KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Dolar Amerika Serikat (AS) menguat setelah Donanld Trump memenangkan pemilu AS. Kemenangan Trump dikhawatirkan akan membuat kebijakan proteksionisme yang dapat memicu trade war 2.0 dan juga kekhawatiran pelebaran defisit fiskal akibat kebijakan pro business.
Dampaknya, ruang pemotongan suku bunga ke depan menjadi lebih terbatas sehingga memicu risk off sentiment dan meningkatkan permintaan safe haven assets. Terutama dolar AS.
Rupiah ke depan memang akan mendapatkan tantangan dari meningkatnya ketidakpastian global tersebut. Namun secara fundamental, rupiah masih baik ditopang fundamental serta outlook ekonomi Indonesia yang masih resilien.
Faktor pendorong rupiah adalah bagaimana Pemerintahan Prabowo dapat mem-balance antara stabilitas dan growth. Pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi akan menjadi daya tarik untuk capital inflow sehingga menopang rupiah. Namun, stabilitas juga sama pentingnya untuk menarik inflow, terutama investasi jangka panjang.
Baca Juga: Awal Pekan Kembali Tiba, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini dari Analis
Oleh karena itu, kebijakan Pemerintahan Prabowo harus dapat melakukan balancing dalam ekonomi, termasuk fiskal dan moneter. Jika fiskal ingin pro growth, moneter harus pro stability.
Di tengah tekanan global yang tinggi, penguatan fundamental ekonomi domestik menjadi sangat penting. Daya beli masyarakat perlu dijaga. Tunda saja beberapa kebijakan yang dapat mengganggu daya beli, terutama kelas menengah, seperti kenaikan pajak.
Tidak bisa dipungkiri dalam jangka pendek, konsumsi masyarakat akan menjadi faktor pendorong pertumbuhan utama. Investasi memang perlu digenjot, tetapi tanpa permintaan yang kuat maka dampaknya tidak akan baik. Efisiensi dan efektivitas belanja fiskal juga dapat membuat multiplier effect dari konsumsi pemerintah.
Rupiah saat ini masih lebih baik dibandingkan dengan kondisi pelemahan ke atas 16.000 pada April lalu. Artinya, fundamental ekonomi kita masih baik.
Kebijakan SRBI sebagai salah satu penyokong stabilitas rupiah bisa dibilang cukup efektif. Kebijakan stabilitas rupiah lainnya juga sudah memberikan dampak yang baik.
Baca Juga: Prospek Emiten Konsumer Tersandera Kenaikan PPN
Saat ini investor masih menunggu kebijakan ekonomi riil kabinet Pemerintahan Prabowo. Jika dinilai positif, ada peluang rupiah menguat ke depan.