Tender Offer Obligasi GJTL Senilai US$ 250 Juta Akan Perbaiki Profil Utang

Kamis, 10 Juni 2021 | 07:10 WIB
Tender Offer Obligasi GJTL Senilai US$ 250 Juta Akan Perbaiki Profil Utang
[]
Reporter: Dityasa H. Forddanta | Editor: Harris Hadinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) bakal membeli kembali salah satu emisi obligasinya. Langkah ini sejalan dengan rencana produsen ban tersebut untuk membiayai kembali atawa refinancing obligasi.

Berdasarkan keterangan resmi perusahaan produsen ban ini, Kamis (9/6), GJTL memulai tender offer atas obligasi berdenominasi dollar Amerika Serikat (AS) senilai US$ 250 juta. Obligasi ini memiliki kupon 8,375% per tahun dan akan jatuh tempo Agustus tahun depan.

Tender offer bakal dilakukan hingga 18 Juni mendatang. Namun, manajemen GJTL masih membuka opsi perubahan batas akhir tender offer ini. Adapun target nilai pokok yang ditenderkan tidak kurang dari US$ 175 juta.

Pada saat yang bersamaan, GJTL mengajukan proposal untuk menerbitkan obligasi dengan denominasi yang sama. Obligasi baru ini bakal jatuh tempo pada 2026.

GJTL bakal menggabungkan emisi baru ini dengan pinjaman sindikasi perbankan senilai Rp 1,5 triliun untuk refinancing obligasi lama. "Refinancing yang tengah dipersiapkan bakal memperpanjang profil utang jatuh tempo GJTL," terang Stephanie Cheong, analis Moody's Investors Service, dalam keterangan tertulis, kemarin.

Refinancing ini akan mengurangi kekhawatiran likuiditas yang sedang muncul, terkait kesiapan emiten ini melunasi obligasi lama. Moody's sendiri telah menyematkan rating Caa1 untuk GJTL.

Moody's juga menyematkan rating yang sama untuk obligasi lama senilai US$ 250 juta yang diterbitkan pada 2017 silam tersebut. Selain itu, Moody's juga menyematkan rating Caa1 untuk emisi obligasi baru yang bakal diterbitkan. Moody's masih membuka opsi untuk menaikkan rating emisi baru ini.

Kemampuan GJTL mengeksekusi rencana refinancing bakal menjadi pertimbangan utama Moody's untuk menaikkan peringkat utang. "Rating bisa meningkat satu notch menjadi B3, baik untuk rating obligasi maupun perusahaan," imbuh Cheong.

Sebaliknya, Moody's bisa saja menurunkan rating. Ini bisa terjadi jika GJTL tak mampu merealisasikan refinancing tepat waktu.

Sekadar informasi, rating Caa1 saat ini mencerminkan posisi GJTL yang memiliki bauran penjualan yang seimbang. Rating juga mencerminkan posisi GJTL yang masih mampu bertahan sebagai pemain utama di industri ban domestik.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Menakar Kemungkinan PADI Keluar dari FCA Berkat Perbaikan Harga dan Likuiditas
| Kamis, 02 Oktober 2025 | 17:40 WIB

Menakar Kemungkinan PADI Keluar dari FCA Berkat Perbaikan Harga dan Likuiditas

Saham PADI sudah mulai memperlihatkan perbaikan dalam aspek rata-rata harga, nilai transaksi, dan volume transaksi sahamnya.

Kupas Polemik BBM: Batasi Tambahan Impor Selangit Hingga Deadlock Dengan Pertamina
| Kamis, 02 Oktober 2025 | 17:29 WIB

Kupas Polemik BBM: Batasi Tambahan Impor Selangit Hingga Deadlock Dengan Pertamina

Sampai dengan hari ini proses business to business (B2B) belum mencapai titik setuju alias deadlock untuk pembelian BBM base fuel PT Pertamina.

ETF Solana Bakal Segera Disetujui, Simak Dampaknya ke Pasar Kripto
| Kamis, 02 Oktober 2025 | 17:02 WIB

ETF Solana Bakal Segera Disetujui, Simak Dampaknya ke Pasar Kripto

Pasar akan naik jelang persetujuan ETF Solana oleh SEC, perlu diperhatikan potensi sell the news saat sudah disetujui.

Pengendali Jual 20% Kepemilikan RMKE, Harga Saham Ukir Rekor Terbaru
| Kamis, 02 Oktober 2025 | 15:00 WIB

Pengendali Jual 20% Kepemilikan RMKE, Harga Saham Ukir Rekor Terbaru

Pemegang saham pengendali PT RMK Energy Tbk (RMKE), PT RMK Investama, menjual 20% kepemilikannya di RMKE saat harga sahamnya ukir rekor baru.

Kembali Masuk Top Laggard, Invesco Hingga Goldman Sachs Pilih Lepas Saham BBCA
| Kamis, 02 Oktober 2025 | 14:00 WIB

Kembali Masuk Top Laggard, Invesco Hingga Goldman Sachs Pilih Lepas Saham BBCA

Goldman Sachs Group Inc melepas 77,97 juta saham BBCA  pada 30 September, menyisakan sebanyak 1,21 miliar saham BBCA yang masih dikempitnya.

BIPI Siapkan Sejumlah Strategi Ekspansi Ke Proyek Energi Hijau
| Kamis, 02 Oktober 2025 | 13:30 WIB

BIPI Siapkan Sejumlah Strategi Ekspansi Ke Proyek Energi Hijau

Unt.uk rencana jangka pendek, BIPI tengah membangun proyek pengolahan limbah menjadi energi yang saat ini masih dalam tahap studi kelayakan

Berharap Keajaiban Siklus Cuan Uptober di Pasar Kripto yang Kerap Membagikan Cuan
| Kamis, 02 Oktober 2025 | 12:34 WIB

Berharap Keajaiban Siklus Cuan Uptober di Pasar Kripto yang Kerap Membagikan Cuan

Memasuki Oktober, pelaku pasar di market kripto sedikit lebih optimisme, seiring tren historis yang kerap mengukir kinerja positif di periode ini.

Insentif PPN DTP Diperpanjang, Harga Emiten Properti Milik Aguan (PANI) Menggeliat
| Kamis, 02 Oktober 2025 | 12:14 WIB

Insentif PPN DTP Diperpanjang, Harga Emiten Properti Milik Aguan (PANI) Menggeliat

Sepanjang enam bulan ke belakang saham PANI menguat 63,82%, meski secara year to date (YtD) angkanya terkoreksi 19,62%.

Asa Taipan Dato Sri Tahir Injakkan Kaki di Gaza Hingga Perluas Bisnis Rumah Sakit
| Kamis, 02 Oktober 2025 | 11:48 WIB

Asa Taipan Dato Sri Tahir Injakkan Kaki di Gaza Hingga Perluas Bisnis Rumah Sakit

Tahir mengenang kunjungannya ke Palestina, tepatnya di Lebanon, sebelum pandemi Covid-19. Kala itu, suasana masih begitu cantik, penuh kehidupan.

Mengenal Peran Remisier atau Mitra Pemasaran PPE di Bisnis Sekuritas
| Kamis, 02 Oktober 2025 | 11:09 WIB

Mengenal Peran Remisier atau Mitra Pemasaran PPE di Bisnis Sekuritas

KSEI mencatat jumlah investor pasar modal per Agustus 2025 mencapai 18 juta SID, bertambah 3,15 juta (21,16%) dibanding akhir tahun 2024.

INDEKS BERITA

Terpopuler