Saham Bank Kecil Masih Tersengat Eforia Digital

Selasa, 10 Agustus 2021 | 06:55 WIB
Saham Bank Kecil Masih Tersengat Eforia Digital
[]
Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Saham-saham bank mini masih bergerak liar di tengah maraknya penambahan modal ke bank  kecil dan euforia tren bank digital. Bahkan, ada bank yang harga sahamnya mencetak kenaikan hingga ribuan persen sejak akhir tahun lalu. 

Ambil contoh saham PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP) yang harganya per 9 Agustus meroket 1.040% secara year to date (ytd). Dalam sepekan terakhir, BABP masih bergerak liar dengan kenaikan mencapai 59,2%. Contoh lain adalah saham PT Bank Allo Indonesia Tbk (BBHI) yang melesat lebih tinggi, hingga 1.643,9% ytd. 
 
Dalam seminggu terakhir, saham PT Bank PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) dan PT Bank Bisnis Internasional Tk (BBSI) tercatat paling bergerak liar dengan kenaikan masing-masing sebesar 87,5% dan 56%. 
 
Kenaikan harga saham-saham bank mini ini tidak berbanding lurus dengan prospek fundamentalnya. Tidak sedikit bank-bank yang harga sahamnya meroket itu, masih merugi. Contohnya, PT Bank Aladin Syariah Tbk (BANK) dan BBYB menanggung rugi bersih masing-masing Rp 3,1 miliar dan Rp 50,2 miliar per Maret 2021. 
 
Kapan eforia usai
 
Pergerakan saham-saham bank mini ini kontras dengan saham bank-bank jumbo. Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), misalnya, turun 8,4% ytd, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) turun 8,3% ytd.  
 
Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan mengatakan, pergerakan liar tersebut didorong oleh ekspektasi investor yang terlalu tinggi terhadap transformasi bank-bank kecil menjadi bank digital. 
 
Trioksa mengingatkan, transformasi digital tidak cuma dilakukan bank mini. Bank-bank besar konvensional juga mengarah ke bisnis digital.  Karena itu, perlu untuk memperhatikan lebih jauh kinerja bank-bank kecil tersebut karena sebagian besar masih mengalami rugi. Secara umum, dia melihat bisnis perbankan dan keuangan akan mengarah ke digitalisasi. Jadi, persaingan bisnis keuangan digital akan ketat.
 
Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia Budi Frensidy menilai saham bank-bank mini sudah terlalu mahal. Ia memperkirakan, pergerakan liar saham bank mini akan berakhir di saat eforia saham bank digital berakhir. Saat ini, sentimen kemungkinan hadirnya investor baru masih jadi perhatian pasar.      

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.

Berlangganan

Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan

-
Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000
Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Bagikan

Berita Terbaru

Serapan Belanja Modal Siber Perbankan Capai 50%
| Jumat, 22 November 2024 | 23:44 WIB

Serapan Belanja Modal Siber Perbankan Capai 50%

Bank Tabungan Negara (BTN) misalnya, telah menyerap 60% capex untuk teknologo informasi (TI) yang dianggarkan mencapai Rp 790 miliar di 2024

Beredar Rumor, Prajogo Pangestu Ditawari Divestasi Saham BBYB Oleh Akulaku
| Jumat, 22 November 2024 | 15:14 WIB

Beredar Rumor, Prajogo Pangestu Ditawari Divestasi Saham BBYB Oleh Akulaku

Kepemilikan Prajogo Pangestu dalam emiten Gozco Group, diakitkan dengan investasi Gozco di PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB),  

Draf Kabinet Donald Trump Pro Energi Fosil, Begini Dampaknya ke Emiten Energi di RI
| Jumat, 22 November 2024 | 14:33 WIB

Draf Kabinet Donald Trump Pro Energi Fosil, Begini Dampaknya ke Emiten Energi di RI

Dua nama calon menteri Donald Trump yang pro energi fosil, yakni Doug Burgum calon Menteri Dalam Negeri dan Chris Wright calon Menteri Energi.

Pungutan Ekspor Sawit Turun dari Target Awal
| Jumat, 22 November 2024 | 09:50 WIB

Pungutan Ekspor Sawit Turun dari Target Awal

Tahun ini BPDPKS menargetkan setoran pungutan ekspor sawit sebesar Rp 24 triliun, turun dari target awal

Rencana PPN Naik Menuai Petisi Penolakan
| Jumat, 22 November 2024 | 09:32 WIB

Rencana PPN Naik Menuai Petisi Penolakan

Ribuan masyarakat Indonesia menandatangani petisi yang menolak rencana kenaikan tarif PPN menjadi 12% tersebut

Tax Amnesty Bisa Gagal Tarik Dana
| Jumat, 22 November 2024 | 09:14 WIB

Tax Amnesty Bisa Gagal Tarik Dana

Menurut Direktur Eksekutif Indef Eko Listiyanto, tax amnesty tidak bisa diterapkan terus-menerus dalam waktu singkat

Cuan Tinggi Saham Pendatang Baru
| Jumat, 22 November 2024 | 09:12 WIB

Cuan Tinggi Saham Pendatang Baru

Kendati harga saham pendatang baru sudah naik tinggi hingga ratusan persen, waspadai pembalikan arah

Upaya Dorong Ekonomi Akan Memperlebar CAD
| Jumat, 22 November 2024 | 08:58 WIB

Upaya Dorong Ekonomi Akan Memperlebar CAD

Bank Indonesia memperkirakan defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) sepanjang tahun 2024 bisa melebar jadi 0,9% PDB

WTON Memangkas Target Nilai Kontrak Baru Jadi Rp 6 Triliun
| Jumat, 22 November 2024 | 08:52 WIB

WTON Memangkas Target Nilai Kontrak Baru Jadi Rp 6 Triliun

PT Wika Beton Tbk (WTON) memperkirakan, hingga akhir 2024 ini nilai kontrak baru hanya akan mencapai ke Rp 6 triliun.

Nobel Ekonomi 2024 dan Pengendalian Inflasi
| Jumat, 22 November 2024 | 08:15 WIB

Nobel Ekonomi 2024 dan Pengendalian Inflasi

Keberadaan tiga BUMD pangan yang ada di Jakarta jadi kunci pengendalian inflasi di Provinsi DKI Jakarta

INDEKS BERITA

Terpopuler