Berita Market

Selain Musk dan China, Analis Menyebut Faktor Ini Turut Menekan Harga Bitcoin

Rabu, 19 Mei 2021 | 18:35 WIB
Selain Musk dan China, Analis Menyebut Faktor Ini Turut Menekan Harga Bitcoin

Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bitcoin tertahan di jalur penurunan. Setelah tertekan oleh serangkaian tweet dari Elon Musk, bos Tesla, bitcoin terpukul telak oleh aturan pembatasan yang baru diberlakukan China.  Uang kripto dengan nilai kapitalisasi terbesar di dunia itu, Rabu (19/5) jatuh hingga posisi terendahnya selama 3,5 bulan terakhir, di bawah US$ 40.000.

Kabar dari China menggerus nilai bitcoin hingga 9% menjadi US$ 38.514 dalam perdagangan di siang hari waktu Asia. Bitcoin mampu memangkas penurunannya hingga 5% dengan naik ke posisi US$ 40.627 pada pukul 15.55 WIB.

Jika diukur dari rekor tertinggi yang dicapainya pada 14 April lalu, yaitu US$ 64.895, bitcoin telah rontok hampir 40%. Bitcoin kini menuju penurunan bulanan pertama sejak November 2018.

Tekanan atas bitcoin turut dirasakan aset kripto lain pada Rabu. Ether, koin yang terkait dengan jaringan blockchain ethereum, turun 12% menjadi US$ 2.988. Sedangkan uang kripto yang ngetop berkat meme, dogecoin, anjlok 18%, menurut pelacak pasar Coingecko.

Baca Juga: Pernyataan bank sentral China membuat koreksi harga bitcoin semakin dalam

Saham bursa kripto Coinbase merosot 4% dalam perdagangan pra-pasar. Harga saham Coinbase pada penutupan Selasa (18/5) telah terpangkas 45% dari posisi tertinggi, yang dicetaknya pada hari pencatatan langsung di bursa pada April.

Penurunan Cryptocurrency minggu lalu dipicu oleh cuitan terbaru Musk yang menyatakan Tesla tidak menerima bitcoin sebagai pembayaran. Kicauan berikut Musk memicu spekulasi bahwa pembuat mobil listrik itu telah memangkas kepemilikannya di uang kripto.

Bitcoin semakin tertekan setelah China, Selasa (18/5) melarang lembaga keuangan dan perusahaan pembayaran untuk menyediakan layanan yang berhubungan dengan transaksi cryptocurrency. Regulator di Beijing juga memperingatkan investor tentang sifat spekulatif  perdagangan kripto.

Ulrik Lykke, direktur eksekutif di ARK36, sebuah hedge fund untuk aset kripto, menyatakan pasar sedang memproses serangkaian berita yang bisa memicu bearish. “Berita seperti ini dengan mudah menuai perhatian, sekaligus menggerakkan sentimen pasar. Namun kerapkali, berita itu terbukti tidak penting bagi jangka panjang. Pasar kripto sangat dipengaruhi secara emosional dan partisipan mereka cenderung bereaksi berlebihan terhadap peristiwa yang mereka anggap negatif.”

Namun, beberapa pengamat uang kripto memperkirakan penurunan akan berlanjut, dengan alasan penurunan di bawah US$ 40.000 mencerminkan jebolnya technical barrier.

Penurunan itu juga bisa berarti investor kembali berpaling dari bitcoin, untuk memilih emas. Demikian pernyataan analis di JP Morgan,  kata analis di JPMorgan, mengutip data tentang kontrak berjangka bitcoin CME yang berada dalam posisi terbuka.

Baca Juga: Seperti harga Bitcoin, kekayaan Elon Musk juga merosot tajam

Data itu menunjukkan kontrak berjangka untuk bitcoin mengalami proses likuidasi paling curam dan berkepanjangan sejak Oktober lalu. Dalam laporan risetnya, JP Morgan menyebut sosok dana yang mengalir ke bitcoin terus memburuk, dan mengarah pada pengurangan berkelanjutan oleh investor institusional.

Aksi jual yang muncul bersamaan dengan kecemasan akan peningkatan inflasi jelas-jelas merontokkan wacana bahwa bitcoin merupakan aset yang kebal inflasi. Di saat yang sama, aset yang sudah lebih dulu populer sebagai aset yang kebal inflasi, seperti emas, telah naik hampir 6% selama bulan ini.

Aksi jual yang melanda bitcoin dan mata uang digital lain, belakangan ini, memangkas nilai kapitalisasi pasar seluruh uang kripto kembali di bawah US$ 2 triliun, turun dari rekor tertingginya, yaitu US$ 2,5 triliun, yang terbentuk di tahun ini.

Selanjutnya: Sempat mendaki, harga Bitcoin, Ethereum, Dogecoin kompak jatuh

 

Terbaru