Tekanan Pasar Global Belum Reda, BOJ Pertahankan Target Imbal Hasil Obligasi Acuan

Senin, 14 Februari 2022 | 15:48 WIB
Tekanan Pasar Global Belum Reda, BOJ Pertahankan Target Imbal Hasil Obligasi Acuan
[ILUSTRASI. FILE PHOTO: Uang kertas yen Jepang. 1 Juni 2017. REUTERS/Thomas White/Illustration/File Photo]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Bank of Japan (BOJ) mempertahankan kebijakan moneternya yang sangat longgar, dengan menjaga imbal hasil obligasi acuannya dalam kisaran target selama perdagangan Senin (14/2). Janji bank sentral untuk mendukung pasar agar kenaikan bunga terhenti, menahan penurunan imbal hasil obligasi pemerintah berjangka 10-tahun.

BOJ pekan lalu mengatakan akan membeli obligasi pemerintah 10-tahun dalam jumlah tak terbatas pada 0,25%. Janji itu bertujuan untuk mencegah kenaikan imbal hasil obligasi global, yang pada akhirnya akan melambungkan biaya pinjaman di dalam negeri.

Setelah sempat mencapai level tertingginya dalam enam tahun di bulan ini, imbal hasil obligasi global Jepang (JGB) 10-tahun mulai jinak, dengan turun satu basis poin menjadi 0,215%. Pada perdagangan sebelumnya, JGB sudah melandai ke level 0,200%.

BOJ mengatakan tidak melakukan pembelian karena tidak ada yang menawarkan.

Baca Juga: Antisipasi Masalah Rantai Pasok, Presiden Korsel Biayai Lembaga Pengawas

Sementara investor tidak mau menguji garis 0,25% yang dipasang BOJ, pertempuran dengan pelaku pasar kemungkinan akan berlanjut, kata Masaaki Kanno, kepala ekonom di Sony Financial Group dan mantan pejabat BOJ.

“Investor menghormati pesan BOJ dan mereka tidak membuat tantangan apa pun hari ini. Tetapi pertempuran ini akan berlangsung lama,” kata Kanno.

"Dengan kenaikan suku bunga global, mungkin sulit untuk mempertahankan level saat ini. Dan BOJ kemungkinan harus melakukan operasi khusus beberapa kali. Dalam hal ini, efek pembelian tak terbatas dapat memudar."

Tekanan pasar global itu tercermin dari peningkatan kurva imbal hasil obligasi yang lain pada hari Senin. Surat utang yang jatuh tempo mengalami peningkatan tingkat suku bunga.

Obligasi berjangka lima tahun naik 0,5 basis poin menjadi 0,035%, tertinggi sejak Desember 2015. Imbal hasil JGB 20-tahun naik 1,5 basis poin menjadi 0,670%, tertinggi sejak November 2018.

Imbal hasil JGB 30-tahun naik 1,5 basis poin menjadi 0,885% dan hasil JGB 40-tahun naik 1,5 basis poin menjadi 0,935%. Sedangkan imbal hasil JGB dua tahun mendatar di minus 0,035%.

Prospek pengetatan kebijakan AS yang dipercepat dan taruhan bahwa BOJ perlu mengurangi kebijakan moneter ultra-longgarnya mengirim imbal hasil 10-tahun menjadi 0,230% minggu lalu. Itu merupakan angka tertinggi sejak 2016 dan mendekati batas implisit yang ditetapkan BOJ yaitu 0,25% dengan target 0%.

Baca Juga: India Pangkas Pajak Impor Minyak Sawit (CPO) Menjadi 5%

Investor mengharapkan bank sentral akan menawarkan untuk membeli JGB 10 tahun dalam jumlah tidak terbatas pada harga yang ditentukan, yang dilihat sebagai opsi paling kuat dalam perangkat kebijakan BOJ.

Kepala sekretaris kabinet Jepang, Hirokazu Matsuno, mengatakan pada Senin bahwa bank sentral akan terus melakukan upaya untuk mempercepat inflasi ke target 2%.

"Kebijakan moneter khusus berarti berada di bawah yurisdiksi Bank of Japan. Kami berharap BOJ terus berusaha mencapai tujuan harganya," kata Matsuno dalam konferensi pers.

