The Fed Tahan Suku Bunga, Tahun Depan Ekonomi Negara Berkembang Rebound

Jumat, 21 Desember 2018 | 10:06 WIB
The Fed Tahan Suku Bunga, Tahun Depan Ekonomi Negara Berkembang Rebound
[ILUSTRASI. Pasar Modal]
Reporter: Grace Olivia, Lidya Yuniartha | Editor: Dian Pertiwi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kabar baik bagi emerging market! Ekonomi negara-negara berkembang, termasuk Indonesia tahun depan bakal rebound pasca tergilas gejolak ekonomian global sepanjang 2018 ini.

Berdasarkan survei Bloomberg terhadap 30 lembaga aset manajemen, bank, dan lembaga riset ekonomi dunia, para investor dan trader menyatakan perekonomian emerging market mencapai titik terendahnya tahun ini.

Pasar saham, mata uang, maupun obligasi negara berkembang berpotensi rebound tahun depan, bahkan mengalahkan performa pasar negara maju.

Peserta survei antara lain sejumlah bank dan institusi manajer aset dunia seperti BNP Paribas Asset Management, Deustche Bank Wealth Management, Eastspring Investent, Fidelity International, Mizuho Bank Ltd., Manulife Asset Management, UOB Asset Management, dan lainnya.

Kunci konsensus pembalikan arah ini antara lain, keputusan bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed) menahan agresivitas kenaikan suku bunga acuan pada 2019.

The Fed juga memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi AS tahun depan, dari sebelumnya 2,5% menjadi 2,3%. Tahun ini PDB AS juga hanya akan tumbuh 3%, meleset dari target 3,1%. "Dengan The Fed bergerak menuju akhir siklus pengetatan, arus modal kemungkinan akan kembali ke pasar negara berkembang," ujar Hironori Sannami, trader pasar mata uang Mizuho Bank Ltd Tokyo, seperti dikutip Bloomberg, Kamis (20/12).

Dari seluruh peserta survei yang terlibat, mayoritas meyakini aset pasar emerging market, seperti forex, obligasi, dan saham akan bangkit pada 2019. Mereka bahkan optimistis kinerja ketiga aset itu akan melampaui kinerja aset negara maju.

Hasil survei menunjukkan, aset negara berkembang seperti Brasil dan Indonesia menjadi yang paling diminati. Baik mata uang, obligasi, maupun saham Indonesia menempati posisi di tiga teratas aset yang paling diminati investor 2019.

Selain itu, 13 dari 30 peserta survei juga meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia akan menjadi salah satu yang tercepat lajunya di antara negara berkembang, bersama dengan Brasil dan Afrika Selatan. Hanya tujuh diantaranya yang ekspektasi kebijakan moneter Bank Indonesia tahun depan lebih longgar.

Namun, Hironori mengingatkan, emerging market tetap harus waspada terhadap potensi ketidakpastian ekonomi pada 2019. "Kondisi tahun depan tidak sepenuhnya cerah mengingat gesekan perdagangan AS-China akan tetap ada sehingga investor harus waspada. Jika kekhawatiran perdagangan itu mereda, barulah risk appetite bisa kembali lebih signifikan lagi, ujarnya.

 

Dorongan konsumsi

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2019 bisa lebih baik dari tahun ini, yakni bisa tumbuh 5,2%-5,4%. "Karena asumsi kepastian global tahun depan lebih baik dibanding tahun ini," jelas Kepala Pusat Penelitian Ekonomi LIPI Agus Eko Nugroho saat memaparkan hasil kajian, Kamis (20/12).

LIPI menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia masih didominasi oleh konsumsi yang bisa mencapai 50% dan pembentukan modal tetap bruto.

Jika pemerintah mampu memperkuat konsumsi domestik dan mendorong investasi, serta meningkatan ekspor, pertumbuhan ekonomi bisa mencapai angka perkiraan atas (5,4%).

LIPI melihat, konsumsi rumah tangga seperti makanan dan transportasi sudah semakin stabil. Tuas pemerintah t saat ini inggal meningkatkan konsumsi di sektor telekomunikasi, resort dan hotel agar mendorong perekonomian.

