KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jelang akhir pekan rupiah tak banyak bergerak. Para analis memperkirakan mata uang Garuda masih sulit menguat, karena sentimen negatif dari eksternal.
Kemarin, kurs spot rupiah naik tipis 0,02% ke Rp 14.092 per dollar Amerika Serikat (AS). Namun, kurs tengah rupiah di Bank Indonesia (BI) turun 0,02% ke Rp 14.099.
Baca Juga: Ulah Trump akan menekan rupiah, Jumat (29/11) besok
Ahmad Mikail Zaini, Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia, menjelaskan, rupiah sempat berbalik arah terjadi setelah data Purchasing Managers' Index (PMI) AS periode November turun ke level 46,3.
Analis Pasar Uang Bank Mandiri Reny Eka Putri memperkirakan rupiah masih bisa kembali melemah hari ini. Penyebabnya, ketidakpastian perang dagang antara AS dengan China masih berlanjut.
Terlebih Presiden AS Donald Trump menandatangani UU Hak Asasi Manusia dan Demokrasi Hong Kong. "Ini membuat pembicaraan kesepakatan dagang antara kedua negara yang hampir selesai makin rumit," kata dia. Jika perang dagang kembali berkecamuk, kurs the greenback, yang merupakan aset lindung nilai, kembali di atas angin.
Baca Juga: Rupiah hari ini melemah ke level Rp 14.099 per dolar AS di kurs Jisdor
Analis Monex Investindo Futures Ahmad Yudiawan menambahkan, dari dalam negeri belum ada sentimen domestik yang mampu menopang mata uang Garuda. Karena itu, dia memperkirakan rupiah kembali terdepresiasi dan bergerak di rentang Rp 14.060-Rp 14.115 per dollar AS.
Reny memprediksi rupiah melemah dan bergerak di kisaran Rp 14.080-Rp 14.136 per dollar AS. Sedangkan, Mikail memperkirakan, rupiah hari ini bergerak stabil dalam kisaran Rp 14.050-Rp 14.080 per dollar AS.