Prospek Saham Kalbe Farma (KLBF) Tertopang Vaksin dan Produk Baru

Kamis, 27 Januari 2022 | 01:04 WIB
Prospek Saham Kalbe Farma (KLBF) Tertopang Vaksin dan Produk Baru
[]
Reporter: Kenia Intan | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kasus positif Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Hingga Rabu (26/1) ada tambahan 7.010 kasus sehingga total 4,30 juta kasus positif Covid-19. Sebagai salah satu emiten farmasi, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) menjadi emiten yang diuntungkan oleh kasus Covid-19. 

Menurut Analis MNC Sekuritas Rifqi Ramadhan, efeknya kali ini tidak begitu signifikan terhadap top line maupun bottom line KLBF. Begitu pula dengan akumulasi keseluruhan pendapatan segmen produk Kalbe Farma. 

Selain kinerja yang dipandang masih mampu terkerek di tengah peningkatan kasus Covid-19, Rifqi memperkirakan peluncuran vaksin GX-19N KLBF akan berdampak positif pada performa perusahaan tahun ini. 

Baca Juga: Kalbe Farma (KLBF) Siapkan Fasilitas Cold Chain untuk Vaksin Booster

Rencana peluncuran vaksin ini akan dilakukan di kuartal II - 2022. "Program vaksinasi akan terus dijalankan pemerintah, setidaknya untuk ketercapaian lebih dari 70% dosis dua kami perkirakan pada kuartal III 2022," jelas dia. Kendati begitu, Rifqi belum menghitung besaran kontribusi peluncuran vaksin terhadap pendapatan KLBF. 

Lalu, pertumbuhan KLBF tahun ini juga akan ditopang kenaikan average selling price (ASP), serta volume penjualan meningkat karena kesadaran masyarakat konsumsi produk multivitamin lebih tinggi. Rifqi juga melihat KLBF masih efisiensi biaya di tengah penurunan margin laba. 

Produk baru

Willy Goutama Analis Maybank Kim Eng Sekuritas dalam riset 13 Januari menilai, prospek bisnis KLBF masih kuat ke depan didukung dari kemampuan riset dan development serta logistik yang memungkinkan KLBF memulai bisnis vaksin lebih cepat. 

Willy menyebut, bisnis vaksin GX-19N akan tertopang semakin banyaknya masyarakat mulai mencari vaksin dosis ketiga atau vaksin booster. 

Mempertimbangkan beberapa bisnis KLBF yang masih akan bertumbuh ke depan, Willy berharap Compound Annual Growth Rate (CAGR) penjualan sepanjang tahun 2020-2023 bisa mencapai 8% dari 5% periode 2016-2019. 

Baca Juga: Kasus Covid-19 Kembali Menanjak, Kinerja Kalbe Farma (KLBF) Diproyeksi Masih Solid

Hal memungkinkan bisnis resep dan distribusi yang selama ini menjadi penopang utama. Adapun obat resep akan terdorong peluncuran produk biosimiliar. Sementara bisnis distribusi akan terdorong pertumbuhan signifikan dari bisnis medical consumable. 

Untuk menopang hal tersebut, KLBF mengoperasikan pabrik baru di Pulogadung telah dibuka pada kuartal IV 2021. Hitungan Willy, hingga akhir 2022, KLBF diproyeksi bisa mengantongi pendapatan Rp 27,09 triliun dengan laba bersih Rp 3,21 triliun. Prediksi tersebut lebih tinggi dibanding hitungan pendapatan dan laba bersih KLBF sepanjang tahun 2021 masing-masing akan mencapai Rp 25,34 triliun dan Rp 2,93 triliun. 

Analis RHB Sekuritas Michael Setjoadi juga memproyeksikan kinerja KLBF akan mencetak pendapatan hingga Rp 26,7 triliun dan laba bersih Rp 3,17 triliun di akhir tahun ini. Sementara pada tahun lalu, dia memperkirakan, pendapatan akan mencapai Rp 24,77 triliun dengan laba bersih Rp 3,01 triliun. 

Kalau menurut Michael, bisnis farmasi khusus milik KLBF belum akan berkontribusi pada tahun ini. 
Menurut dia, peluncuran produk farmasi khusus, seperti biosimiliar dan onkologi baru akan berdampak pada tahun depan. Tapi ketika produk ini mulai berkontribusi maka margin KLBF akan meningkat terutama pada tahun 2023 dan selanjutnya. 

Tahun ini, KLBF juga masih akan dihadapkan pada kemungkinan tekanan margin lantaran potensi kenaikan harga bahan baku. Apalagi sebesar 50% hingga 60% bahan baku produk farmasi masih diimpor. 

