Rupiah Meleot, Ketahanan Likuiditas Valas Diuji

Rabu, 09 April 2025 | 06:12 WIB
Rupiah Meleot, Ketahanan Likuiditas Valas Diuji
[ILUSTRASI. Petugas menunjukan uang pecahan dolar AS dan rupiah di gerai penukaran mata uang asing, Jakarta, Selasa (8/4/2025). ]
Reporter: Adrianus Octaviano, Rilanda Virasma | Editor: Dina Hutauruk

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah terus melemah usai pengumuman tarif baru impor Amerika Serikat (AS). Ini memicu kekhawatiran likuiditas valas perbankan akan seret. Di pasar spot, Selasa (8/4), rupiah ditutup di level Rp16.891 per dollar AS dan sempat menyentuh Rp 17.224 pada Senin (7/4)

Mengacu data Bank Indonesia (BI), laju kredit valas terus meningkat. Per Februari 2025, kredit valas tercatat tumbuh 17,35% secara tahunan, naik dari bulan sebelumnya yang tumbuh 14,5% secara tahunan. Sementara dana pihak ketiga (DPK) valas hanya tumbuh 4,2% secara tahunan pada Februari, walau trennya membaik dari akhir tahun lalu. 

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae menyebut kondisi likuiditas valas masih tergolong aman. Nilai DPK valas yang dimiliki bank diyakini masih memadai mendukung ekspansi penyaluran kredit valas. “Sejauh ini, kami melihat net open position masih aman,” ujarnya, Selasa (8/4).

Namun, OJK tak akan diam dengan kondisi rupiah yang terus melemah. Dian menegaskan, OJK terus berkoordinasi dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) terkait masalah ini. 

Trioksa Siahaan, SVP Head of Research Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) mengingatkan ada potensi inflasi impor akibat pelemahan rupiah, yang bisa berdampak pada simpanan devisa hasil ekspor (DHE) dan likuiditas bank. 

Baca Juga: Likuiditas Ketat Tetap Menghantui Bank KBMI 4

Seperti diketahui, pemerintah mewajibkan eksportir sumber daya alam (SDA) menyimpan 100% dana hasil ekspor (DHE) di dalam negeri sejak Maret. Trioksa menyarankan perbankan meningkatkan aspek kehati-hatian dalam menyalurkan kredit valas. 

Bhima Yudhistira dari CELIOS mendorong bank melakukan stress test, memperkuat CKPN, dan mencari sumber valas alternatif. 

Untuk menjaga likuiditas valas, Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Ashidiq Iswara mengatakan, Bank Mandiri memiliki berbagai sumber pendanaan valas. Misalnya transaksi yang sifatnya bilateral, club deal, atau penerbitan surat utang.

Bank Mandri baru-baru ini menerbitkan Euro Medium Term Note senilai US$ 800 juta.  “Dengan pengelolaan likuiditas valas yang hati-hati, fleksibel, serta didukung diversifikasi sumber dana, kami yakin Bank Mandiri tetap berada dalam posisi kuat untuk menjaga kestabilan dan kecukupan likuiditas,” kata Ashidiq, Selasa (8/4).

Baca Juga: BI Belum Berniat Turunkan GWM Perbankan, Karena Telah Tambah Insentif Likuiditas KLM

Bank Central Asia (BCA) juga sigap mengantisipasi pengetatan likuiditas valas. EVP Corporate Communication BCA Hera F. Haryn mengatakan, pihaknya akan mengelola paparan valas dengan menjaga posisi devisa neto (PDN) di level konservatif 0,3%, jauh di bawah ambang 20%. 

Hera bilang, BCA telah juga menyiapkan berbagai langkah untuk mengantisipasi risiko pasar yang terkait nilai tukar dan suku bunga. 

Bank OCBC NISP mengklaim likuiditas valas tetap aman dengan loan to deposit ratio (LDR) sekitar 80%, berkat dukungan kebijakan BI. “Ke depan, OCBC NISP Indonesia akan menjaga pendanaannya dengan baik,” kata Presiden Direktur OCBC Parwati Surjaudaja.        

