Simak Isi Portofolio Manajer Investasi Usai Pemilu

Senin, 22 April 2019 | 08:17 WIB
Simak Isi Portofolio Manajer Investasi Usai Pemilu
[]
Reporter: Dimas Andi, Yusuf Imam Santoso | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hasil pemilu presiden dan legislatif berpotensi menjadi tenaga tambahan bagi pasar saham Indonesia dalam beberapa waktu ke depan. Manajer investasi pun sudah pasang kuda-kuda agar kinerja reksadana sahamnya juga melonjak.

Asal tahu saja, Kamis (18/4), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menguat 0,40% menjadi 6.507,22. Head of Investment Insight Investment Management Genta Wira Anjalu mengungkapkan, pasar saham domestik bisa kembali rally seusai pemilu.

Selain karena faktor politik, pasar saham juga mendapat angin segar dari masuknya dana investor asing di tengah potensi perlambatan ekonomi global. Indonesia dipandang masih menawarkan potensi pertumbuhan ekonomi yang lebih baik, sehingga ujung-ujungnya berdampak positif bagi kinerja pasar saham.

Lihat saja, di tengah pemangkasan proyeksi ekonomi global oleh International Monetary Fund (IMF), perekonomian Indonesia masih diperkirakan stabil di kisaran 5,2%.

Tak hanya itu, tren penguatan rupiah juga menjadi nilai tambah yang disukai oleh investor asing. Hingga akhir pekan lalu, kurs rupiah ada di kisaran Rp 14.045 per dollar Amerika Serikat. Artinya sepanjang tahun ini, nilai tukar mata uang Garuda tersebut sudah menguat 2,39%.

Agar reksadana saham memberi return optimal, Genta membeberkan, manajer investasi Insight Investment saat ini overweight di sektor finansial dan infrastruktur. "Sektor tersebut bergerak sejalan dengan aliran dana asing yang jadi salah satu faktor utama penggerak indeks," ungkap dia.

Menurut Genta, sektor saham yang terkait infrastruktur akan mendapat angin segar apabila kubu petahana benar-benar resmi memenangi pilpres. Pasalnya, para pelaku pasar percaya proyek-proyek pembangunan infrastruktur akan berlanjut.

Jadi, prospek sektor infrastruktur masih oke. Karena itu, Insight belum berniat mengubah strategi pengelolaan reksadana saham.

Peluang suku bunga

Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM) Reza Fahmi menyebut, pengelolaan strategi reksadana saham di HPAM tetap berkonsentrasi pada saham industri perdagangan dan jasa, properti serta industri dasar.

Ia beralasan, suku bunga acuan dalam negeri, yakni Bank Indonesia 7-day repo rate (BI 7-DRR) berpotensi turun tahun ini. Jika suku bunga acuan kembali turun, saham di sektor keuangan juga bisa terkerek.

Direktur Panin Asset Management Rudiyanto juga berpendapat senada. Ia menilai sektor yang sensitif terhadap suku bunga acuan menarik tahun ini. "Dalam arti jika suku bunga turun, perusahaan diuntungkan, contohnya seperti saham sektor keuangan dan properti," jelas dia.

Tetapi, Direktur Bahana TCW Investment Soni Wibowo mengingatkan, rally IHSG bisa saja terhambat akibat valuasi sejumlah saham yang tidak murah lagi. Karena itu, Bahana TCW belum memiliki rencana melakukan perubahan secara signifikan terhadap portofolio reksadana sahamnya seusai pemilu.

"Portofolio reksadana saham kami sudah dibentuk mengantisipasi hasil pemilu," imbuh dia. Asal tahu saja, portofolio reksadana saham Bahana selama ini masih fokus pada saham-saham di sektor perbankan, konstruksi dan konsumer.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Transaksi Pembayaran Lewat QRIS Semakin Semarak
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 10:11 WIB

Transaksi Pembayaran Lewat QRIS Semakin Semarak

BI menargetkan volume transaksi QRIS tahun 2025 mencapai 15,37 miliar atau melonjak 146,4% secara tahunan dengan nilai Rp 1.486,8 triliun 

CIMB Niaga Syariah Jajaki Konsolidasi dengan BUS
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 10:07 WIB

CIMB Niaga Syariah Jajaki Konsolidasi dengan BUS

Bank CIMB Niaga berpotensi memiliki bank syariah beraset jumbo. Pasalnya, bank melakukan penjajakan untuk konsolidasi dengan bank syariah​

Ekonomi Tak Pasti, Kolektor Barang Mewah Berhati-hati
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 08:00 WIB

Ekonomi Tak Pasti, Kolektor Barang Mewah Berhati-hati

Kondisi ekonomi global yang tak pasti serta suku bunga tinggi menekan industri barang mewah di tahun 2025

Berhentilah Menebang Masa Depan
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 07:10 WIB

Berhentilah Menebang Masa Depan

Bencana  banjir dan longsor di tiga provinsi Sumatra jadi momentum reformasi kebijakan perizinan dan tata ruang Indonesia.​

Jangan Jadi Tradisi
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 07:00 WIB

Jangan Jadi Tradisi

Lonjakan harga-harga komoditas pangan menjelang Nataru ataupun saat puasa dan Lebaran harus disikapi serius pemerintah lewat kebijakan.

Bos Martina Berto (MBTO) Memilih Investasi Berhorizon Menengah hingga Panjang
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 06:55 WIB

Bos Martina Berto (MBTO) Memilih Investasi Berhorizon Menengah hingga Panjang

Direktur Utama PT Martina Berto Tbk (MBTO), Bryan David Emil, memilih aset berjangka menengah panjang dalam portofolio investasinya.

Multifinance Kejar Pembiayaan Mobil
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 06:50 WIB

Multifinance Kejar Pembiayaan Mobil

Pemangkasan target penjualan mobil baru oleh Gaikindo menjadi 780.000 unit menegaskan tekanan pada industri otomotif belum mereda.

Daya Beli Pulih, Kredit Masih Tertahan
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 06:48 WIB

Daya Beli Pulih, Kredit Masih Tertahan

Pemulihan daya beli masyarakat mulai terlihat di Oktober 2025, namun belum merata. Kredit rumahtangga jadi penopang utama pertumbuhan kredit OJK.

Rupiah Pekan Ini Terangkat Pelemahan Dolar
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 06:30 WIB

Rupiah Pekan Ini Terangkat Pelemahan Dolar

Mengutip Bloomberg, rupiah di pasar spot menguat 0,18% secara harian ke Rp 16.646 per dolar AS pada Jumat (12/12).

Sinergi Multi (SMLE) Bersiap Mengekspor Minyak Nilam
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 05:20 WIB

Sinergi Multi (SMLE) Bersiap Mengekspor Minyak Nilam

SMLE memperkuat bisnis nilam sebagai salah satu komoditas strategis di Indonesia dengan fokus pada kategori wewangian (fragrance & flavors).

INDEKS BERITA

Terpopuler