Berita Bisnis

Terdampak Pemilu, Penjualan Lahan Industri Masih Lesu

Kamis, 04 April 2019 | 09:09 WIB
Terdampak Pemilu, Penjualan Lahan Industri Masih Lesu

Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Transaksi penjualan lahan industri dari Januari-Maret tahun ini masih sepi. Para pengembang kawasan industri menduga, momentum pemilihan umum (pemilu) dan Lebaran menjadi penyebab sejumlah perusahaan menahan rencana ekspansi pada semester I-2019.

PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST) mengaku, selama triwulan pertama tahun ini belum sejengkal lahan industri pun terjual. Padahal dalam catatan KONTAN, pada periode yang sama tahun 2018, mereka mampu menjual 4,3 hektare (ha) lahan dengan nilai sebesar Rp 125 miliar.

Informasi saja, Bekasi Fajar mengelola Kawasan Industri MM2100 Cibitung, Bekasi, Jawa Barat. Hinga Februari 2019 kemarin, emiten anggota indeks Kompas100 ini, di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut masih memiliki tabungan lahan (landbank) sekitar 725 ha dari total 1.055 ha di komplek MM2100.

Sementara PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) mengaku ada transaksi penjualan lahan industri pada kuartal I 2019 meskipun besarannya mini. Cuma, perusahaan itu belum bersedia mengungkapkan luas area yang terjual maupun nilai penjualan yang dikantongi.

Yang pasti, Jababeka menyebutkan momentum pemilu sebagai faktor penyebab rendahnya angka penjualan lahan industri. Sementara penjualan lahan industri pada kuartal II biasanya terpengaruh oleh puasa dan Lebaran.

Makanya, Jababeka memprediksi baru bisa melecut penjualan pada paruh kedua tahun ini. "Kami akan meningkatkan penjualan pada kuartal III dan kuartal IV," kata Muljadi Suganda, Sekretaris Perusahaan PT Kawasan Industri Jababeka Tbk kepada KONTAN, Selasa (2/4).

Sambil menunggu bisnis lahan industri memanas, Jababeka melanjutkan pengembangan Kawasan Industri Jababeka di Cikarang, Jawa Barat dan Kawasan Industri Kendal (KIK) di Kendal, Jawa Tengah. Saat ini, ada sekitar 1.600 tenant atau penyewa dan 14.000 warga menempati kawasan industri Cikarang.

Adapun KIK kini berisi sekitar 50 penyewa dengan luas lahan ditempati 70 ha. Penyewa berasal dari dalam negeri maupun luar negeri seperti Malaysia, Singapura, Jepang dan negara Asia lain.

Sepanjang 2019, Jababeka menargetkan penjualan lahan industri senilai Rp 1,6 triliun. Perinciannya, Rp 1,15 triliun dari kawasan industri Cikarang, Rp 350 miliar dari KIK dan Rp 100 miliar dari kawasan industri lain.

Sementara Bekasi Fajar masih berkutat pada MM2100. Selain membangun komplek industri tersebut, mereka mencari peluang membeli lahan di sekitarnya. Alokasi dana belanja modal 2019 mencapai Rp 600 miliar.

Bekasi Fajar mengejar pendapatan dari penjualan lahan dan pendapatan berulang. "Kami targetkan pendapatan tumbuh 15%," tutur Seri, Head of Investor Relation PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk saat dihubungi KONTAN, Selasa (2/4).

Terbaru