Subsidi Energi Dipangkas, Pemerintah Usulkan Anggaran Mendesak Rp 21 Triliun

Senin, 09 September 2019 | 07:09 WIB
Subsidi Energi Dipangkas, Pemerintah Usulkan Anggaran Mendesak Rp 21 Triliun
[ILUSTRASI. Peserta Sidang Dewan Keamanan PBB yang dipimpin oleh Menlu RI menggunakan batik]
Reporter: Adinda Ade Mustami, Bidara Pink, Grace Olivia | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah dan Badan Anggaran (Banggar) DPR menyepakati kenaikan pendapatan dan belanja negara dalam APBN 2020 sebesar Rp 11,6 triliun.

Meski naik, angka defisit anggaran dalam APBN 2020 tetap tetap disepakati sebesar 1,76% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Dari sisi belanja negara, kenaikan tersebut membuat target belanja tahun depan berubah menjadi Rp 2.540,4 triliun.

Ini terutama karena adanya usulan anggaran kebutuhan belanja negara mendesak sebesar Rp 21,7 triliun.

Usulan alokasi anggaran kebutuhan mendesak tersebut masuk dalam pos belanja non kementerian lembaga (K/L).

Adapun, dari jumlah itu, sebesar Rp 1,7 triliun diantaranya berasal dari realokasi anggaran transfer ke daerah.

Sayangnya, pemerintah masih enggan membeberkan fungsi anggaran yang nilainya cukup besar tersebut.

"Masih akan kami bicarakan di rapat Panja (panitia kerja) pekan depan," kata Direktur Jenderal (Dirjen) Anggaran Kementerian Keuangan (Kemkeu) Askolani kepada KONTAN, Jumat (6/9).

Baca Juga: Pemerintah dan DPR sepakat belanja negara 2020 sebesar Rp 2.540 triliun

Di Nota Keuangan RAPBN 2020, dana cadangan keperluan mendesak, merupakan salah satu fungsi dari anggaran belanja non K/L.

Adapun, anggaran non K/L 2020 yang dialokasikan pemerintah, yaitu sebesar Rp 154,86 triliun.

Selain untuk keperluan mendesak, belanja non K/L tersebut juga digunakan untuk tujuh hal. 

Pertama, mengantisipasi perubahan asumsi dasar ekonomi makro melalui penyediaan dana cadangan risiko fiskal. 

Kedua, penyediaan biaya operasional lembaga yang belum mempunyai kode bagian anggaran sendiri. 

Ketiga, mendukung ketahanan pangan. Keempat, penyediaan dana cadangan untuk gaji bagi pegawai baru. 

Kelima, penyediaan dana cadangan bencana alam. Keenam, penyediaan dana cadangan lainnya yang terkait dengan kebijakan kepegawaian. 

Ketujuh, mendukung keanggotaan Indonesia dalam Dewan Keamanan PBB.

Subsidi dipangkas

Meski ada alokasi anggaran mendesak, pemerintah dan Banggar DPR sepakat menurunkan alokasi anggaran subsidi energi Rp 12,1 triliun menjadi Rp 125,3 triliun.

Anggaran subsidi bahan bakar minyak mapun LPG tabung 3 kilogram (kg) maupun subsidi listrik, dipangkas masing-masing Rp 4,7 triliun dan Rp 7,4 triliun.

Pemerintah juga mengusulkan penyesuaian anggaran pendidikan 2,3 triliun untuk mempertahankan porsi 20% dari total belanja negara.

Dari sisi pendapatan negara, disepakati naik jadi Rp 2.333,2 triliun.

Kenaikan ini, berasal dari tambahan target penerimaan perpajakan karena kenaikan PPh migas, PBB, dan cukai hasil tembakau.

Baca Juga: Banyak makan korban, ini upaya pemerintah soal perlintasan sebidang

Selain itu, PNBP disepakati Rp 367 triliun atau naik Rp 7,7 triliun dari RAPBN 2020.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara menduga, alokasi kebutuhan anggaran mendesak digunakan sebagai cadangan fiskal alias fiscal buffer.

