SEC Berlakukan Aturan Keterbukaan yang Lebih Rinci untuk Emiten Asal China

Selasa, 24 Agustus 2021 | 11:00 WIB
SEC Berlakukan Aturan Keterbukaan yang Lebih Rinci untuk Emiten Asal China
[ILUSTRASI. Logo aplikasi raksasa ride-hailing China, Didi. 7 Juli 2021. REUTERS/Florence Lo/Illustration]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Regulator pasar modal di Amerika Serikat (AS) mulai merilis persyaratan baru tentang keterbukaan informasi yang harus dipenuhi perusahaan-perusahaan China yang ingin mencatatkan sahamnya di bursa di New York. Penerbitan aturan baru ini merupakan bagian dari upaya Securities and Exchange Commission (SEC) untuk meningkatkan kesadaran investor akan risiko investasi, demikian hasil tinjauan atas sebuah dokumen dan wawancara dengan orang-orang yang mengetahui masalah ini.

Beberapa perusahaan China telah menerima instruksi terperinci dari SEC tentang pengungkapan yang lebih luas atas perusahaan offshore yang populer disebut variable interest entity (VIE) yang merka gunakan untuk penawaran saham perdana. Emiten asal China juga diminta menjelaskan implikasi bagi investor dan risiko tentang kemungkinan aksi otoritas China yang bisa mengganggu kegiatan operasi perusahaan.

Baca Juga: Bursa Asia menguat, terseret kenaikan Wall Street

Ketua SEC Gary Gensler, bulan lalu, meminta penghentian sementara initial public offering  (IPO) dari perusahaan-perusahaan China di bursa AS. Dan selama waktu jeda itu, SEC akan menyiapkan aturan yang menuntut perusahaan asal Tiongkok untuk lebih transparan.

Pencatatan efek perusahaan China di AS terhenti setelah pembekuan itu. Namun selama tujuh bulan pertama tahun 2020, emiten asal Chinan telah mengumpulkan dana senilai US$ 12,8 miliar, atau setara Rp 184,2 triliun, memanfaatkan pasar modal AS yang sedang melonjak. Itu merupakan rekor pengumpulan dana tertinggi emiten asal Tiongkok.

“Tolong jelaskan bagaimana jenis struktur perusahaan ini dapat mempengaruhi investor dan nilai investasi mereka. Termasuk bagaimana dan mengapa contractual arrangement mungkin kurang efektif daripada kepemilikan langsung. Dan, bahwa perusahaan mungkin harus menanggung biaya yang besar untuk menerapkan skema semacam itu,” demikian kutipan dari salah satu surat SEC ke emiten asal China, yang dilihat Reuters.

SEC juga telah meminta perusahaan China untuk mengungkapkan bahwa “investor mungkin tidak pernah secara langsung memiliki kepentingan ekuitas di perusahaan operasi China,” menurut surat itu. Kebanyakan VIE yang digunakan emiten asal China berdiri di yurisdiksi yang terkenal sebagai tax haven, seperti Kepulauan Cayman. Gensler mengatakan ada terlalu banyak pertanyaan tentang bagaimana uang mengalir melalui entitas ini.

“Jangan menggunakan istilah seperti kami, atau milik kami saat menjelaskan aktivitas atau fungsi VIE,” demikian pernyataan yang termuat dalam surat SEC.

Seorang juru bicara SEC tidak segera menanggapi permintaan komentar.

SEC juga telah memberikan persyaratan pengungkapan yang berkaitan dengan risiko regulator China melakukan campur tangan atas kebijakan keamanan data perusahaan, kata sumber tersebut. Bulan lalu, regulator China melarang raksasa ride-sharing Didi membuka pendaftaran untuk pengguna baru. Larangan itu muncul hanya beberapa hari setelah Didi Global Inc, VIE yang digunakan Didi melakukan IPO dengan nilai fantastis di bursa AS. Beijing juga melakukan serangkaian tindakan keras terhadap perusahaan teknologi dan pendidikan swasta.

Baca Juga: Didi Global Inc tunda peluncuran di Inggris seiring tindakan keras China

Bagi perusahaan asal China yang tidak memenuhi ketentuan yang termuat dalam US Holding Foreign Companies Accountable Act, SEC meminta penjelasan yang lebih rinci tentang keterbukaan akuntansi kepada regulator. China sejauh ini telah mencegah perusahaan asal negerinya membagikan pekerjaan auditor publik mereka dengan Dewan Pengawas Akuntansi Perusahaan Publik AS. Bulan lalu, SEC mencopot ketua dewan, yang tidak berhasil memastikan emiten asal China di AS telah menjalani audit yang independen.