Sementara, ruang untuk menaikkan harga pun dipandang masih terbatas mengingat pemulihan daya beli yang dinilai masih lemah, serta persaingan semakin ketat.

Baca Juga: Omicron Naik, Permintaan Tes PCR Menanjak

Karena itu, Michael merekomendasikan netral saham KLBF dengan target harga Rp 1.630 per saham. Sedangkan Willy menyarankan buy dengan target harga Rp 2.000 per saham. Rifqi merekomendasikan hold dengan target harga Rp 1.800 per saham. Rabu (26/1), harga KLBF di level Rp 1.700 per saham.   

Bagikan

Berita Terbaru

Merdeka Battery Material (MBMA) Suntik Modal Anak Usaha US$ 51 juta
| Kamis, 18 Desember 2025 | 10:30 WIB

Merdeka Battery Material (MBMA) Suntik Modal Anak Usaha US$ 51 juta

PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) mengumumkan transaksi pemberian pinjaman ke anak usaha terkendali yakni PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM).​

Pengendali Tambah Porsi Kepemilikan 66,5 Juta Saham di SILO
| Kamis, 18 Desember 2025 | 10:14 WIB

Pengendali Tambah Porsi Kepemilikan 66,5 Juta Saham di SILO

Pengendali PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO), Sight Investment Company Pte Ltd selaku menambah porsi kepemilikan sahamnya di SILO. 

Sucor Sekuritas Siap Bawa Tiga Perusahaan Melantai di BEI
| Kamis, 18 Desember 2025 | 10:10 WIB

Sucor Sekuritas Siap Bawa Tiga Perusahaan Melantai di BEI

Sucor Sekuritas akan membawa tiga perusahaan jumbo untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) di tahun 2026.

Ada Libur Natal dan Tahun Baru, Penjualan AMRT Bisa Menderu
| Kamis, 18 Desember 2025 | 10:04 WIB

Ada Libur Natal dan Tahun Baru, Penjualan AMRT Bisa Menderu

Salah satu emiten ritel yang diproyeksi bakal kecipratan rezeki dari momen Natal dan tahun baru 2025 adalah PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT).

Emiten MIND ID Siap Genjot Kinerja Pada 2026
| Kamis, 18 Desember 2025 | 09:58 WIB

Emiten MIND ID Siap Genjot Kinerja Pada 2026

Emiten pertambangan anggota holding MIND ID membidik pertumbuhan kinerja keuangan dan produksi pada 2026​.

Angkat Hans Patuwo Jadi CEO Baru, Kinerja GOTO Bisa Melaju
| Kamis, 18 Desember 2025 | 09:49 WIB

Angkat Hans Patuwo Jadi CEO Baru, Kinerja GOTO Bisa Melaju

Hans Patuwo akhirnya resmi ditunjuk sebagai Direktur Utama dan Group Chief Executive Officer (CEO)  PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO).

Superbank (SUPA) Listing di BEI, Emiten Grup Emtek Semakin Seksi
| Kamis, 18 Desember 2025 | 09:42 WIB

Superbank (SUPA) Listing di BEI, Emiten Grup Emtek Semakin Seksi

Berbagai aksi korporasi dilakukan Grup Emtek di sepanjang tahun 2025. Terbaru, PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA) resmi listing di BEI. ​

Laju Ekonomi 5,4% Belum Mampu Serap Tenaga Kerja
| Kamis, 18 Desember 2025 | 09:30 WIB

Laju Ekonomi 5,4% Belum Mampu Serap Tenaga Kerja

Tingginya target pertumbuhan ekonomi Indonesia, belum sepenuhnya bisa menyelesaikan persoalan tenaga kerja

Paradoks Akhir Tahun: Pemerintah Tebar Diskon, Alam Bunyikan Alarm Bahaya
| Kamis, 18 Desember 2025 | 09:00 WIB

Paradoks Akhir Tahun: Pemerintah Tebar Diskon, Alam Bunyikan Alarm Bahaya

Jika warga Jakarta batal ke luar kota, perputaran uang akan terkunci sehingga pemerataan ekonomi antardaerah tertahan.

Ruang Pemangkasan Bunga Acuan Lebih Sempit
| Kamis, 18 Desember 2025 | 08:43 WIB

Ruang Pemangkasan Bunga Acuan Lebih Sempit

Bank Indonesia (BI) menutup tahun 2025 dengan mempertahankan suku bunga acuan alias BI rate di level 4,75%

INDEKS BERITA

Terpopuler