Saham Bullish, Kinerja Reksadana Saham Masih Memble

Jumat, 11 Februari 2022 | 04:50 WIB
Saham Bullish, Kinerja Reksadana Saham Masih Memble
[]
Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Reksadana saham masih mencatatkan kinerja kurang optimal awal tahun ini. Januari lalu, Infovesta 90 Equity Fund Index, yang menggambarkan kinerja rata-rata reksadana saham, terkoreksi sekitar 1,52%.

Padahal di periode yang sama, IHSG menguat 0,76%. Indeks LQ45 dan IDX30 bahkan masing-masing menguat 0,88% dan 1,05%.

Direktur Utama Panin Asset Management Rudiyanto mengungkapkan, kinerja rata-rata reksadana saham di Januari turun akibat penurunan harga saham-saham sektor infrastruktur. Sekadar info, kinerja reksadana saham Panin Dana Prima dan Panin Dana Ultima masing-masing terkoreksi 1,56% dan 1,92%.

Baca Juga: Rotasi Sektor Diekspektasikan Bisa Mengangkat Kinerja Reksadana Saham

Kendati begitu, Rudiyanto meyakini, tertekannya kinerja reksadana saham hanya sementara. Alasannya, rencana kenaikan suku bunga dan pengetatan kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat menyebabkan rotasi sektor. 

Alhasil, dana yang sebelumnya masuk ke saham sektor digital dan teknologi akan beralih ke saham blue chip. Banyak reksadana menjadikan saham blue chip sebagai underlying asset. 

Meski begitu, manajer investasi juga mewaspadai profit taking dan spekulasi akibat kenaikan suku bunga. "IHSG di akhir tahun kami prediksi akan menuju 7.300-7.500," kata Rudiyanto.

Meski secara rata-rata kinerja reksadana saham turun, sejumlah manajer investasi sukses mengerek kinerja reksadananya. Reksadana HPAM Ultima Ekuitas besutan Henan Putihrai Asset Management berhasil mencetak imbal hasil 7,12% sepanjang Januari dan jadi reksadana saham berkinerja terbaik.

Baca Juga: Top Holding Saham Perbankan Jadi Kunci Reksadana Ini Catatkan Kinerja Terbaik

Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management Reza Fahmi menjelaskan, reksadana Ultima Ekuitas memiliki karakteristik alfa seeker. Pemilihan saham didasarkan-saham yang di tahun mendatang diprediksi bisa mengungguli kinerja IHSG. 

HPAM antara lain mengunggulkan sektor perbankan. Top holding saham di reksadana Ultima Ekuitas adalah BBRI, BMRI dan BRPT. 

Reza menjelaskan, tiga saham tersebut punya fundamental dan prospek menarik. Ke depan, HPAM Ultima Ekuitas masih mengutamakan saham fundamental baik. 

Tahun ini, Reza memperkirakan IHSG akan bergerak di rentang 6.500-7.200. Bahkan, di skema bullish, HPAM memprediksi IHSG bisa bergerak ke 7.300-8.100 di akhir tahun.

Baca Juga: AUM Reksadana Januari Menyusut, Bagaimana Nasib di Februari?

Bagikan

Berita Terbaru

Inflasi Tahunan Tertinggi Dalam 17 Bulan, Inflasi Bulanan Tertinggi Dalam 5 Tahun
| Senin, 03 November 2025 | 15:49 WIB

Inflasi Tahunan Tertinggi Dalam 17 Bulan, Inflasi Bulanan Tertinggi Dalam 5 Tahun

BPS melaporkan inflasi Oktober 2025 capai 0,28% (MtM) dan 2,86% (YoY), tertinggi dalam 5 tahun. Emas perhiasan jadi pemicu utama. Simak detailnya!

Neraca Dagang Indonesia Surplus 65 Bulan, September 2025 Menciut
| Senin, 03 November 2025 | 15:15 WIB

Neraca Dagang Indonesia Surplus 65 Bulan, September 2025 Menciut

BPS merilis data neraca dagang Indonesia September 2025. Surplus neraca dagang mencapai US$ 4,34 miliar, turun dari bulan sebelumnya.

Inflasi Oktober 2025 Mencapai 2,86% dan Tertinggi Sejak 2021, Emas Jadi Pemicu Utama
| Senin, 03 November 2025 | 12:47 WIB

Inflasi Oktober 2025 Mencapai 2,86% dan Tertinggi Sejak 2021, Emas Jadi Pemicu Utama

Inflasi Indonesia Oktober 2025 mencapai 0,28% MtM (2,86% YoY). BPS sebut emas perhiasan pemicu. Pahami dampak dan data provinsinya.

Kontroversi Pajak Kekayaan, Itu Eksesif, Picik dan Kuno
| Senin, 03 November 2025 | 12:45 WIB

Kontroversi Pajak Kekayaan, Itu Eksesif, Picik dan Kuno

Tak masuk akal, wajib pajak menjual atau melikuidasi sebagian harta mereka, hanya karena tidak memiliki aset likuid untuk membayar pajak ini. 

Indonesia Surplus Neraca Dagang 65 Bulan Berturut-Turut, Tapi Surplus Makin Mini
| Senin, 03 November 2025 | 12:22 WIB

Indonesia Surplus Neraca Dagang 65 Bulan Berturut-Turut, Tapi Surplus Makin Mini

BPS mengumumkan neraca perdagangan September 2025 mengalami surplus US$ 4,34 miliar, ditopang non-migas. 

PMI Manufaktur Oktober Melesat, Sinyal Awal Pemulihan Ekonomi Indonesia
| Senin, 03 November 2025 | 12:05 WIB

PMI Manufaktur Oktober Melesat, Sinyal Awal Pemulihan Ekonomi Indonesia

PMI manufaktur Indonesia naik jadi 51,2 di Oktober 2025, didorong permintaan domestik dan belanja masyarakat.

Kredit Diprediksi Masih Flat Hingga Akhir Tahun, Saham BTPS Direkomendasikan Tahan
| Senin, 03 November 2025 | 08:07 WIB

Kredit Diprediksi Masih Flat Hingga Akhir Tahun, Saham BTPS Direkomendasikan Tahan

Meski belakangan tengah mengalami koreksi, sepanjang 2025 berjalan saham BTPS sudah mencetak kenaikan harga 46,52%.

Meneropong Prospek Saham DEWA di Tengah Transformasi Bisnis dan Otak-Atik Keuangan
| Senin, 03 November 2025 | 07:46 WIB

Meneropong Prospek Saham DEWA di Tengah Transformasi Bisnis dan Otak-Atik Keuangan

Setiap kenaikan kapasitas 50 juta bcm membutuhkan investasi Rp 3,4 hingga Rp 4 triliun untuk pembelian alat berat dan peralatan pendukung.

Banjir Impor Biang Kerok Kontraksi TPT
| Senin, 03 November 2025 | 07:25 WIB

Banjir Impor Biang Kerok Kontraksi TPT

IKI Oktober menujukkan 22 subsektor masih ekspansi, hanya industri tekstil yang mengalami kontraksi akibat tekanan pasar

Pendapatan Operasional Melejit, Laba Indomobil (IMAS) Melambung Tinggi
| Senin, 03 November 2025 | 07:22 WIB

Pendapatan Operasional Melejit, Laba Indomobil (IMAS) Melambung Tinggi

Sampai 30 September 2025, laba bersih PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) melejit 216,06% secara tahunan (yoy) jadi Rp 257,60 miliar.

INDEKS BERITA

Terpopuler