Punya Saham Nyangkut di SQMI? Suspensinya Bisa Lebih Lama Lagi, Lho

Rabu, 09 Oktober 2019 | 08:52 WIB
Punya Saham Nyangkut di SQMI? Suspensinya Bisa Lebih Lama Lagi, Lho
[ILUSTRASI. Peleburan emas di Venezuela]
Reporter: Tedy Gumilar | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nyangkut di saham yang tengah disuspensi Bursa Efek Indonesia (BEI) tentu bukan pengalaman yang menyenangkan.

Apalagi jika belakangan kinerja fundamental tersebut malah kian memburuk.

Sebab, harapan untuk menjual saham tersebut jadi kian menipis.

Nah, Anda yang tengah mengempit saham PT Renuka Coalindo Tbk (SQMI) tentunya tengah berada dalam kondisi seperti ini.

Sejak 30 September 2019, BEI mensuspensi perdagangan saham SQMI.

Penyebabnya, pada laporan keuangan per 30 Juni 2019 perusahaan pertambangan emas itu tidak membukukan pendapatan usaha.

Baca Juga: Pengendali baru Renuka Coalindo (SQMI) mulai tender offer

Nah, Rabu pagi ini (09/10) BEI mempublikasikan laporan keuangan SQMI per 30 September 2019.

Hasilnya, penjualan SQMI tercatat 0 rupiah, alias tidak membukukan pendapatan usaha sama sekali.

Sebagai perbandingan, per 30 September 2018 SQMI masih membukukan penjualan sekitar Rp 4,33 miliar.

Bukan hanya itu, defisiensi modal neto emiten tersebut juga membengkak dari Rp 115,01 miliar per 30 September 2018 menjadi Rp 125,02 miliar per 30 September 2019.

Nongol di kuartal III

Sebelumnya, pada Senin lalu (07/10) Direktur Penilaian BEI I Gede Nyoman Yetna menyebut, tidak akan serta merta membuka suspensi walaupun emiten itu menyatakan telah memperoleh pendapatan.

Baca Juga: BEI belum akan membuka suspend saham Renuka Coalindo (SQMI)

Manajemen PT Renuka Coalindo Tbk sudah memberikan tanggapan atas penghentian perdagangan saham perusahaan tersebut pada 5 Oktober 2019.

Irwan Darmawan, Direktur PT Renuka Coalindo Tbk menyebut, pada 4 Oktober 2019 anak usaha SQMI, yakni PT Wilton Wahana Indonesia telah menjual sebagian emas sebanyak 3.443 kilogram.

Emas itu dibeli oleh PT Indah Golden Signature menggunakan harga spot Rp 678.286 per gram.

Setelah dipotong diskon diskon, PPh, serta royalty, maka pendapatan bersih yang akan dikantongi perseroan sebesar Rp 2,33 miliar. 

Baca Juga: SQMI Merancang Pabrik Emas Tahap Kedua

Irwan menyatakan, hingga fasilitas pengolahan beroperasi penuh, pihaknya berencana untuk secara berkala menjual emas hasil trial production agar menjadi pendapatan Grup Perseroan yang berkesinambungan.

Nah, mengingat penjualan itu baru terjadi pada 4 Oktober 2019, maka bisa dipastikan, baru pada laporan keuangan kuartal III-2019 SQMI akan membukukan penjualan.

Bagikan

Berita Terbaru

PetroChina Investasi Besar Demi Eksplorasi Blok Jabung, RATU Punya 8 Persen PI
| Jumat, 28 November 2025 | 10:40 WIB

PetroChina Investasi Besar Demi Eksplorasi Blok Jabung, RATU Punya 8 Persen PI

PetroChina akan menggelar eksplorasi 6 sumur baru dan 11 sumur work over di Blok Jabung hingga 2028.

Operator Telekomunikasi Optimalkan Layanan AI
| Jumat, 28 November 2025 | 08:50 WIB

Operator Telekomunikasi Optimalkan Layanan AI

Perkembangan ini menjadi hal positif apalagi industri telekomunikasi saat ini sudah menyebar ke banyak wilayah Tanah Air.

Voksel Electric (VOKS) Mengejar Target Pertumbuhan 15%
| Jumat, 28 November 2025 | 08:40 WIB

Voksel Electric (VOKS) Mengejar Target Pertumbuhan 15%

VOKS membidik proyek ketenagalistrikan baru, termasuk melalui lelang yang akan dilakukan PT PLN (Persero).

Berharap Bisnis Melaju dengan Diskon Nataru
| Jumat, 28 November 2025 | 08:30 WIB

Berharap Bisnis Melaju dengan Diskon Nataru

Tak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi, pemerintah berharap program diskon belanja ini dapat meningkatkan daya beli masyarakat.

Prodia Widyahusada (PRDA) Siapkan Strategi Bisnis di 2026
| Jumat, 28 November 2025 | 08:10 WIB

Prodia Widyahusada (PRDA) Siapkan Strategi Bisnis di 2026

Pada tahun depan, Prodia jWidyahusada membidik posisi sebagai South East Asia (SEA) Referral Laboratory.

DOID Akan Terbitkan Global Bond Setara Rp 8,31 Triliun
| Jumat, 28 November 2025 | 08:01 WIB

DOID Akan Terbitkan Global Bond Setara Rp 8,31 Triliun

Rencana penerbitan global bond merupakan bagian dari strategi DOID untuk mempertahankan sumber pendanaan yang terdiversifikasi. 

Konsumsi Produk Bisa Meningkat, Prospek KLBF Semakin Sehat
| Jumat, 28 November 2025 | 07:53 WIB

Konsumsi Produk Bisa Meningkat, Prospek KLBF Semakin Sehat

Kinerja PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) KLBF pada 2026 masih prospektif dengan ditopang segmen pharma (prescription) dan consumer health. 

Realisasi Marketing Sales Anjlok, Kinerja Agung Podomoro Land (APLN) Ikut Jeblok
| Jumat, 28 November 2025 | 07:47 WIB

Realisasi Marketing Sales Anjlok, Kinerja Agung Podomoro Land (APLN) Ikut Jeblok

Kinerja PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) loyo di sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini. Lemahnya daya beli jadi salah satu pemicunya.

Demutualisasi Bisa Mendorong Penerapan GCG di BEI
| Jumat, 28 November 2025 | 07:36 WIB

Demutualisasi Bisa Mendorong Penerapan GCG di BEI

Penerapan demutualisasi dinilai tidak akan berdampak kepada investor. Justru, itu jadi sarana BEI untuk menerapkan good corporate governance. ​

Kinerja Saham Pelat Merah Belum Cerah
| Jumat, 28 November 2025 | 07:30 WIB

Kinerja Saham Pelat Merah Belum Cerah

Saham emiten BUMN cenderung stagnan, bahkan terkoreksi dalam 1-2 tahun terakhir. Alhasil, saham emiten BUMN tak lagi jadi penopang laju IHSG​.

INDEKS BERITA

Terpopuler