Sayangkan Putusan Pailit Dunia Pangan, Ini Fokus Manajemen Tiga Pilar (AISA)

Rabu, 08 Mei 2019 | 08:28 WIB
Sayangkan Putusan Pailit Dunia Pangan, Ini Fokus Manajemen Tiga Pilar (AISA)
[]
Reporter: Herry Prasetyo | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) menyayangkan putusan pailit terhadap lengan bisnisnya yang bergerak di sektor perberasan. Senin (6/5) lalu, Majelis Hakim Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Semarang telah menyatakan PT Dunia Pangan dan ketiga anak usahanya, yakni PT Jatisari Srirejeki (JSR), PT Indo Beras Unggul (IBU), dan PT Sukses Abadi Karya Inti (SAKTI), dalam keadaan pailit dengan segala akibat hukumnya.

Manajemen Tiga Pilar menyatakan, Tiga Pilar saat ini masih dalam kondisi yang cukup bagus karena masih ditunjang oleh divisi makanan. Selama dua tahun terakhir, divisi makanan menjadi motor penggerak bagi Grup Tiga Pilar. Karena itu, kepailitan Dunia Pangan tidak akan membawa pengaruh besar terhadap tiga Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) yang tengah dihadapi oleh Tiga Pilar dan entitas anak.

Direktur Utama Tiga Pilar Sejahtera Food Hengky Koestanto mengatakan, pailitnya Dunia Pangan dan anak usahanya tentu patut disayangkan. Meski begitu, ia menegaskan, para kreditur tidak perlu khawatir. Sebab, manajemen yang mengelola Tiga Pilar berbeda dengan manajemen Dunia Pangan.

Hengky juga menyesalkan keputusan manajemen Dunia Pangan yang tidak jadi memakai proposal perdamaian yang sudah disiapkan oleh Deloitte sebagai penasihat keuangan Tiga Pilar. "Mungkin saja hasilnya aka berbeda dengan kondisi hari ini," ujar Hengky dalam siaran pers.

Meski Dunia Pangan merupakan entitas anak Tiga Pilar, manajemen baru Tiga Pilar hingga saat ini belum menguasai dan mengendalikan manajemen Dunia Pangan dan ketiga anak usahanya. Rencana perdamaian yang diajukan Dunia Pangan juga bukan merupakan usulan dari manajemen Tiga Pilar.

Pada Februari lalu, manajemen Tiga Pilar sebetulnya telah mengadakan pembicaraan dengan manajemen Dunia Pangan dalam rangka pengelolaan PKPU. Pada 22 Maret lalu, direksi Dunia Pangan, Sukses Abadi, Indo Beras Unggul, dan Jatisari Sri Rejeki juga telah meneken perjanjian yang berisi kesepakatan untuk menyerahkan urusan rencana perdamaian dalam PKPU kepada Tiga Pilar dan Deloitte sebagai penasihat keuangan.

Perjanjian tersebut juga diteken oleh pemegang saham Dunia Pangan, yakni Tiga Pilar, Joko Mogoginta, dan Golden Partnersip. Namun, surat perjanjian asli yang telah ditandatangani tersebut tidak pernah dikirim kembali oleh direksi Dunia Pangan ke Tiga Pilar.

Karena itu, Tiga Pilar secara de facto belum ikut terlibat dalam PKPU Dunia Pangan. Kini, manajemen Tiga Pilar akan fokus pada permohonan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada enittas anak perusahaan yang saat ini belum berada di bawah kendali manajemen baru Tiga Pilar.

Hengky mengatakan, manajemen baru Tiga Pilar sejatinya telah mengantisipasi kepailitan Dunia Pangan. Makanya, sejak November 2018 lalu, manajemen baru Tiga Pilar telah meminta agar manajemen entitas anak mengadakan RUPSLB untuk pergantian manajemen.

Sayang, manajemen Dunia Pangan dan ketiga anak usahanya tidak menggubris permintaan manajemen baru Tiga Pilar. Begitu pula dengan manajemen anak usaha Tiga Pilar lainnya, yakni PT Tiga Pilar Sejahtera (TPS), PT Poly Meditra Indonesia (PMI), dan PT Patra Power Nusantara. Sehingga, manajemen baru Tiga Pilar harus mengajukan permohonan RUPSLB di Pengadilan Negeri Sragen dan Pengadilan Negeri Karanganyar.

"Sekarang terbukti, dengan pailitnya Dunia Pangan, permohonan kami mengenai RUPSLB untuk pergantian manajemen sangat relevan dan berdasar," ujar Hengky. Hengky berharap, pailitnya Dunia Pangan bisa mengetuk hati Pengadilan Negeri Sragen dan Karanganyar bahwa pergantian manajemen di tingkat anak perusahaan merupakan urgensi yang sangat beralasan. "Taruhannya adalah nasib ribuan karyawan anak perusahaan kami dan kepercayaan kreditur," tegas Hengky.

