Tak Feasible, Adaro Batal Jadi Mitra PLTU Kaltim 5

Jumat, 26 April 2019 | 08:39 WIB
Tak Feasible, Adaro Batal Jadi Mitra PLTU Kaltim 5
[]
Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yuwono triatmojo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adaro Energy Tbk (ADRO) melalui anak usahanya, PT Adaro Power memutuskan untuk tidak melanjutkan kemitraan dengan Indonesia Power dalam proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Kaltim-5. Padahal, semula, anak usaha PT PLN (Persero) itu sudah menunjuk Adaro Power sebagai patner dalam pembangunan PLTU mulut tambang berkapasitas 2 x 100 Megawatt (MW) itu.

Direktur Utama PT Adaro Energy Tbk Garibaldi Thohir mengungkapkan, Adaro mundur dari pembangunan PLTU mulut tambang itu sejak pertengan tahun 2018 lalu. Ada dua alasan emiten anggota indeks Kompas100 tersebut tidak berminat melanjutkan proyek itu.

Alasan utamanya, "PLTU Kaltim-5 itu tidak feasible untuk dikerjakan. Tidak jadi, kita mundur udah lama, karena nggak feasible," kata Boy, panggilan karib Garibaldi, saat ditanya KONTAN, Kamis (25/4).

Alasan kedua, ADRO sedang fokus untuk menuntaskan dua PLTU. Yakni PLTU Tanjung Power di Tabalong, Kalimantan Selatan dan PLTU Batang di Jawa Tengah."Kita mau fokus menyelesaikan PLTU) yang di Kalsel sama di Jateng. PLTU Batang kan Insya Allah tahun 2020 jadi, kalau yang Kalsel, tahun ini" ungkapnya.

Sekadar mengingatkan, awalnya PLTU Mulut Tambang Kaltim-5 ini akan dibangun melalui skema joint venture. Porsinya: Adaro Power 49% dan Indonesia Power sebesar 51%. Rencananya, proyek tersebut membutuhkan investasi US$ 400 juta.

Yang jelas, proyek PLTU Mulut Tambang Kaltim-5 ini adalah satu dari 14 proyek listrik perusahaan listrik negara dengan skema penunjukan langsung.

Penunjukan langsung dibolehkan berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 14 tahun 2017 tentang Percepatan Pembangunan infrastruktur Ketenagalistrikan. Aturan ini lantas dilengkapi dengan aturan turunannya yakni Peraturan Menteri ESDM Nomor 19 tahun 2017 tentang Pemanfaatan Batubara untuk Pembangkit Listrik dan Pembelian kelebihan Tenaga Listrik (excess power).

Dasar aturan ini pula yang kemudian digunakan PLN untuk menggenjot proyek listrik. Sayangnya, dalam upaya penunjukan langsung proyek, salah satunya tersandung kasus korupsi. Yakni PLTU Mulut Tambang Riau-I. Proyek ini kemudian menyeret Direktur Utama PLN Sofyan Basir menjadi tersangka kasus korupsi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Direktur Eksekutif Institute for Essential Service Reform (IESR) Fabby Tumiwa menilai skema penunjukan langsung tetap dibutuhkan untuk proyek-proyek tertentu. Misalnya. PLTU mulut tambang. "Tambang degan pembangkitnya dalam satu kesatuan tak mungkin dipasok dengan cara tender dari tempat lain. Jadi untuk proyek tertentu memang membutuhkan penunjukan langsung," ungkapnya.

Yang terpenting, ujar Fabby, proses dan perencanaan dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) harus diperhatikan.

Fabby bilang, proses penetapan RUPTL membutuhkan waktu panjang, bahkan wajib mendapatkan persetujuan dari Kementerian ESDM. Cara ini semestinya bisa menutup celah kecurangan hingga penyelewengan. "Di sini, pengawasan regulator atau pemerintah penting," tandasnya.

Jika kemudian lolos, pemerintah harus mengevaluasi celah terjadinya penyelewengan tersebut.

Penyelesaian pembangkit terus digenjot

Kendati batal di proyek PLTU Mulut Tambang Kaltim-5, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) memutuskan fokus menyelesaikan proyek pembangkit yang sudah berjalan.

Salah satunya, untuk proyek PLTU Tanjung Power. Saat ini, ADRO mencatat, progres pembentukan Engineering, Procurement and Construction (EPC) sudah mencapai 99%. Kini bahkan sudah memasuki proses commissioning. Direktur Utama ADRO Garibaldi Thohir menargetkan, operasi komersial atau commercial operation date (COD) PLTU berkapasitas 2 x 100 MW itu ditargetkan bisa dilakukan Agustus tahun ini.

