Produsen Otomotif Global Terancam Kehilangan Potensi Pendapatan US$ 210 Miliar

Kamis, 23 September 2021 | 15:58 WIB
Produsen Otomotif Global Terancam Kehilangan Potensi Pendapatan US$ 210 Miliar
[ILUSTRASI. Deretan mobil baru berada di tempat penampungan di Karawang, Jawa Barat (21/8/2021). Gaikindo mencatat produksi kendaraan roda empat atau lebih sepanjang Juli 2021 turun 25,1% secara bulanan atau menjadi 74.409 unit. (KONTAN/Baihaki)]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - DETROIT. Produsen mobil global terancam kehilangan pendapatan potensial hingga US$ 210 miliar di tahun ini, akibat gangguan dalam rantai pasokan. Nilai proyeksi yang dipublikasikan perusahaan konsultan Alixpartners, Kamis (23/9), itu hampir dua kali lipat daripada perkiraan yang dirancang awal tahun ini.

Kekurangan pasokan semikonduktor hanya sebagian dari masalah supply chain yang mengadang industri otomotif, demikian penuturan Alixpartners dalam perkiraan terbarunya. Harga yang tinggi dan pasokan terbatas dari sejumlah komoditas, seperti baja dan resin plastik, menaikkan biaya produksi dan memaksa pembuat mobil untuk membatasi produksi.

Produsen otomotif berada di jalur kehilangan produksi sampai 7,7 juta unit di tahun ini, menurut perkiraan baru. Alixpartners memberi saran kepada pembuat mobil tentang rantai pasokan dan masalah lainnya.

Baca Juga: Gangguan Pasokan Bayangi Produsen Komponen Otomotif Asia Tenggara di Kuartal Ketiga

Pada bulan Mei, perusahaan memperkirakan pembuat mobil akan kehilangan potensi pendapatan hingga US$ 110 miliar. Dan volume produksi di tahun ini terancam turun 3,9 juta unit.

Perkiraan baru yang lebih suram itu membuntuti peringatan dari pembuat mobil dan produsen truk komersial bahwa kekurangan semikonduktor dan lonjakan harga komoditas tidak mereda menjelang akhir tahun 2021, seperti yang pernah diharapkan para eksekutif industri.

Pekan lalu, IHS Markit memangkas prospek produksi industri otomotif global untuk 2021 dan 2022.

Di pasar Amerika Serikat (AS), penjualan kendaraan mulai melambat karena persediaan di banyak dealer adalah pasokan sekitar 20 hari, kurang dari setengah tingkat normal, kata Dan Hearsch, direktur pelaksana di praktik otomotif Alixpartners.

Baca Juga: Daimler perkirakan masalah kekurangan cip baru akan teratasi tahun 2023

"Kami awalnya berasumsi situasi akan kembali normal dan volume kembali pada kuartal keempat. Tapi itu tidak terjadi,” kata Hearsch.

Sebaliknya, pembuat mobil dapat memiliki persediaan yang ketat hingga akhir 2022 atau awal 2023, katanya.

Pasokan semikonduktor dalam beberapa bulan terakhir tertekan oleh lonjakan kasus Covid-19 di Malaysia, hingga menghambat produksi komponen lain.

Kongesti yang melanda pelabuhan-pelabuhan utama di AS menghambat upaya produsen mobil untuk mengimpor lebih banyak resin plastik dan baja, katanya.

Sebagai tanggapan, pembuat mobil berkomitmen untuk kontrak yang lebih lama untuk mengunci pasokan, membeli hingga 40 sampai 50 minggu sebelumnya. “Mereka bersiap untuk hal-hal yang tidak akan pernah mereka lakukan setahun yang lalu,” kata Hearsch.

Selanjutnya: Wapres AS Ajak Dunia Patungan untuk Mengantisipasi Ancaman Pandemi di Masa Depan

 

Bagikan

Berita Terbaru

Saham-Saham Cepek Unjuk Gigi, dari OASA, BKSL Hingga BUMI, Ada yang bisa Dicermati?
| Selasa, 17 Juni 2025 | 09:47 WIB

Saham-Saham Cepek Unjuk Gigi, dari OASA, BKSL Hingga BUMI, Ada yang bisa Dicermati?

Beberapa saham cepek mengalami kenaikan harga yang diiringi dengan kenaikan volume transaksi yang signifikan. 

Indonesia dan Singapura Perkuat Enam Kerja Sama
| Selasa, 17 Juni 2025 | 09:07 WIB

Indonesia dan Singapura Perkuat Enam Kerja Sama

Kerja sama ini ditegaskan dalam pertemuan tingkat menteri The 15th Indonesia-Singapore Six Bilateral Economic Working Groups Ministerial Meeting

BI Diramal Tahan Lagi Suku Bunga
| Selasa, 17 Juni 2025 | 09:01 WIB

BI Diramal Tahan Lagi Suku Bunga

Bank Indonesia mengadakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Juni mulai Selasa (17/6) hingga Rabu (18/6) besok

Menghadang Dampak Ekonomi Perang Iran-Israel
| Selasa, 17 Juni 2025 | 08:53 WIB

Menghadang Dampak Ekonomi Perang Iran-Israel

Konflik Iran dan Israel menambah tekanan terhadap perekonomian Indonesia dari sisi harga minyak dan rupiah

Laba Bersih Mei Positif, Capital Group Hingga JP Morgan Profit Taking Saham BBCA
| Selasa, 17 Juni 2025 | 08:49 WIB

Laba Bersih Mei Positif, Capital Group Hingga JP Morgan Profit Taking Saham BBCA

Pada Mei 2025 BBCA mencatatkan laba bersih bank only sebesar Rp 5 triliun atau tumbuh 12% year on year (YoY).

Profit 33,48% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Turun Dalam (17 Juni 2025)
| Selasa, 17 Juni 2025 | 08:46 WIB

Profit 33,48% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Turun Dalam (17 Juni 2025)

Harga emas Antam hari ini (17 Juni 2025) 1.950.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 33,48% jika menjual hari ini.

Harga Melesat Hingga Terkena UMA dan Suspensi, Manajemen MGLV: Tak Ada Aksi Korporasi
| Selasa, 17 Juni 2025 | 08:10 WIB

Harga Melesat Hingga Terkena UMA dan Suspensi, Manajemen MGLV: Tak Ada Aksi Korporasi

MGLV belum merilis tiga laporan keuangan, yaitu laporan keuangan kuartal III-2024, setahun penuh 2024, dan kuartal I-2025. 

Bursa Mengkaji Ulang Jam Perdagangan Saham
| Selasa, 17 Juni 2025 | 07:36 WIB

Bursa Mengkaji Ulang Jam Perdagangan Saham

Otoritas bursa kembali memunculkan wacana penyesuaian jam perdagangan, dengan alasan supaya tidak tertinggal dengan bursa lainnya.

MEDC Mencatat Lifting Minyak Perdana dari Lapangan Forel
| Selasa, 17 Juni 2025 | 07:33 WIB

MEDC Mencatat Lifting Minyak Perdana dari Lapangan Forel

Produksi dari lapangan telah mencapai 10.000 barel minyak per hari (BOPD) dan ditampung di FPSO Marlin Natuna 

Menimbang Rotasi ke Sektor Saham Unggulan
| Selasa, 17 Juni 2025 | 07:30 WIB

Menimbang Rotasi ke Sektor Saham Unggulan

Ketidakpastian tarif dagang dan memanasnya tensi geopolitik membuat pelaku pasar mulai menyesuaikan kembali portofolio sahamnya.

INDEKS BERITA

Terpopuler