Terpapar Pemangkasan Stimulus, Tren Harga Emas Menurun

Selasa, 05 Oktober 2021 | 05:05 WIB
Terpapar Pemangkasan Stimulus, Tren Harga Emas Menurun
[]
Reporter: Achmad Jatnika, Hikma Dirgantara | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emas menjadi salah satu aset yang menghasilkan kinerja negatif sepanjang tahun ini. Harga emas di pasar spot melemah 7,45% dalam sembilan bulan di 2021.

Merujuk Bloomberg, sejatinya harga emas spot setahun ini sempat di angka tertinggi di US$ 1.950 per troi ons di awal Januari 2021. Namun harga emas terus menurun dan sempat di harga terendah di US$ 1.683 per troi ons.

Sementara harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) melemah lebih dalam sepanjang tahun ini. Di akhir tahun 2020 harga emas di angka Rp 965.000 per gram, dan harga buyback akhir September di kisaran Rp 811.000 per gram.

Baca Juga: Harga emas masih akan terjegal tapering di akhir tahun

Analis Global Kapital Investama, Alwi Assegaf, menilai suntikan stimulus beberapa negara maju meredupkan pamor emas, yang sempat naik tajam di tahun 2020. Saat itu, harga emas mengalami kenaikan signifikan, karena banjirnya stimulus yang memaksa bank sentral dunia melonggarkan kebijakan moneter. 

Di tahun 2021, harga emas semakin terpukul karena bank sentral mulai mengurangi stimulus. Terlebih, The Fed akan tapering di November 2021 dan berakhir di 2022. The Fed juga akan menaikkan suku bunga acuan. "Kebijakan hawkish The Fed ini mengangkat yield obligasi AS tenor 10 tahun naik ke level tertinggi dalam tiga bulan. Hal ini semakin menekan emas, karena aset ini tidak memberikan imbal hasil," kata Alwi.

Hingga akhir tahun, Alwi perkirakan emas masih akan tertekan di tengah isu tapering. Akan tetapi, menurut dia, penurunan bisa terbatas di akhir tahun, apabila tapering mulai dijalankan karena investor mengantisipasinya terlebih dahulu.

"Beberapa sentimen masih mendukung emas, seperti kekhawatiran terhentinya pertumbuhan ekonomi global dan tekanan inflasi," imbuh Alwi. Untuk itu, bagi investor jangka menengah saat ini sebaiknya tahan terlebih dahulu, dan bisa beli di US$ 1.600 - US$ 1.675 per troi ons. Sementara itu, resistance di kisaran US$ 1.780-US$ 1.833.

Sedangkan bagi swing trader, karena tren harga emas masih turun. Alwi menyarankan untuk memanfaatkan posisi resistance jangka pendek di US$ 1.766-US$ 1.775, dengan support jangka pendek di US$ 1.720-US$ 1.700.

Baca Juga: Harga emas siang ini di Pegadaian, Senin 4 Oktober 2021

Kalau menurut Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures, Nanang Wahyudin, harga emas masih akan bergerak melemah, karena dollar AS masih mendapat dukungan dari sektor tenaga kerja AS. Untuk harga emas batangan Nanang melihat, jika harga emas spot di US$ 1.770 maka logam mulia di Rp 926.000-Rp 930.000.

Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo memperkirakan, jika fluktuasi harga emas sangat mungkin terjadi sampai awal tahun depan. Emas mungkin menguat ke US$ 1.800-US$ 1.850 per ons troi. 

Bagikan

Berita Terbaru

Lepas 541 Juta Saham Sentul City (BKSL), Kepemilikan Samuel Sekuritas Tersisa 4,94%
| Jumat, 19 Desember 2025 | 09:53 WIB

Lepas 541 Juta Saham Sentul City (BKSL), Kepemilikan Samuel Sekuritas Tersisa 4,94%

Samuel Sekuritas Indonesia melaporkan pengurangan kepemilikan sahamnya di PT Sentul City Tbk (BKSL).

Multi Makmur Lemindo (PIPA) Akan Transformasi Jadi Holding Investasi Energi
| Jumat, 19 Desember 2025 | 09:48 WIB

Multi Makmur Lemindo (PIPA) Akan Transformasi Jadi Holding Investasi Energi

PT Multi Makmur Lemindo Tbk (PIPA) segera melakukan transformasi bisnis seiring masuknya PT Morris Capital Indonesia sebagai pengendali baru. ​

Laju Saham Barang Konsumsi Masih Mini
| Jumat, 19 Desember 2025 | 09:43 WIB

Laju Saham Barang Konsumsi Masih Mini

Laju indeks saham barang konsumsi tertinggal dari 10 indeks sektoral lain di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Sampoerna Agro (SGRO) Siap Merambah ke Bisnis Hilir Sawit dan Energi Terbarukan
| Jumat, 19 Desember 2025 | 09:34 WIB

Sampoerna Agro (SGRO) Siap Merambah ke Bisnis Hilir Sawit dan Energi Terbarukan

PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) akan menjalin sinergi dengan pemegang saham baru, Posco International, yang akan masuk ke sektor hilir kelapa sawit.

Strategi Mengail Cuan Saham Menjelang Tutup Tahun
| Jumat, 19 Desember 2025 | 09:24 WIB

Strategi Mengail Cuan Saham Menjelang Tutup Tahun

Memilih strategi yang bisa dimanfaatkan investor untuk mendulang cuan investasi saham di momen libur akhir tahun​.

Kenaikan Harga Dongkrak Nilai Ekspor CPO Indonesia
| Jumat, 19 Desember 2025 | 08:50 WIB

Kenaikan Harga Dongkrak Nilai Ekspor CPO Indonesia

Hingga Oktober 2025, nilai ekspor sawit mencapai US$ 30,605 miliar, lebih tinggi 36,19% dibanding periode yang sama tahun 2024 US$ 22,472 miliar.

Aturan Baru Pupuk Bersubsidi Menjadi Titik Balik Industri
| Jumat, 19 Desember 2025 | 08:40 WIB

Aturan Baru Pupuk Bersubsidi Menjadi Titik Balik Industri

Regulasi ini memberikan kerangka kebijakan yang lebih adaptif dalam pelaksanaan subsidi pupuk, sekaligus membuka ruang bagi peningkatan efisiensi.

Central Proteina Prima (CPRO) Kian Serius di Bisnis Pet Food
| Jumat, 19 Desember 2025 | 08:25 WIB

Central Proteina Prima (CPRO) Kian Serius di Bisnis Pet Food

Industri pet food Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir, seiring meningkatnya jumlah pemilik hewan.

SKB Food (RAFI) Transformasi ke Bisnis Agrifood
| Jumat, 19 Desember 2025 | 08:15 WIB

SKB Food (RAFI) Transformasi ke Bisnis Agrifood

Sebagai pijakan awal transformasi, RAFI mengusung tema “More Impactful and More Valuable” yang tidak hanya berorientasi pada pertumbuhan bisnis

Ancaman Dari Jepang Bisa Bikin IHSG & Rupiah Anjlok, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Jumat, 19 Desember 2025 | 08:11 WIB

Ancaman Dari Jepang Bisa Bikin IHSG & Rupiah Anjlok, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Jika perkiraan ini terjadi, ada potensi akan meningkatnya volatilitas saham dan mata uang di pasar global.

INDEKS BERITA