Adapun untuk PLTU Batang, proses EPC sudah sekitar 70%. Untuk PLTU jumbo berkapasitas 2 x 1.000 MW ini, Boy, panggilan karib Garibaldi yakin pembangkit dengan nilai investasi sebesar US$ 4,2 miliar ini bisa COD medio tahun 2020. Sedikit molor dari target lantaran Kementerian BUMN sebelumnya pernah merencanakan, PLTU Batang ini sudah bisa mulai diuji coba pada akhir tahun 2019 ini untuk kapasitas 1.000 MW terlebih dahulu.

Bagikan

Berita Terbaru

Kemenhub Usul 24-27 Maret Diberlakukan WFA
| Jumat, 24 Januari 2025 | 07:37 WIB

Kemenhub Usul 24-27 Maret Diberlakukan WFA

Kemenhub akan mengusulkan dan berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga lain terkait usulan WFA.untuk antisipasi kemacetan

Laba Kian Menebal, Analis Kompak Rekomendasikan Beli Saham BBNI
| Jumat, 24 Januari 2025 | 07:34 WIB

Laba Kian Menebal, Analis Kompak Rekomendasikan Beli Saham BBNI

Insentif giro wajib minimum (GWM) dan regulasi devisa hasil ekspor (DHE) yang baru bakal menopang kinerja emiten bank, termasuk BBNI.

Bulog Usul Kenaikan Harga Pembelian Beras di Gudang
| Jumat, 24 Januari 2025 | 07:27 WIB

Bulog Usul Kenaikan Harga Pembelian Beras di Gudang

Pemerintah telah menetapkan HPP gabah kering panen (GKP) senilai Rp 6.500 per kg, naik dari sebelumnya Rp 6.000 per kg.

Revisi UU BUMN Bahas Danantara
| Jumat, 24 Januari 2025 | 07:23 WIB

Revisi UU BUMN Bahas Danantara

Pemerintah yakin penyusunan RUU BUMN merupakan bagian penting dalam upaya meningkatkan kualitas pengelolaan BUMN.

 Menangkal Pagar Laut  Tertancap di Wilayah Lain
| Jumat, 24 Januari 2025 | 07:19 WIB

Menangkal Pagar Laut Tertancap di Wilayah Lain

Pemerintah perlu mengantisipasi meluasnya fenomena pagar laut di sejumlah daerah untuk dijadikan reklamasi

Menjelang Long Weekend, Kurs Rupiah Berpotensi Melemah
| Jumat, 24 Januari 2025 | 06:59 WIB

Menjelang Long Weekend, Kurs Rupiah Berpotensi Melemah

Rupiah berpotensi melemah pada perdagangan Jumat (23/1). Rupiah tertekan pelemahan ekonomi kawasan Asia. 

Menjelang Long Weekend Cari Cuan Dulu, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Jumat, 24 Januari 2025 | 06:43 WIB

Menjelang Long Weekend Cari Cuan Dulu, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Investor asing kemarin mencatatkan net buy atau beii bersih tipis Rp 18,01 miliar di seluruh pasar. 

Dua Emiten Milik Aguan, PANI dan CBDK Kompak ARB, Hati-hati Volatilitasnya Tinggi
| Jumat, 24 Januari 2025 | 06:41 WIB

Dua Emiten Milik Aguan, PANI dan CBDK Kompak ARB, Hati-hati Volatilitasnya Tinggi

Sentimen pagar laut di Tangerang menyeret turun harga saham emiten milik Sugianto Kusuma alias Aguan.

Bank Bakal Memikul Biaya Dana Berat Lebih Lama
| Jumat, 24 Januari 2025 | 06:30 WIB

Bank Bakal Memikul Biaya Dana Berat Lebih Lama

LPS memutuskan  tetap mempertahankan suku bunga penjaminan di level 4,25% untuk periode  Februari sampai dengan Mei 2025. ​

Fintech Siapkan Berbagai Jurus Pertebal Modal
| Jumat, 24 Januari 2025 | 06:25 WIB

Fintech Siapkan Berbagai Jurus Pertebal Modal

Industri fintech lending bersiap memupuk permodalan karena syarat ekuitas yang harus dimiliki pelaku industri bakal semakin tinggi.

INDEKS BERITA

Terpopuler