Sepanjang Tahun Lalu, Volume Penjualan Semen Indonesia (SMGR) Tumbuh 7%

Rabu, 16 Januari 2019 | 07:23 WIB
Sepanjang Tahun Lalu, Volume Penjualan Semen Indonesia (SMGR) Tumbuh 7%
[]
Reporter: Auriga Agustina | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hasil penjualan semen PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) berhasil melampaui industri. Hingga akhir tahun lalu, SMGR mampu membukukan pertumbuhan penjualan semen sekitar 7% menjadi 33,6 juta ton.

Menurut Agung Wiharto, Corporate Comunication SMGR, tumbuhnya penjualan semen perusahaan ini ditopang oleh penjualan ekspor yang naik lebih tinggi. Pasalnya, penjualan semen domestik SMGR hanya tumbuh 2% menjadi 27,8 juta ton.

Untuk konsumsi semen nasional sepanjang tahun lalu, menurut Agung, hanya naik 4,8% menjadi 69,5 juta ton. Tahun ini, manajemen SMGR memperkirakan, konsumsi semen nasional dapat tumbuh 4%–5%. "Perhitungan tersebut berdasarkan proyeksi inflasi, suku bunga dan pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2019," ujar dia, kemarin.

Meski begitu, Agung mengatakan masih belum bisa membagikan target volume penjualan SMGR di tahun ini. "Yang jelas harapan kami bisa menjaga market share. Jadi kami harus mampu mengimbangi pertumbuhan semen nasional," jelas dia.

Proyeksi pertumbuhan konsumsi semen di tahun ini sejalan dengan hitungan Kepala Koneksi Kapital Indonesia Alfred Nainggolan. Dia memperkirakan konsumsi semen nasional tahun ini akan tumbuh sekitar 4%–5%.

Dengan demikian, volume penjualan semen SMGR tahun ini bisa tumbuh 5%–7% atau sama dengan tahun lalu. "Mereka masih memimpin pasar, jadi kemungkinan bisa menyerap lebih banyak," kata Alfred.

Meski begitu, di tahun ini, masalah besar industri semen masih akan menghantui SMGR. Agung mengatakan, di tahun ini kelebihan pasokan semen masih akan terjadi. "Kapasitas terpasang di seluruh pabrik semen Indonesia tahun ini ada 110 juta ton, dengan konsumsi semen 73 juta–75 juta ton," papar dia.

Analis Indo Premier Sekuritas Willy Goutama juga mengatakan, kelebihan pasokan semen di Indonesia masih terus berlanjut. Namun dia yakin, SMGR masih bisa tumbuh lebih baik. Pasalnya, SMGR mampu menyesuaikan average selling price (ASP) berdasarkan wilayah.

Ditambah lagi, SMGR telah sepakat mengakuisisi PT Holcim Indonesia (SMCB). Pangsa pasar SMGR yang saat ini sebesar 43% bisa bertambah hingga 31% pasca merger dengan Holcim Indonesia.

Namun proses akuisisi ini sedikit molor. Toh, manajemen SMGR yakin masih bisa membukukan pertumbuhan penjualan. Sebelumnya, SMGR berencana menyelesaikan akuisisi di bulan ini.

Namun ada proses persiapan administrasi yang belum rampung. Dus, akuisisi diprediksi rampung di Februari. "Tunggu saja, ini masih Januari bisa saja closing akhir Januari, selambat-lambatnya Februari," jelas Agung. Sejatinya menurut dia, tidak ada kendala selain administrasi.

Tahun ini, SMGR menganggarkan belanja modal lebih besar karena untuk membiayai akuisisi SMCB dan pemeliharaan mesin. "Belanja modal dari kas dan pinjaman bank asing yang sudah diteken di tahun lalu," kata Agung.