Penawaran khusus BOJ untuk membeli obligasi adalah yang kedua sejak Juli 2018. Bank sentral memperkenalkan langkah tersebut pada tahun 2016 untuk memastikan tujuan kebijakannya memandu imbal hasil sekitar 0%.

Bagikan

Berita Terbaru

Saham MDKA Anjlok 10,68% Sepekan, JP Morgan Jualan Kepemilikannya Nyaris Tak Tersisa
| Minggu, 01 Desember 2024 | 09:55 WIB

Saham MDKA Anjlok 10,68% Sepekan, JP Morgan Jualan Kepemilikannya Nyaris Tak Tersisa

Di sisi lain, Vanguard Group Inc., memborong saham MDKA dalam jumlah yang besar di akhir November 2024.

Ada Rumor Bakmi GM Mau Jual Sebagian Saham Rp 2,1 Triliun, Apa Kabar Bisnis Resto?
| Minggu, 01 Desember 2024 | 08:15 WIB

Ada Rumor Bakmi GM Mau Jual Sebagian Saham Rp 2,1 Triliun, Apa Kabar Bisnis Resto?

Permintaan di industri restoran dan kafe sepanjang tahun berjalan 2024 turun sekira 20% dibanding periode sama tahun lalu.

PM Australia Bicara soal Kritik Elon Musk terhadap Larangan Media Sosial Anak
| Minggu, 01 Desember 2024 | 08:06 WIB

PM Australia Bicara soal Kritik Elon Musk terhadap Larangan Media Sosial Anak

Australia memaksa raksasa teknologi seperti Meta, TikTok, dan X menghentikan anak di bawah 16 tahun mengakses platform mereka.

Kepercayaan Bisnis Inggris Merosot ke Level Terendah Sejak Pandemi COVID-19
| Minggu, 01 Desember 2024 | 07:55 WIB

Kepercayaan Bisnis Inggris Merosot ke Level Terendah Sejak Pandemi COVID-19

Laporan IoD menunjukkan bahwa optimisme para pemimpin bisnis turun drastis menjadi -65 pada bulan November, dari -52 pada bulan Oktober.​

Awan Tebal Bergelayut di Atas Bisnis Perhotelan
| Minggu, 01 Desember 2024 | 07:05 WIB

Awan Tebal Bergelayut di Atas Bisnis Perhotelan

Harga tiket pesawat yang mahal, efisiensi anggaran pemerintah serta kenaikan tarif PPN akan menjadi batu sandungan bisnis perhotelan.

 
Menguji Beragam Aksi Meredam Emisi Material Beton
| Minggu, 01 Desember 2024 | 04:28 WIB

Menguji Beragam Aksi Meredam Emisi Material Beton

Kejar ambisi menurunkan emisi karbon, produsen semen menyusun strategi. Salah satunya mengeluarkan semen rendah emisi.

 
Ragam Manfaat Bergabung di Komunitas Frugal Living
| Minggu, 01 Desember 2024 | 04:28 WIB

Ragam Manfaat Bergabung di Komunitas Frugal Living

Di tengah ketidakpastian ekonomi, banyak orang menerapkan frugal living. Bagaimana komunitas ini membantu anggota?

Keberlanjutan Kebijakan
| Minggu, 01 Desember 2024 | 04:28 WIB

Keberlanjutan Kebijakan

Lewat media sosial, orang gampang membagikan info positif, seperti kedai yang menawarkan makanan enak, warung hidden gem, tempat wisata unik. 

Mewaspadai Saham Berisiko Tinggi di Bursa
| Sabtu, 30 November 2024 | 10:01 WIB

Mewaspadai Saham Berisiko Tinggi di Bursa

Beberapa saham masuk dalam kategori Efek Tidak Dijamin (ETD) Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI).

Adiwarna Anugerah Abadi (NAIK) Terus Cari Peluang dari Bisnis Proteksi Kebakaran
| Sabtu, 30 November 2024 | 09:56 WIB

Adiwarna Anugerah Abadi (NAIK) Terus Cari Peluang dari Bisnis Proteksi Kebakaran

PT Adiwarna Anugerah Abadi Tbk menjadi perusahaan ke-39 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2024 pada 13 November 2024 lalu

INDEKS BERITA

Terpopuler