Produksi Batubara Terhambat Banjir, Profil Kredit Geo Energy Berpotensi Negatif

Rabu, 19 Juni 2019 | 15:44 WIB
Produksi Batubara Terhambat Banjir, Profil Kredit Geo Energy Berpotensi Negatif
[]
Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Banjir yang terjadi di Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, berdampak terhadap produksi batubara Geo Energy Resources Limited. Menurut perusahaan, banjir telah menghambat produksi dan pengiriman batubara dari anak usahanya PT Tanah Bambu Resources (TBR). 

Pemerintah daerah Kabupaten Tanah Bumbu sendiri telah mengumumkan darurat banjir selama 14 hari antara 10-23 Juni. Lembaga pemeringkat internasional, Moody's Investors Service menilai, banjir berkepanjangan berpotensi membuat profil kredit Geo Energy menjadi negatif. Saat ini, Geo Energy mendapat peringkat B2 negatif dari Moody's.

Dalam laporannya Rabu (19/6), jika risiko banjir tak mencapai dua minggu, maka dampak ke Geo Energy akan minimal. Sebaliknya, jika berkepanjangan, metrik kredit perusahaan yang sudah ketat, bakal rentan terhadap pelemahan lebih lanjut. 

Catatan Moody's, leverage Geo Energy yang diukur dari utang yang disesuaikan per EBITDA, telah naik menjadi 6,8 kali dalam 12 bulan yang berakhir Maret 2019. Angka ini melonjak dari level 4 kali pada tahun 2017 silam. Hal ini disebabkan pendapatan dan volume penjualan yang lebih rendah. Di sisi lain, biaya operasional meningkat seiring dimulainya operasional di TBR pada pertengahan tahun 2018. 

Per 31 Maret 2019, perusahaan memiliki saldo kas sebesar US$ 206 juta. Dana ini rencananya akan digunakan untuk mengakuisisi tambang batubara dalam waktu dekat, terutama untuk meningkatkan profil kredit perusahaan. Namun, tanpa akuisisi, Moody's memperkirakan leverage Geo Energy akan menjadi sekitar 5,5 kali dalam 12-18 bulan ke depan. Rasio ini dapat memicu penurunan peringkat yang dibatasi sebesar 4 kali. 

Adjusted leverage ini dapat meningkat lebih jauh jika Geo Energy tidak dapat memenuhi target produksi 2019 sekitar delapan juta ton batubara karena cuaca buruk yang berkelanjutan. 

Menurut perusahaan, operasional tambang memang dipengaruhi oleh cuaca buruk musiman seperti hujan lebat, terutama pada bulan Juni dan Juli. Saat ini, banjir telah mengurangi produksi batuabara bulan Juni di TBR. 

Namun, jika banjir tidak berkepanjangan, Geo Energy berharap bisa mengejar produksinya kembali. Geo Energy memiliki kontrak pengambilan batubara untuk semua produksi terkait ekspor di tambang TBR dengan Macquarie Bank Limited sejak November 2018.  

TBR adalah salah satu dari dua tambang batubara Geo Energy yang berlokasi di Kalimantan Selatan. Tambang keduanya memang rentan terhadap faktor-faktor eksternal seperti cuaca. Pada kuartal 2018, curah hujan yang tinggi juga menyebabkan produksi batubara turun 14% year on year. 

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Kasus Pajak
| Kamis, 27 November 2025 | 07:05 WIB

Kasus Pajak

Jadi pekerjaan rumah pemerintah untuk terus meningkatkan kepatuhan pajak masyarakat ditengah marak kasus korupsi pajak.

Mengukur Kerugian Akuisisi di Kasus ASDP
| Kamis, 27 November 2025 | 07:00 WIB

Mengukur Kerugian Akuisisi di Kasus ASDP

Kasus korupsi di ASDP yang melibatkan para mantan petinggi BUMN ini merupakan ujian integritas dan kualitas pengambilan keputusan.​

Harga Saham DNAR Lompat Kodok, Begini Kata Direktur OK Bank Soal Upaya Mengerek Modal
| Kamis, 27 November 2025 | 06:57 WIB

Harga Saham DNAR Lompat Kodok, Begini Kata Direktur OK Bank Soal Upaya Mengerek Modal

Lonjakan harga saham PT Bank Oke Indonesia Tbk (DNAR) seiring rencana OJK mengubah aturan permodalan bank umum.

Tekanan Jual Saham Mantan MSCI Mulai Mereda
| Kamis, 27 November 2025 | 06:57 WIB

Tekanan Jual Saham Mantan MSCI Mulai Mereda

Setelah aksi jual mulai reda, analis menilai terdapat peluang rebound di saham-saham yang keluar dari MSCI

HAIS Membidik Pendapatan Tumbuh 5%
| Kamis, 27 November 2025 | 06:54 WIB

HAIS Membidik Pendapatan Tumbuh 5%

Emiten jasa angkut pelayaran ini optimistis, permintaan dari pelanggan dan utilitas armada masih cenderung stabil.

Rupiah Terpengaruh Sentimen Eksternal pada Rabu (26/11)
| Kamis, 27 November 2025 | 06:30 WIB

Rupiah Terpengaruh Sentimen Eksternal pada Rabu (26/11)

Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot turun 0,04% secara harian ke Rp 16.664 per dolar AS. 

Merger Batal, Bank MNC dan Bank Nobu Didorong Tambah Modal
| Kamis, 27 November 2025 | 06:20 WIB

Merger Batal, Bank MNC dan Bank Nobu Didorong Tambah Modal

Merger antara Bank Nobu dan Bank MNC yang sempat diharapkan jadi konsolidasi sukarela percontohan di Tanah Air resmi batal. ​

Investor Institusi Domestik Mulai Melirik Investasi di Aset Digital
| Kamis, 27 November 2025 | 06:15 WIB

Investor Institusi Domestik Mulai Melirik Investasi di Aset Digital

Indonesia berada di posisi ke-7 setelah India, Amerika Serikat, Pakistan, Vietnam, Brasil, dan Nigeria dalam adopsi kripto institusional. 

Transaksi Valas Naik Jelang Akhir Tahun
| Kamis, 27 November 2025 | 06:15 WIB

Transaksi Valas Naik Jelang Akhir Tahun

Transaksi valas jelang akhir tahun naik dipicu tingginya kebutuhan masyarakat untuk berlibur ke luar negeri serta permintaan dari pelaku usaha 

Peta Persaingan Bank Digital Berpotensi Berubah
| Kamis, 27 November 2025 | 06:05 WIB

Peta Persaingan Bank Digital Berpotensi Berubah

Wacana merger dua ekosistem besar seperti GOTO dan Grab menyisakan pertanyaan mengenai nasib bank digital di belakangnya.​

INDEKS BERITA

Terpopuler