Total capex bisa mencapai US$ 2,5 juta–US$ 3 juta untuk pemeliharaan mesin per ton kapasitas. Untuk akuisisi SMCB, SMGR menyiapkan US$ 917 juta, yang dipenuhi dari pinjaman bank asing senilai total US$ 1,28 miliar

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Pertebal Portofolio, Saratoga (SRTG) Siapkan Dana US$ 150 Juta
| Kamis, 23 Januari 2025 | 09:07 WIB

Pertebal Portofolio, Saratoga (SRTG) Siapkan Dana US$ 150 Juta

PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) membidik sejumlah perusahaan potensial untuk didanai pada tahun 2025 ini. 

Berbenah, Prospek Saham GOTO Berpotensi Merekah
| Kamis, 23 Januari 2025 | 09:03 WIB

Berbenah, Prospek Saham GOTO Berpotensi Merekah

Pemulihan kinerja dan bisnis on demand service mendorong prospek harga saham PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO)

Menangkap Peluang Mengoleksi Emas Saat Harga Terkoreksi
| Kamis, 23 Januari 2025 | 08:31 WIB

Menangkap Peluang Mengoleksi Emas Saat Harga Terkoreksi

Di jangka pendek ada peluang harga emas terkoreksi. Data-data inflasi Amerika Serikat menunjukkan pelambatan

Langkah Konsolidasi Akan Berlanjut, Taji KPR Syariah Bank BTN (BBTN) Kian Kuat
| Kamis, 23 Januari 2025 | 08:26 WIB

Langkah Konsolidasi Akan Berlanjut, Taji KPR Syariah Bank BTN (BBTN) Kian Kuat

Ketimbang IPO entitas hasil merger UUS BTN Syariah dan Bank Victoria Syariah, BBTN membuka peluang untuk mengakuisisi bank syariah lain.

Tarik Minat Masyarakat di Program 3 Juta Rumah, Kementerian BUMN Gunakan Konsep TOD
| Kamis, 23 Januari 2025 | 08:09 WIB

Tarik Minat Masyarakat di Program 3 Juta Rumah, Kementerian BUMN Gunakan Konsep TOD

Pemerintah akan menyisir dan mendata developer nakal agar tidak bisa berpartisipasi dalam Program Tiga Juta Rumah. 

Diam-Diam Sahamnya Sudah Terbang 45%, SMKL Rupanya Berkongsi dengan Perusahaan China
| Kamis, 23 Januari 2025 | 07:53 WIB

Diam-Diam Sahamnya Sudah Terbang 45%, SMKL Rupanya Berkongsi dengan Perusahaan China

PT Satyamitra Kemas Lestari Tbk (SMKL) dan Ghuangzhou Yi Song berkongsi masuk ke bisnis paper pulp mold. ​

PK Ditolak, Subagio Wirjoatmodjo Mesti Melepas Kepemilikannya di Trimata Benua
| Kamis, 23 Januari 2025 | 07:41 WIB

PK Ditolak, Subagio Wirjoatmodjo Mesti Melepas Kepemilikannya di Trimata Benua

Data terbaru menunjukkan, kepemilikan Subagio Wirjoatmodjo di perusahaan batubara PT Trimata Benua sebanyak 25 persen.

Gara-Gara Perintah Donald Trump, Arus Masuk Dana ke Obligasi Domestik Tersendat
| Kamis, 23 Januari 2025 | 07:02 WIB

Gara-Gara Perintah Donald Trump, Arus Masuk Dana ke Obligasi Domestik Tersendat

Peluang pemangkasan suku bunga acuan alias BI rate dapat mendukung valuasi yield obligasi domestik. 

Bank Indonesia Siap Borong SBN di Pasar Sekunder
| Kamis, 23 Januari 2025 | 07:00 WIB

Bank Indonesia Siap Borong SBN di Pasar Sekunder

Langkah borong SBN oleh Bank Indonesia sebagai bentuk dukungan bank sentral terhadap program ekonomi pemerintah.

Indonesia Menawarkan Investasi Baterai Listrik
| Kamis, 23 Januari 2025 | 06:45 WIB

Indonesia Menawarkan Investasi Baterai Listrik

Pada September nanti Indonesia secara keseluruhan bisa memenuhi standar besar seperti Exponential Moving Average (EMA).

INDEKS BERITA

Terpopuler