Produsen Otomotif Global Terancam Kehilangan Potensi Pendapatan US$ 210 Miliar
KONTAN.CO.ID - DETROIT. Produsen mobil global terancam kehilangan pendapatan potensial hingga US$ 210 miliar di tahun ini, akibat gangguan dalam rantai pasokan. Nilai proyeksi yang dipublikasikan perusahaan konsultan Alixpartners, Kamis (23/9), itu hampir dua kali lipat daripada perkiraan yang dirancang awal tahun ini.
Kekurangan pasokan semikonduktor hanya sebagian dari masalah supply chain yang mengadang industri otomotif, demikian penuturan Alixpartners dalam perkiraan terbarunya. Harga yang tinggi dan pasokan terbatas dari sejumlah komoditas, seperti baja dan resin plastik, menaikkan biaya produksi dan memaksa pembuat mobil untuk membatasi produksi.
Produsen otomotif berada di jalur kehilangan produksi sampai 7,7 juta unit di tahun ini, menurut perkiraan baru. Alixpartners memberi saran kepada pembuat mobil tentang rantai pasokan dan masalah lainnya.
Baca Juga: Gangguan Pasokan Bayangi Produsen Komponen Otomotif Asia Tenggara di Kuartal Ketiga
Pada bulan Mei, perusahaan memperkirakan pembuat mobil akan kehilangan potensi pendapatan hingga US$ 110 miliar. Dan volume produksi di tahun ini terancam turun 3,9 juta unit.
Perkiraan baru yang lebih suram itu membuntuti peringatan dari pembuat mobil dan produsen truk komersial bahwa kekurangan semikonduktor dan lonjakan harga komoditas tidak mereda menjelang akhir tahun 2021, seperti yang pernah diharapkan para eksekutif industri.
Pekan lalu, IHS Markit memangkas prospek produksi industri otomotif global untuk 2021 dan 2022.
Di pasar Amerika Serikat (AS), penjualan kendaraan mulai melambat karena persediaan di banyak dealer adalah pasokan sekitar 20 hari, kurang dari setengah tingkat normal, kata Dan Hearsch, direktur pelaksana di praktik otomotif Alixpartners.
Baca Juga: Daimler perkirakan masalah kekurangan cip baru akan teratasi tahun 2023
"Kami awalnya berasumsi situasi akan kembali normal dan volume kembali pada kuartal keempat. Tapi itu tidak terjadi,” kata Hearsch.
Sebaliknya, pembuat mobil dapat memiliki persediaan yang ketat hingga akhir 2022 atau awal 2023, katanya.
Pasokan semikonduktor dalam beberapa bulan terakhir tertekan oleh lonjakan kasus Covid-19 di Malaysia, hingga menghambat produksi komponen lain.
Kongesti yang melanda pelabuhan-pelabuhan utama di AS menghambat upaya produsen mobil untuk mengimpor lebih banyak resin plastik dan baja, katanya.
Sebagai tanggapan, pembuat mobil berkomitmen untuk kontrak yang lebih lama untuk mengunci pasokan, membeli hingga 40 sampai 50 minggu sebelumnya. “Mereka bersiap untuk hal-hal yang tidak akan pernah mereka lakukan setahun yang lalu,” kata Hearsch.
Selanjutnya: Wapres AS Ajak Dunia Patungan untuk Mengantisipasi Ancaman Pandemi di Masa Depan