Langkah SEC mencerminkan salvo terbaru regulator AS terhadap perusahaan China, yang selama bertahun-tahun telah membuat Wall Street frustrasi dengan keengganannya untuk tunduk pada standar audit AS dan mematuhi prinsip tata kelola perusahaan yang dirumuskan bursa itu.

SEC juga berada di bawah tekanan untuk menyelesaikan aturan tentang penghapusan pencatatan emiten asal China yang tidak mematuhi persyaratan audit AS.

Selanjutnya: Suntik Rp 92,2 Triliun untuk BUMN dan Lembaga Lain

 

Bagikan

Berita Terbaru

Tambah Helikopter, HELI Kejar Target 2025
| Jumat, 16 Mei 2025 | 05:15 WIB

Tambah Helikopter, HELI Kejar Target 2025

Pada April lalu, Jaya Trishindo juga sudah melakukan ujicoba penerbangan drone multi-purpose IA-25 di Kepulauan Seribu.

Harga Emas Tengah Konsolidasi Sebelum Kembali Mendaki
| Jumat, 16 Mei 2025 | 05:10 WIB

Harga Emas Tengah Konsolidasi Sebelum Kembali Mendaki

Berdasarkan data Bloomberg, harga emas spot turun 0,28% secara harian ke US$ 3.179 per ons troi pada Kamis (15/5). 

Harga Emas Tengah Konsolidasi Sebelum Kembali Mendaki
| Jumat, 16 Mei 2025 | 05:10 WIB

Harga Emas Tengah Konsolidasi Sebelum Kembali Mendaki

Berdasarkan data Bloomberg, harga emas spot turun 0,28% secara harian ke US$ 3.179 per ons troi pada Kamis (15/5). 

Penjualan ERAA dan ERAL Bisa Membaik di Kuartal Kedua 2025
| Jumat, 16 Mei 2025 | 05:10 WIB

Penjualan ERAA dan ERAL Bisa Membaik di Kuartal Kedua 2025

Sejumlah ekspansi dan berkurangnya tekanan daya beli menjadi pendorong pemulihan kinerja Grup Erajaya

Penjualan ERAA dan ERAL Bisa Membaik di Kuartal Kedua 2025
| Jumat, 16 Mei 2025 | 05:10 WIB

Penjualan ERAA dan ERAL Bisa Membaik di Kuartal Kedua 2025

Sejumlah ekspansi dan berkurangnya tekanan daya beli menjadi pendorong pemulihan kinerja Grup Erajaya

Millennium Pharmacon International (SDPC) Membidik Pendapatan Tumbuh 10%
| Jumat, 16 Mei 2025 | 05:10 WIB

Millennium Pharmacon International (SDPC) Membidik Pendapatan Tumbuh 10%

SDPC memprediksi bisnis sedikit sulit terutama di kuartal kedua. Pihaknya optimis kekurangan di kuartal satu akan tertutup di kuartal selanjutnya.

Millennium Pharmacon International (SDPC) Membidik Pendapatan Tumbuh 10%
| Jumat, 16 Mei 2025 | 05:10 WIB

Millennium Pharmacon International (SDPC) Membidik Pendapatan Tumbuh 10%

SDPC memprediksi bisnis sedikit sulit terutama di kuartal kedua. Pihaknya optimis kekurangan di kuartal satu akan tertutup di kuartal selanjutnya.

 ESDM Siap Menebar Insentif Hilirisasi Batubara
| Jumat, 16 Mei 2025 | 05:05 WIB

ESDM Siap Menebar Insentif Hilirisasi Batubara

Keekonomian proyek hilirisasi, seperti konversi batubara menjadi dimethyl ether (DME), dipengaruhi oleh sejumlah faktor.

Usai Akuisisi Shell, Chandra Asri (TPIA) Terus Ekspansi
| Jumat, 16 Mei 2025 | 05:00 WIB

Usai Akuisisi Shell, Chandra Asri (TPIA) Terus Ekspansi

Selepas mengakuisisi Shell Energy and Chemicals Park (SECP), PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) bersama mitranya Glencore terus menggelar ekspansi

Ekspansi Jadi Bahan Bakar AKR Corpindo Tbk (AKRA) di 2025
| Jumat, 16 Mei 2025 | 05:00 WIB

Ekspansi Jadi Bahan Bakar AKR Corpindo Tbk (AKRA) di 2025

PT AKR Corpindo Tbk (AKRA) berencana ekspansi pengembangan jumlah SPBU dan logistik untuk meningkatkan kinerja

INDEKS BERITA

Terpopuler