Saham Blue Chip Masih Menarik

Senin, 10 Juni 2019 | 07:18 WIB
Saham Blue Chip Masih Menarik
[]
Reporter: Aloysius Brama | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah libur panjang hari raya Idul Fitri, investor perlu kembali bersiap menentukan strategi investasi pasca lebaran. Perdagangan akan kembali normal mulai hari ini, Senin (10/6).

Sekadar mengingatkan, pada perdagangan terakhir pada Jumat lalu (31/5), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 1,72% ke level 6.209,18. Selama sepekan sebelum libur lebaran, IHSG menguat 2,92%. Volume perdagangan mencapai 15,23 miliar saham dan nilai transaksi mencapai Rp 10,80 triliun.

Vice President Research Artha Sekuritas Frederik Rasali menyebut, investor perlu cermat ketika pasar kembali dibuka. Ia menyarankan investor melirik saham yang konsisten membagi dividen serta memiliki prospek bisnis menarik dalam jangka panjang.

Investor juga perlu memperhatikan valuasi saham. "Menarik mengincar saham yang masih undervalue, kata Frederik, Rabu (29/5). Sebagai acuan saham murah ini, investor bisa merujuk pada indikator price to book value (PBV) atau price to earing ratio (PER).

Selain itu, ada beberapa sentimen yang perlu diawasi investor, seperti perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Dari domestik, Frederik menilai fokus pasar akan tertuju pada rencana dan program presiden terpilih di periode 2019-2024. Meski begitu, sentimen ini tidak akan terlalu signifikan dampaknya lantaran kobaran perang dagang.

Tetapi, ada peluang IHSG menguat. Dalam catatan Frederik, selama 15 tahun ke belakang, IHSG lebih sering menunjukkan peningkatan di Juli, sebelum biasanya terkoreksi di Agustus. Tapi, kondisi ini juga tergantung bagaimana rilis kinerja keuangan di kuartal kedua nanti, kata dia.

Pilihan saham

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menilai investor tak perlu menyiapkan strategi khusus untuk menghadapi perdagangan di pasar saham setelah libur panjang. Kembali pada tujuan dan profil risiko masing-masing investor, kata Wawan.

Pada dasarnya, ia sendiri menilai, investasi pada saham selalu lebih baik untuk jangka panjang. Dengan begitu, pilihan saham lebih minim risiko terhadap sentimen-sentimen teknikal.

Di perdagangan perdana usai pasar libur panjang, Wawan merekomendasikan para investor memperhatikan saham blue chip dengan valuasi yang murah. Bisa dari perbankan seperti BMRI, BBRI, BBCA, dan BBNI, saran dia.

Di samping itu, saham dari sektor consumer goods juga bisa menjadi opsi. Peningkatan konsumsi selama Idufitri bisa mengerek sektor tersebut. Bisa tilik UNVR atau ICBP, tambah Wawan.

Sentimen bursa yang perlu diwaspadai di dalam negeri, menurut Wawan, adalah sentimen politik. Perkembangan politik dan keamanan harus diakui masih jadi isu. Paling tidak menunggu sampai keputusan definitif Mahkamah Konstitusi, kata dia.

Selain itu, proyeksi global juga bisa memengaruhi pergerakan indeks pasca-liburan. Bila sentimen global mengerek indeks regional, bukan tidak mungkin pergerakan indeks dalam negeri akan cemerlang setelah libur panjang.

Bagikan

Berita Terbaru

Atasi Darurat Sampah dengan Penghasil Setrum
| Minggu, 29 Juni 2025 | 07:10 WIB

Atasi Darurat Sampah dengan Penghasil Setrum

Pemerintah kembali mengupayakan percepatan pembangunan pembangkit listrik tenaga sampah atau PLTSa yang sempat mandek. 

Transformasi Bisnis Kopi, Bukan Sekadar Teman Begadang
| Minggu, 29 Juni 2025 | 05:15 WIB

Transformasi Bisnis Kopi, Bukan Sekadar Teman Begadang

Kedai kopi kini bukan sekadar tempat minum. Ia menjelma jadi ruang sosial, kantor sementara, tempat pelarian, hingga lad

 
Meracik Bisnis Minuman biar Tetap Manis
| Minggu, 29 Juni 2025 | 05:10 WIB

Meracik Bisnis Minuman biar Tetap Manis

Minuman boba dan es teh masih jadi favorit konsumen di Indonesia. Munculnya pemain baru di sektor ini mendorong pelaku u

Surono Subekti Masuk Daftar Pemegang Saham Brigit Biofarmaka di Tengah Koreksi Harga
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 16:30 WIB

Surono Subekti Masuk Daftar Pemegang Saham Brigit Biofarmaka di Tengah Koreksi Harga

Surono menjadi satu-satunya pemegang saham individu di luar afiliasi dan manajemen yang punya saham OBAT lebih dari 5%.

Menengok Portofolio Grup Djarum yang Baru Masuk ke Saham RS Hermina (HEAL)
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 15:00 WIB

Menengok Portofolio Grup Djarum yang Baru Masuk ke Saham RS Hermina (HEAL)

Grup Djarum pada 25 Juni 2025 mencaplok 3,63% PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL), emiten yang mengelola jaringan Rumah Sakit Hermina.

Kinerjanya Paling Bontot di ASEAN Pada 23-26 Juni, Gimana Prospek IHSG Ke Depan?
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 15:00 WIB

Kinerjanya Paling Bontot di ASEAN Pada 23-26 Juni, Gimana Prospek IHSG Ke Depan?

Tercapainya gencatan senjata antara Israel dan Iran, bisa berimbas pada meningkatkan risk appetite investor atas aset berisiko di emerging markets

Ada Normalisasi Permintaan, Serapan Semen Nasional Melemah per Mei 2025
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 14:13 WIB

Ada Normalisasi Permintaan, Serapan Semen Nasional Melemah per Mei 2025

Volume penjualan semen domestik pada lima bulan pertama tahun 2025 turun 2,1% year on year (YoY) menjadi 22,27 ton.

Pabrik Baterai EV Terintegrasi Pertama Berdiri Akhir Juni , Ini Mereka yang Terlibat
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 13:26 WIB

Pabrik Baterai EV Terintegrasi Pertama Berdiri Akhir Juni , Ini Mereka yang Terlibat

Indonesia akan memiliki pabrik baterai EV pertama pada akhir Juni 2026 ini. Selain China, sejumlah perusahaan lokal terlibat. Ini detailnya.

Dugaan Korupsi Pengadaan EDC BRI, Oknum Rekanannya Juga Tersandung di Kasus Pertamina
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 08:22 WIB

Dugaan Korupsi Pengadaan EDC BRI, Oknum Rekanannya Juga Tersandung di Kasus Pertamina

PT Pasifik Cipta Solusi (PCS) dalam situs webnya mengaku sebagai partner BRI sejak tahun 2020 dalam pengadaan mesin EDC agen BRILink.

Waspada Risiko Kontraksi Setoran Pajak
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 07:21 WIB

Waspada Risiko Kontraksi Setoran Pajak

Penerimaan pajak semester I-2025 berisiko terkontraksi 35%-40% dibanding periode yang sama tahun lalu.

INDEKS BERITA

Terpopuler