Simpanan Valas di Perbankan Belum Punya Obat Kuat

Selasa, 09 Juli 2019 | 08:08 WIB
Simpanan Valas di Perbankan Belum Punya Obat Kuat
[]
Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Upaya bank untuk mengumpulkan simpanan atau dana pihak ketiga (DPK) dalam valuta asing masih lesu. Bank Indonesia (BI) mencatat, per Mei 2019 DPK valas hanya tumbuh 3,7% secara year on year (yoy) menjadi Rp 727,1 triliun.

Asal tahu saja, secara tahunan jumlah tersebut bahkan turun 4,89% secara month on month (mom) (lihat tabel). Sejumlah bankir yang dihubungi KONTAN menyebut, penghimpunan dana masyarakat dalam bentuk valas memang masih dalam tren lesu.

Direktur Bank BCA Santoso Liem menyebut, per akhir Juni 2019 lalu. total DPK valas di BCA stagnan di posisi Rp 47,6 triliun. Padahal, jika merujuk laporan keuangan perseroan di Mei 2019, total DPK BCA tumbuh 9,31% secara yoy menjadi Rp 659,89 triliun.

Menurutnya, perlambatan DPK valas disebabkan oleh kinerja ekspor impor yang tidak banyak bergerak. "Karena pembelian valas tentunya perlu memiliki underlying transaction," terangnya, Senin (8/7). Alhasil, saat impor dan ekspor lesu akan mempengaruhi simpanan valas.

Potensi insenstif DHE

Ke depan, ada potensi dana valas bisa bergerak tumbuh. Salah satunya dengan keluarnya insentif fiskal Devisa Hasil Ekspor (DHE) dari kegiatan pengusahaan, pengelolaan dan pengelolahan sumber daya alam (SDA) yang diluncurkan oleh pemerintah.

Besaran insentif pajak yang diberikan adalah simpanan 1 bulan hanya terkena pajak 10%, 3 bulan 7,5%, 6 bulan 2,5 % dan lebih dari 6 bulan terkena 0%. Khusus devisa yang dikonversi ke rupiah terkena pajak 7,5% untuk simpanan 1 bulan, 5% untuk masa simpanan 3 bulan, 0% untuk masa simpanan 6 bulan atau lebih.

Santoso bilang. insentif DHE atas simpanan eksportir masih mini. Praktiknya dana tersebut bersifat sementara. kerap ditarik untuk kebutuhan impor. Alhasil, BCA memandang pertumbuhan DPK valas hingga akhir tahun masih bakal flat.

Lani Darmawan, Direktur Konsumer CIMB Niaga menyebut simpanan valas mata uang di CIMB Niaga memang lambat dan relatif tidak tumbuh. Makanya CIMB Niaga juga tak memasang target untuk menggaruk DPK valas.

Setali tiga uang, Direktur Utama BRI Agro, Agus Noorsanto mencatat pertumbuhan DPK valas di BRI stagnan dan diramal stabil hingga akhir tahun. Total porsi valas terhadap total DPK BRI masih rendah hanya di kisaram 7%–8% saja. "Kami memang belum terlalu fokus ke valas, proyeksi kami masih sama hingga akhir tahun," tuturnya.

Catatan saja, melambatnya DPK valas di bulan Mei 2019 disebabkan menurunnya penghimpunan dana giro valas sebesar 4,8%. Selain itu, tabungan valas juga ikut menyusut 1,8% dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara DPK masih tetap tumbuh dua digit di bulan kelima tahun 2019 ini.

Bagikan

Berita Terbaru

RI Ajak Investor Inggris Investasi di Sektor EBT
| Sabtu, 23 November 2024 | 11:57 WIB

RI Ajak Investor Inggris Investasi di Sektor EBT

Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani memamerkan sejumlah upaya pemerintah untuk menciptakan iklim bisnis di sektor energi terbarukan

Ribuan Orang Teken Petisi Tolak Kenaikan Tarif PPN
| Sabtu, 23 November 2024 | 11:52 WIB

Ribuan Orang Teken Petisi Tolak Kenaikan Tarif PPN

Lebih dari 5.000 orang telah menandatangani petisi online yang telah dibuat sejak 19 November 2024 tersebut

Persiapan Tol Trans Jawa untuk Mudik Libur Nataru
| Sabtu, 23 November 2024 | 11:45 WIB

Persiapan Tol Trans Jawa untuk Mudik Libur Nataru

Pemerintah memastikan bahwa Tol Trans Jawa siap dilintasi saat libur Natal dan 2024 dan Tahun Baru 2025

Subsidi Pupuk Tetap Dalam Bentuk Volume Barang
| Sabtu, 23 November 2024 | 11:39 WIB

Subsidi Pupuk Tetap Dalam Bentuk Volume Barang

Pemerintah akan menggelontorkan pupuk subsidi sebanyak lebih dari 9 juta ton secara langsung kepada petani

Duit Beredar Melambat Tanda Isi Dompet Cekak
| Sabtu, 23 November 2024 | 11:30 WIB

Duit Beredar Melambat Tanda Isi Dompet Cekak

Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa pertumbuhan jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) melambat pada Oktober 2024

Bumi Citra Permai (BCIP) Bidik Cuan Bisnis Kaveling Industri
| Sabtu, 23 November 2024 | 10:38 WIB

Bumi Citra Permai (BCIP) Bidik Cuan Bisnis Kaveling Industri

PT Bumi Citra Permai Tbk bersiap menggenjot bisnis dengan menyediakan lebih banyak kaveling industri dan pergudangan. 

Sampai Akhir September 2024, Laba Bersih Summarecon Agung (SMRA) Melejit 43%
| Sabtu, 23 November 2024 | 07:19 WIB

Sampai Akhir September 2024, Laba Bersih Summarecon Agung (SMRA) Melejit 43%

Pertumbuhan laba bersih SMRA itu didongkrak melejitnya pendapatan di periode Januari-September 2024.

Pendapatan dan Laba Harita Nickel (NCKL) Melesat di Kuartal III-2024
| Sabtu, 23 November 2024 | 07:11 WIB

Pendapatan dan Laba Harita Nickel (NCKL) Melesat di Kuartal III-2024

Pendapatan dan laba bersih PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) alias Harita Nickel kompak naik di sembilan bulan 2024. 

Menguat Dalam Sepekan, IHSG Ditopang Optimisme Pasar
| Sabtu, 23 November 2024 | 07:01 WIB

Menguat Dalam Sepekan, IHSG Ditopang Optimisme Pasar

Dalam sepekan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakumulasi penguatan 0,48%. Jumat (22/11), IHSG ditutup naik 0,77% ke level 7.195,56 

Insentif Pajak Lanjutan, Harapan Emiten Kendaraan Listrik
| Sabtu, 23 November 2024 | 06:54 WIB

Insentif Pajak Lanjutan, Harapan Emiten Kendaraan Listrik

Menakar efek insentif pajak lanjutan PPnBM DTP dan PPN DTP terhadap prospek kinerja emiten kendaraan listrik​.

INDEKS BERITA

Terpopuler