Proyeksi IHSG: Asing Menunggangi Window Dressing

Senin, 23 Desember 2019 | 05:31 WIB
Proyeksi IHSG: Asing Menunggangi Window Dressing
[Karyawan berjalan di dekat layar pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (13/12/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini diperkirakan akan melanjutkan penguatan berkat sentimen window dressing. ANTARA FOTO/Reno Esnir/foc.]
Reporter: Kenia Intan | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,55% ke level 6.284,37 pada perdagangan Jumat  (20/12) pekan lalu.

Penguatan IHSG  diprediksi berlanjut pada perdagangan hari ini, Senin (23/12).

Direktur Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan, pola kenaikan IHSG masih terlihat dalam jangka pendek, menengah, maupun panjang.

Ada beberapa faktor penunjang penguatan IHSG. Salah satunya arus dana asing sejak awal tahun yang masih tercatat positif.

Baca Juga: Taspen Jadi Calon Juru Selamat Jiwasraya

Mengutip Bursa Efek Indonesia (BEI), investor asing mencatatkan net buy Rp 47,83 triliun. "Stabilnya perekonomian, serta kuatnya fundamental perekonomian menjadi faktor pendorong lain," tulis William dalam risetnya akhir pekan lalu.

Analis Samuel Sekuritas Indonesia Dessy Lapagu memperkirakan, net buy asing, masih akan mempengaruhi pergerakan IHSG sepekan ke depan. Investor asing mulai masuk menunggangi aksi window dressing yang terjadi di pasar.

Baca Juga: Review IHSG: Melaju Karena Disokong Investor Asing

Berdasarkan indikator teknikal, Analis Binaartha Sekuritas M. Nafan Aji Gusta Utama juga memprediksi pergerakan IHSG masih bisa menguat. Ada pola upward bar yang mengindikasikan IHSG berpeluang menuju ke area resistance. Hitungan Nafan, rentang support-resistance pada Senin ini ada di 6.210,78-6.304,05.

Dessy memperkirakan, IHSG menguat Senin ini dengan rentang pergerakan 6.200-6.350. Sementara menurut William, indeks akan bergerak di kisaran 6.123 hingga 6.336.

Bagikan

Berita Terbaru

Kongsi IBC, Antam dan CATL Atur Skema Pendanaan Sindikasi Luar Negeri dan Himbara
| Jumat, 15 November 2024 | 15:15 WIB

Kongsi IBC, Antam dan CATL Atur Skema Pendanaan Sindikasi Luar Negeri dan Himbara

Nilai investasi ekosistem baterai EV di proyek patungan IBC, Antam dan anak usaha CATL mencapai kurang lebih US$ 6 miliar.

Aral Melintang Gerus Komposisi China di Smelter Nikel Indonesia Demi Tembus Pasar AS
| Jumat, 15 November 2024 | 14:30 WIB

Aral Melintang Gerus Komposisi China di Smelter Nikel Indonesia Demi Tembus Pasar AS

Meski mendapat halangan dari Amerika Serikat, China dan Indonesia akan tetap mendominasi pasokan nikel dunia.

Pasar Obligasi Asia Bakal Tumbuh Subur, Indonesia Jadi Salah Satu Pendorong
| Jumat, 15 November 2024 | 10:40 WIB

Pasar Obligasi Asia Bakal Tumbuh Subur, Indonesia Jadi Salah Satu Pendorong

China, Indonesia, India, dan Filipina diprediksi akan terus memimpin pertumbuhan pasar obligasi di Asia.​

Saham Lapis Dua Mulai Merana
| Jumat, 15 November 2024 | 09:02 WIB

Saham Lapis Dua Mulai Merana

Setelah sempat menguat di tengah pelemahan saham-saham big cap, kini saham-saham lapis kedua juga mulai kehilangan tenaga.

Harga Emas Turun tapi Stok Logam Mulia Antam Belum Tersedia
| Jumat, 15 November 2024 | 08:49 WIB

Harga Emas Turun tapi Stok Logam Mulia Antam Belum Tersedia

Tidak tersedianya stok emas batangan Antam bisa terjadi karena masalah logistik ataupun permintaan. 

Saham Big Cap Mulai Minim Sokongan Asing
| Jumat, 15 November 2024 | 08:48 WIB

Saham Big Cap Mulai Minim Sokongan Asing

Beberapa saham berada di daftar top 10 market cap bursa, tidak  masuk dalam portofolio hedge fund asing

Incar Dana Rp 2 Triliun dari Obligasi, Tower Bersama Catat Oversubscribed
| Jumat, 15 November 2024 | 08:42 WIB

Incar Dana Rp 2 Triliun dari Obligasi, Tower Bersama Catat Oversubscribed

Rasio lancar TBIG per September 2024 berada di angka 0,2x, turun dari periode sama tahun sebelumya yang sebesar 0,3x. 

Daya Beli Anjlok, Kinerja Industri Ritel Keok
| Jumat, 15 November 2024 | 07:55 WIB

Daya Beli Anjlok, Kinerja Industri Ritel Keok

Pelemahan industri ritel disebabkan oleh beberapa faktor ekonomi, termasuk tren deflasi yang terjadi selama lima bulan berturut-turut.

Pemerintah Menindak Penyelundupan Barang Senilai Rp 6,1 Triliun di Sepanjang 2024
| Jumat, 15 November 2024 | 07:29 WIB

Pemerintah Menindak Penyelundupan Barang Senilai Rp 6,1 Triliun di Sepanjang 2024

Pemerintahan Prabowo Subianto membentuk Desk Pencegahan dan Pemberantasan Penyelundupan di bawah koordinasi Kemenko Bidang Politik dan Keamanan.

Dilema Industri di Tengah Lonjakan Harga Kakao
| Jumat, 15 November 2024 | 07:20 WIB

Dilema Industri di Tengah Lonjakan Harga Kakao

Produsen makanan dan minuman fokus melakukan efisiensi dan pengetatan biaya operasional untuk mengantisipasi efek kenaikan harga kakao.

INDEKS BERITA

Terpopuler