Tiga Pilar kini juga fokus menyelesaikan tiga PKPU lainnya. Selain PKPU yang menimpa Tiga Pilar sebagai induk usaha, dua PKPU lainnya adalah PKPU yang dialami Tiga Pilar Sejahtera dan PT Poly Meditra Indonesia serta PKPU yang dialami PT Balaraja Bisco Paloma (BBP) dan PT Putra Taro Paloma (PTP). Saat ini, Tiga Pilar tengah memasuki masa finalisasi proposal perdamaian.

Dalam waktu dekat, Tiga Pilar berencana mengadakan pemungutan suara kreditur atas proposal perdamaian tersebut. Secara operasional, pasca pailitnya Dunia Pangan, Tiga Pilar akan kembali fokus pada bisnis makanan, yakni produk mi, bihun, dan makanan ringan. Produk yang menjadi ujung tombak Tiga Pilar antara lain seperti Mie dan Bihun Superior, Taro, Gulas, Bihun Tanam Jagung, dan Mie Telor Cap Ayam Dua Telor.

Bagikan

Berita Terbaru

Jurus Kalbe Farma (KLBF) Kejar Cuan, Genjot Radiofarmaka hingga Pabrik Alkes
| Rabu, 17 Desember 2025 | 08:25 WIB

Jurus Kalbe Farma (KLBF) Kejar Cuan, Genjot Radiofarmaka hingga Pabrik Alkes

KLBF jaga dividen 50‑60% sambil menyiapkan produksi X‑Ray, dialyzer, dan kolaborasi CT Scan dengan GE.

Analisis Saham PPRE, Potensi Tekanan Jangka Pendek dan Prospek Fundamental
| Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00 WIB

Analisis Saham PPRE, Potensi Tekanan Jangka Pendek dan Prospek Fundamental

Tekanan yang dialami saham PT PP Presisi Tbk (PPRE) berpotensi berlanjut namun dinilai belum membalikkan tren.

Perlu Segmentasi Pasar Kedelai Lokal dan Impor
| Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00 WIB

Perlu Segmentasi Pasar Kedelai Lokal dan Impor

Segmentasi penggunaan kedelai lokal dan impor menjadi strategi kunci untuk menjaga keberlanjutan industri sekaligus menekan risiko inflasi pangan.

Incar Dana Rp 198 Miliar, Cahayasakti Investindo (CSIS) Gelar Rights Issue
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:46 WIB

Incar Dana Rp 198 Miliar, Cahayasakti Investindo (CSIS) Gelar Rights Issue

PT Cahayasakti Investindo Sukses Tbk (CSIS) akan menerbitkan saham baru maksimal 522.800.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham.

Harga Bahan Baku Melemah, Prospek Emiten Kertas Cerah
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:40 WIB

Harga Bahan Baku Melemah, Prospek Emiten Kertas Cerah

Pemulihan permintaan ekspor serta stabilnya pasar domestik menjadi penopang utama outlook kinerja emiten kertas pada 2026.

Prospek Emiten CPO Masih Belum Loyo
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:34 WIB

Prospek Emiten CPO Masih Belum Loyo

Di tengah tren penurunan harga CPO global, sejumlah emiten sawit tetap memasang target pertumbuhan kinerja pada 2026.

Anggaran MBG Sudah Terserap 81%
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:30 WIB

Anggaran MBG Sudah Terserap 81%

Hingga saat ini sudah ada 741.985 tenaga kerja yang terlibat dalam melayani program makan bergizi gratis.

Bukit Uluwatu Villa (BUVA) Akuisisi Aset SMRA di Bali Senilai Rp 536,38 Miliar
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:30 WIB

Bukit Uluwatu Villa (BUVA) Akuisisi Aset SMRA di Bali Senilai Rp 536,38 Miliar

Emiten yang berafiliasi dengan pengusaha Happy Hapsoro ini mengambil alih PT Bukit Permai Properti, anak usaha PT Summarecon Agung Tbk (SMRA).

Arah IHSG Hari Ini Rabu (17/12), Antara BI Rate dan Loyonya Kurs Rupiah
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:29 WIB

Arah IHSG Hari Ini Rabu (17/12), Antara BI Rate dan Loyonya Kurs Rupiah

Tekanan kehati-hatian datang dari pergerakan rupiah yang melemah ke Rp16.685 per dolar AS di pasar spot pada saat indeks dolar AS melemah. 

Minat Investor Tinggi, Penawaran Saham IPO Superbank (SUPA) Oversubscribed
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:25 WIB

Minat Investor Tinggi, Penawaran Saham IPO Superbank (SUPA) Oversubscribed

Penawaran umum perdana saham (IPO) PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA) kelebihan permintaan atau oversubscribed 318,69 kali.

INDEKS BERITA

Terpopuler