menjadi investasi.
Andre menyarankan saham-saham bank digital lain yang sedang naik bahkan menyentuh ARA sebaiknya dimanfaatkan untuk kegiatan trading jangka pendek saja.
Ini Artikel Spesial
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.