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Patriot Bond Danantara Jilid Kedua Dikabarkan Terbit Lebih Cepat dari Jadwal Awal
| Jumat, 12 Desember 2025 | 08:16 WIB

Patriot Bond Danantara Jilid Kedua Dikabarkan Terbit Lebih Cepat dari Jadwal Awal

Berbeda dengan Patriot Bond jilid I yang kelebihan permintaan (oversubscribe), Patriot Bond II punya cerita berbeda.

SIDO Kebut Penjualan di Akhir Tahun, Laba Kuartal IV-2025 Diproyeksi Melonjak 59%
| Jumat, 12 Desember 2025 | 08:04 WIB

SIDO Kebut Penjualan di Akhir Tahun, Laba Kuartal IV-2025 Diproyeksi Melonjak 59%

Sido Muncul agresif perluas distribusi hingga 100 ribu gerai modern dan luncurkan produk baru. Kinerja ekspor juga meningkat 23% YoY. 

Intikeramik Alamasri (IKAI) Membenahi Fundamental Keuangan
| Jumat, 12 Desember 2025 | 07:50 WIB

Intikeramik Alamasri (IKAI) Membenahi Fundamental Keuangan

IKAI memasuki periode pemeliharaan besar (major maintenance). Artinya mesin-mesin diperbaiki, diservis untuk memastikan tetap berjalan lancar

Marketplace Siap Kerek Biaya Admin
| Jumat, 12 Desember 2025 | 07:45 WIB

Marketplace Siap Kerek Biaya Admin

Pendanaan ke sektor e-commerce tidak sebesar dulu, sehingga beberapa platform melakukan penyesuaian untuk menjaga keberlanjutan operasional.

OJK Relaksasi Kredit Wilayah Bencana
| Jumat, 12 Desember 2025 | 07:29 WIB

OJK Relaksasi Kredit Wilayah Bencana

Kebijakan ini mengacu pada POJK 19/2022 tentang perlakuan khusus bagi lembaga jasa keuangan di daerah terdampak bencana. 

Usulan Status Ojol  Menjadi Pelaku Usaha Mikro
| Jumat, 12 Desember 2025 | 07:25 WIB

Usulan Status Ojol Menjadi Pelaku Usaha Mikro

Akan menyampaikan usulan itu dalam pembahasan Peraturan Presiden (Perpres) tentang ojol yang bakal dilanjutkan tahun depan.

Bank Incar Pertumbuhan Kredit di Manufaktur
| Jumat, 12 Desember 2025 | 07:18 WIB

Bank Incar Pertumbuhan Kredit di Manufaktur

Perbanas dorong akselerasi kredit manufaktur untuk genjot pertumbuhan ekonomi 2026                  

The Fed Turunkan Bunga, Tapi Rupiah Masih Jadi Ganjalan Investor
| Jumat, 12 Desember 2025 | 07:18 WIB

The Fed Turunkan Bunga, Tapi Rupiah Masih Jadi Ganjalan Investor

Federal Reserve mengisyaratkan hanya akan melakukan satu kali pemangkasan suku bunga tambahan pada 2026.

Membangun Peluang Bisnis Galangan Kapal
| Jumat, 12 Desember 2025 | 07:05 WIB

Membangun Peluang Bisnis Galangan Kapal

Industri nasional siap untuk menangkap peluang dalam memenuhi kebutuhan pembangunan kapal bagi kementerian, lembaga, BUMN maupun pihak swasta.​

Buih Cuan Multi Bintang (MLBI) di Ujung Tahun Ini
| Jumat, 12 Desember 2025 | 07:00 WIB

Buih Cuan Multi Bintang (MLBI) di Ujung Tahun Ini

Masa libur Nataru menjadi momentum krusial bagi bisnis perusahaan. Oleh karena itu, MLBI menyiapkan sejumlah strategi.

INDEKS BERITA

Terpopuler