KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasca melepas bisnis pelumas, PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) justru semakin optmitis pada tahun ini. Mereka mengincar pertumbuhan penjualan bersih 5%-10%. Sementara target laba bersihnya Rp 400 miliar-Rp 450 miliar.
Alih-alih mencari pengganti bisnis pelumas, Mitra Pinasthika akan lebih fokus meningkatkan pertumbuhan bisnis secara organik. Seperti diketahui, Mitra Pinasthika memiliki empat divisi usaha yakni MPMulia, MPMInsurance, MPMFinance dan MPMRent.
Nah, hingga kini, MPMulia mendominasi penjualan bersih hingga lebih dari 80%. Pendorongnya adalah pertumbuhan penjualan sepedar motor. MPMulia merupakan distributor sepeda motor Honda di Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Menurut catatan internal tahun lalu, akumulasi penjualan diler mereka mencapai 901.337 unit atau naik sekitar 7% ketimbang 2017.
Hingga kuartal I tahun ini, manajemen Mitra Pinasthika mengaku, penjualan kendaraan roda dua terlihat cukup menjanjikan. "Kami berharap bahwa momentum baik ini akan terus berlanjut sepanjang tahun 2019," kata Natalia Lusnita, General Manager Corporate Communication PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk kepada KONTAN, Kamis (4/4) pekan lalu.
Namun MPMX tidak hanya berkutat pada pengembangan MPMulia. Perusahaan itu misalnya, berencana memperkuat sistem pemasaran MPMRent. Tujuannya untuk menetapkan tarif sewa kendaraan yang kompetitif di tengah persaiangan bisnis.
Agar agenda bisnis berjalan mulus, Mitra Pinasthika menyediakan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) Rp 600 miliar-Rp 700 miliar. Sebagian besar capex untuk membangun gudang sepeda motor MPMulia dan membeli armada kendaraan MPMRent. Sumber dana belanja modal berasal dari kas internal dan pinjaman.
Dalam kesempatan terpisah, Suwito Mawarwati, Group Chief Executive Officer PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk menjelaskan, divestasi bisnis pelumas yang dijalankan oleh PT Federal Karyatama justru jitu memoles kinerja 2018. Utang tahun lalu turun sebesar Rp 2,8 triliun sebagai efek dari dipercepatnya pelunasan utang yang menggunakan duit hasil divestasi bisnis pelumas.
Sepanjang 2018, pendapatan bersih Mitra Pinasthika tumbuh 11,19% year on year (yoy) menjadi Rp 15,89 triliun. Penjualan sepeda motor, mobil dan suku cadang menyumbang Rp 14,49 triliun.
Sementara laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atawa laba bersih melejit menjadi Rp 3,66 triliun. Padahal pada 2017, laba bersihnya hanya Rp 384,40 miliar.
Pengerek laba bersih 2018 adalah pos tambahan laba bersih dari operasi yang dihentikan sebesar Rp 3,66 triliun. Jadi andaikata tanpa variabel tersebut, laba bersih Mitra Pinasthika tahun lalu boleh jadi lebih kecil ketimbang tahun 2017.