"Sektor pariwisata menjadi aspek penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dari sisi konsumsi. Catatan kami, konsumsi kelas menengah untuk pariwisata bisa menjadi komponen penting bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia," jelas Agus.

 

Bagikan

Berita Terbaru

Hitung Jejak Karbon, Lingkungan Asri Kemudian
| Rabu, 25 Juni 2025 | 15:11 WIB

Hitung Jejak Karbon, Lingkungan Asri Kemudian

Kebutuhan hitung jejak karbon membawa peluang bisnis yang cerah.                                         

Ongkos Mahal Kredit UMKM Bikin Bunga Tinggi
| Rabu, 25 Juni 2025 | 15:09 WIB

Ongkos Mahal Kredit UMKM Bikin Bunga Tinggi

Tingkat bunga kredit yang tinggi disinyalir jadi biang keladi perlambatan pertumbuhan kredit UMKM.         

ESG Semen Merah Putih (CMNT): Menjalankan Keberlanjutan yang Bukan Tren Semata
| Rabu, 25 Juni 2025 | 13:32 WIB

ESG Semen Merah Putih (CMNT): Menjalankan Keberlanjutan yang Bukan Tren Semata

Semen Merah Putih atau Cemindo Gemilang memiliki sederetan aksi ESG untuk menghasilkan bisnis semen hijau.

Melihat Persiapan Jayamedica (OMED) Kembangkan Pasar ke Luar Negeri
| Rabu, 25 Juni 2025 | 10:00 WIB

Melihat Persiapan Jayamedica (OMED) Kembangkan Pasar ke Luar Negeri

OMED menuturkan mendapatkan kontrak ekspor tambahan untuk wadah spesimen dari klien yang berbasis di AS, Medline.

Kembali Absen Membagikan Dividen, CMNP Fokus Menuntaskan Proyek
| Rabu, 25 Juni 2025 | 09:17 WIB

Kembali Absen Membagikan Dividen, CMNP Fokus Menuntaskan Proyek

Secara historis, kata Nafan, CMNP tidak rajin membagikan dividen. Terakhir, CMNP menyebar dividen tahun buku 2013 yang dibayar pada 2014. 

Menangkap Peluang dari Rotasi Anggota Indeks Kompas100
| Rabu, 25 Juni 2025 | 09:05 WIB

Menangkap Peluang dari Rotasi Anggota Indeks Kompas100

Memasuki paruh kedua 2025, ada peluang rotasi sektor saham. Terutama, jika tensi geopolitik mereda dan BI memberi sinyal penurunan suku bunga.

Profit 29,82% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Tetap (25 Juni 2025)
| Rabu, 25 Juni 2025 | 08:51 WIB

Profit 29,82% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Tetap (25 Juni 2025)

Harga emas Antam hari ini (25 Juni 2025) Rp 1.942.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 29,82% jika menjual hari ini.

Bukit Asam Genjot Bisnis Non-Batubara
| Rabu, 25 Juni 2025 | 07:07 WIB

Bukit Asam Genjot Bisnis Non-Batubara

PTBA terus mengembangkan potensi proyek strategis, salah satunya adalah artificial graphite dan anode sheet

 Pemerintah Yakin Lifting Minyak Mencapai Target
| Rabu, 25 Juni 2025 | 07:03 WIB

Pemerintah Yakin Lifting Minyak Mencapai Target

SKK Migas mencatat volume produksi minyak nasional dalam tren meningkat, sehingga optimistis target bisa tercapai

Rupiah pada Rabu (25/6) Masih Penuh Ketidakpastian
| Rabu, 25 Juni 2025 | 06:35 WIB

Rupiah pada Rabu (25/6) Masih Penuh Ketidakpastian

Menurut Bloomberg, Selasa (24/6), kurs rupiah spot menguat 0,84% secara harian ke level Rp 16.353 per dolar Amerika Serikat (AS). 

INDEKS BERITA

Terpopuler