Potong Jalur Produksi, Spindo Incar Efisiensi 2%

Rabu, 09 Januari 2019 | 08:10 WIB
Potong Jalur Produksi, Spindo Incar Efisiensi 2%
[]
Reporter: Agung Hidayat | Editor: Dian Pertiwi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk atau dikenal dengan nama Spindo, bercita-cita meningkatkan efisiensi biaya dengan cara membenahi sistem produksi. Produsen pipa baja tersebut akan memaksimalkan kinerja setiap unit pabrik.

Sebagai gambaran, biasanya pembuatan satu jenis pipa akan melibatkan lebih dari satu unit pabrik. Jadi, pipa akan melewati satu unit pabrik kemudian beralih ke unit-unit pabrik lain sesuai tahapan pembuatan.

Proses produksi seperti itu tidak efisien. "Ini yang harus diefisienkan karena dengan memotong jalur produksi, kami bisa hemat 2%," ujar Johannes Edward, Investor Relations PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk kepada KONTAN, Selasa (8/1).

Saat ini, Spindo memiliki enam unit pabrik dengan total kapasitas produksi terpasang mencapai 600.000 ton per tahun. Produksi mereka meliputi pipa air, pipa spiral, pipa hitam, pipa mekanis, strip dan plat, pipa perabot, pipa stainless, tiang, engsel serta pipa hitam API.

Selain mengejar penghematan biaya, Spindo berencana memaksimalkan jaringan distribusi khusus. Alih-alih mencari pembeli baru, perusahaan berkode saham ISSP di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu mengutamakan untuk meningkatkan relasi dengan pelanggan yang sudah ada.

Lewat dua strategi tadi, Spindo berharap bisa mencatatkan pertumbuhan pendapatan 20% year-on-year (yoy). Sejauh ini, mereka masih menghitung capaian kinerja tahun 2018. Namun, paling tidak, manajemen perusahaan cukup yakin jika target pendapatan Rp 4 triliun tahun lalu bakal terpenuhi. Sementara proyeksi realisasi laba bersih tahun lalu naik empat kali lipat ketimbang 2017.

Sepanjang tahun ini, Spindo memprediksikan pipa sambungan air masih akan menjadi kontributor terbesar pendapatan. Apalagi, perusahaan tersebut juga telah mengembangkan produk pipa air dengan kandungan titanium.

Adapun produk pipa titanium tidak bersaing dengan pipa air berbahan polyvinyl chloride (PVC) alias plastik. Sebab, tujuan penggunaannya yang berbeda. Manajemen Spindo mencontohkan, pipa plastik tidak mungkin digunakan dalam perlengkapan pemadam kebakaran. "Begitu juga pipa air untuk kondisi tanah yang tidak stabil, yang dipakai pasti pipa baja," terang Johannes.

Kalau mengintip laporan keuangan per 30 September 2018, penjualan pipa air di pasar dalam negeri dan luar negeri mencapai Rp 697,66 miliar. Nilai penjualan tersebut setara dengan 20,60% terhadap total pendapatan senilai Rp 3,39 triliun.

Agar bisnis tahun ini berjalan mulus, Spindo menyediakan anggaran Rp 20 miliar hingga Rp 50 miliar. Dana itu untuk perawatan mesin rutin.

Sambil memacu upaya internal, Spindo mengharapkan tahun ini nilai tukar dollar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah bisa mendukung. Mereka berharap fluktuasi kurs tidak terlalu kencang seperti tahun lalu. "Sebab, bahan baku pipa baja sendiri dari luar atau impor, sehingga efek kurs ada tekanan pada harga," kata Johannes.

 

Bagikan

Berita Terbaru

Metrodata Electronics (MTDL) Memperkuat Bisnis Solusi Digital Lewat AI
| Minggu, 09 November 2025 | 06:05 WIB

Metrodata Electronics (MTDL) Memperkuat Bisnis Solusi Digital Lewat AI

Melalui Megarock, MTDL membantu perusahaan mempercepat adopsi AI, dari ide menjadi implementasi nyata.

Direktur Eksekutif CSA Institute Pilih Saham yang Rajin Bagi Dividen
| Minggu, 09 November 2025 | 06:00 WIB

Direktur Eksekutif CSA Institute Pilih Saham yang Rajin Bagi Dividen

Perkenalan David Sutyanto, Direktur Eksekutif CSA Institute dengan dunia pasar modal dimulai dari bangku kuliah.

Baca Pola Dulu, Merajut Cuan Kemudian
| Minggu, 09 November 2025 | 05:45 WIB

Baca Pola Dulu, Merajut Cuan Kemudian

Merajut benang berwarna-warni menjadi tas, syal hingga gantungan kunci kian digemari orang. Kegiatan sederhana yang menu

 
Cuan Mekar Berbisnis Atap Berbahan Limbah Plastik
| Minggu, 09 November 2025 | 05:35 WIB

Cuan Mekar Berbisnis Atap Berbahan Limbah Plastik

Di tengah krisis sampah plastik yang mencemari, PT Impack Pratama Industri Tbk (IMPC) berinisiatif mengolah limbah jadi bahan baku.

 
Tumbuh Jangan Timpang
| Minggu, 09 November 2025 | 05:10 WIB

Tumbuh Jangan Timpang

​Konsumsi rumah tangga, yang selama ini berkontribusi paling dominan terhadap perekonomian nasional, hanya tumbuh 4,89% (yoy).

Strategi Investasi David Sutyanto : Pilih Saham yang Rajin Membagi Dividen
| Sabtu, 08 November 2025 | 11:08 WIB

Strategi Investasi David Sutyanto : Pilih Saham yang Rajin Membagi Dividen

Ia melakukan averaging down ketika dirasa saham tersebut masih punya peluang untuk membagikan dividen yang besar.

Rupiah Sepekan Terakhir Tertekan Risk Off dan Penguatan USD
| Sabtu, 08 November 2025 | 07:15 WIB

Rupiah Sepekan Terakhir Tertekan Risk Off dan Penguatan USD

Nilai tukar rupiah cenderung tertekan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pekan ini, meski menguat tipis di akhir minggu.

Bidik Popok hingga Tisu Sebagai Barang Kena Cukai
| Sabtu, 08 November 2025 | 07:07 WIB

Bidik Popok hingga Tisu Sebagai Barang Kena Cukai

Ini tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 70 Tahun 2025 yang baru diterbitkan Kementerian Keuangan

Mengingat Iklim
| Sabtu, 08 November 2025 | 07:05 WIB

Mengingat Iklim

Pemerintah harusmulai ambil ancang-ancang meneruskan upaya mengejar target emisi nol bersih dan memitigasi perubahan iklim.

Phising, Ancaman Transaksi Digital
| Sabtu, 08 November 2025 | 07:05 WIB

Phising, Ancaman Transaksi Digital

Teknologi yang canggih sekalipun tidak bisa melindungi masyarakat banyak jika kewaspadaan masih lemah.​

INDEKS BERITA

Terpopuler