Dana cadangan tersebut bakal digunakan pemerintah jika terjadi resesi ekonomi dan pemerintah harus mendorong dengan stimulasi fiskal.

"Antisipasi dari shortfall penerimaan pajak," kata Bhima.

Bagikan

Berita Terbaru

BEI Berniat Menyesuaikan 1 Lot Saham Berisi 1 Lembar Saham
| Jumat, 20 Juni 2025 | 04:45 WIB

BEI Berniat Menyesuaikan 1 Lot Saham Berisi 1 Lembar Saham

Bursa Efek Indonesia (BEI) berpotensi untuk menyesuaikan perdagangan saham alias lot size 1 lot saham menjadi 1 saham.

Pasar Ketat, Reasuransi Hadapi Tantangan Bertubi
| Jumat, 20 Juni 2025 | 04:45 WIB

Pasar Ketat, Reasuransi Hadapi Tantangan Bertubi

Lesunya kondisi ekonomi di dalam negeri diperparah oleh pasar reasuransi global yang semakin ketat. 

Pebisnis Properti Berharap Insentif dan Bunga Landai
| Jumat, 20 Juni 2025 | 04:35 WIB

Pebisnis Properti Berharap Insentif dan Bunga Landai

Manajemen APLN melihat prospek bisnis properti masih menunjukkan tren cukup positif di semester I-2025

Tak Cuma Top Laggards, Saham Bank Jadi Sasaran Jual Investor Asing Saat IHSG Terjun
| Jumat, 20 Juni 2025 | 04:30 WIB

Tak Cuma Top Laggards, Saham Bank Jadi Sasaran Jual Investor Asing Saat IHSG Terjun

IHSG mengakumulasi penurunan 3,27% dalam sepekan terakhir. Sedangkan sejak awal tahun, IHSG kini berbalik turun 1,57% dari posisi hari sebelumnya.

Indonesian Paradise Property (INPP) Siapkan Belanja Modal Rp 1,1 Triliun
| Jumat, 20 Juni 2025 | 04:25 WIB

Indonesian Paradise Property (INPP) Siapkan Belanja Modal Rp 1,1 Triliun

Alokasi dana belanja modal tersebut akan dibagi berdasarkan segmen bisnis utama perusahaan di tahun ini.

Tekanan IHSG Masih Bisa Berlanjut
| Jumat, 20 Juni 2025 | 04:25 WIB

Tekanan IHSG Masih Bisa Berlanjut

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok ke zona merah dan meninggalkan level 7.000. Pelemahan ini masih bisa berlanjut

Alarm Restrukturisasi Perdagangan RI
| Jumat, 20 Juni 2025 | 04:21 WIB

Alarm Restrukturisasi Perdagangan RI

Reformasi struktural dan kebijakan industri yang terarah akan menjadi kunci menuju ketahanan ekonomi nasional.

Kinerja Dapen Masih Dihantui Risiko Global
| Jumat, 20 Juni 2025 | 04:05 WIB

Kinerja Dapen Masih Dihantui Risiko Global

Kinerja investasi dana pensiun (dapen) masih dibayang-bayangi ancaman tekanan akibat perang tarif hingga konflik geopolitik.

Indeks Saham Terbakar Suhu Geopolitik yang Tinggi
| Jumat, 20 Juni 2025 | 02:00 WIB

Indeks Saham Terbakar Suhu Geopolitik yang Tinggi

Ada kekhawatiran bahwa perang Iran-Israel akan merembet ke negara-negara lainnya, dan memberikan dampak buruk bagi kondisi ekonomi dan politik.

Jumlah Penonton Bioskop Cinema XXI Membludak, Kinerja CNMA Diproyeksi Bakal Meningkat
| Kamis, 19 Juni 2025 | 10:50 WIB

Jumlah Penonton Bioskop Cinema XXI Membludak, Kinerja CNMA Diproyeksi Bakal Meningkat

PT Nusantara Sejahtara Raya Tbk (CNMA) diproyeksikan bisa menorehkan kinerja yang lebih baik di kuartal II-2025.

INDEKS BERITA

Terpopuler