Usai Rapat The Fed, Manajer Investasi Ubah Racikan Portofolio Aset Investasi

Senin, 27 September 2021 | 05:10 WIB
Usai Rapat The Fed, Manajer Investasi Ubah Racikan Portofolio Aset Investasi
[]
Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. The Fed resmi mengumumkan rencana pengurangan pembelian obligasi paling cepat pada November. Sementara, kenaikan suku bunga acuan diperkirakan pada 2022, lebih cepat dari rencana semula 2023.

Direktur Panin Asset Management Rudiyanto menilai, efek kedua sentimen tersebut akan membuat harga obligasi pemerintah bergejolak dalam waktu dekat. Tapi, untuk pergerakan harga saham justru akan cenderung minim. Dia juga yakin, gejolak pasar obligasi hanya sesaat karena meningkatnya porsi investor lokal, inflasi yang rendah, serta likuiditas yang berlimpah dari kelompok perbankan.

Menghadapi hal tersebut, Rudiyanto menyebut, Panin AM kembali menyesuaikan racikan portofolio berbagai produk agar bisa memberi imbal hasil yang optimal. Pada reksadana pendapatan tetap,  misalnya, Panin AM memperbesar bobot obligasi korporasi dan obligasi pemerintah jangka pendek. Sebab menurut Rudiyanto, koreksi harga obligasi pemerintah bisa digunakan sebagai momen beli di harga murah. 

Baca Juga: Investasi tak boleh hanya sekadar latah dan ikut-ikutan, simak cara yang benar

Pada reksadana campuran, Panin AM menambah bobot saham untuk meningkatkan kinerja, seiring outlook saham yang diperkirakan lebih baik dibanding obligasi. Sementara di reksadana saham, Rudiyanto percaya, saham bluechip lebih menarik. Apalagi, saham bluechip harganya sudah terkoreksi sejak awal tahun.

Bagi investor, bobot reksadana saham bisa ditingkatkan, apalagi ketika ada koreksi pasar. "Seberapa besarnya tentu disesuaikan dengan profil risiko masing-masing," jelas Rudiyanto. 
Dia juga menyarankan, investor mempertimbangkan reksadana pendapatan tetap dengan portofolio obligasi korporasi atau obligasi pemerintah tenor pendek. Ia juga menyarankan diversifikasi aset di beberapa jenis reksadana. 

Adapun Head of Business Development Division Henan Asset Putihrai Asset Management Reza Fahmi berpendapat, pelaku pasar hanya perlu mengatur kembali konstruksi portofolio dengan memasukkan saham siklikal dan defensif. Saham pilihan HPAM adalah saham mid to big cap yang punya pertumbuhan siklikal, punya free float besar, dan potensi pertumbuhan kinerja besar. Selain itu, Reza memilih saham undervalue. 

Sementara, untuk portofolio obligasi, Reza bilang memilih obligasi korporasi yang memiliki rating minimum A+. Sedangkan untuk obligasi pemerintah dipilih yang memiliki durasi di bawah 15 tahun.

Reza menyarankan, investor jeli melihat kesempatan untuk masuk pada situasi seperti saat ini. "Pelaku pasar sudah ekspektasi tapering dan kenaikan suku bunga acuan, investor cukup berinvestasi ke saham yang punya pengaruh positif terhadap pembukaan ekonomi kembali," kata dia. 

Baca Juga: Tanpa Penjelasan, Evergrande Gagal Melunasi Bunga Obligasi saat Jatuh Tempo

Untuk setahun ke depan, Reza menyarankan investor mengisi portofolio dengan porsi saham 30%, lalu 20% untuk reksadana campuran dan pendapatan tetap. Sementara sisanya bisa di pasar uang.

Bagikan

Berita Terbaru

7 Saham Baru IDX80 Periode November 2025, Cek Daftarnya!
| Selasa, 28 Oktober 2025 | 18:35 WIB

7 Saham Baru IDX80 Periode November 2025, Cek Daftarnya!

BEI merilis daftar tujuh saham baru yang masuk indeks IDX80 mulai November 2025 hingga Januari 2026. 

Dua Saham Masuk, Ini Daftar Saham IDX30 Terbaru Periode November 2025-Januari 2026
| Selasa, 28 Oktober 2025 | 17:52 WIB

Dua Saham Masuk, Ini Daftar Saham IDX30 Terbaru Periode November 2025-Januari 2026

BEI merombak indeks IDX30 untuk periode November 2025-Januari 2026. AADI dan PGEO masuk, menggantikan AKRA dan EXCL. 

5 Saham Keluar, Ini Daftar Lengkap Saham LQ45 Periode 3 November 2025-30 Januari 2026
| Selasa, 28 Oktober 2025 | 15:40 WIB

5 Saham Keluar, Ini Daftar Lengkap Saham LQ45 Periode 3 November 2025-30 Januari 2026

Simak perubahan konstituen LQ45 periode November 2025-Januari 2026. Saham BUMI, DSSA, EMTK, HEAL, NCKL menggantikan 5 saham yang keluar

Otoritas Pajak Mengkaji Ulang Skema Tarif Efektif Rata-Rata PPh 21
| Selasa, 28 Oktober 2025 | 10:53 WIB

Otoritas Pajak Mengkaji Ulang Skema Tarif Efektif Rata-Rata PPh 21

DJP mengevaluasi skema tarif efektif rata-rata dalam perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 yang seringkali memicu kelebihan bayar gaji karyawan. 

APBD yang Mengendap dan Inersia Fiskal Daerah
| Selasa, 28 Oktober 2025 | 10:19 WIB

APBD yang Mengendap dan Inersia Fiskal Daerah

Ketika keberanian membelanjakan anggaran tidak tumbuh, maka desentralisasi hanya menjadi ritual administratif tanpa semangat pembangunan.​

Investasi Minim Naker
| Selasa, 28 Oktober 2025 | 10:01 WIB

Investasi Minim Naker

Pemerintah perlu menata ulang arah insentif investasi agar tidak hanya mengejar nilai, tetapi juga manfaat sosialnya.

Menakar Efek Program MBG Ke Emiten Produsen Susu, Ada ULTJ, DMND, dan CMRY
| Selasa, 28 Oktober 2025 | 09:49 WIB

Menakar Efek Program MBG Ke Emiten Produsen Susu, Ada ULTJ, DMND, dan CMRY

Kebutuhan susu diperkirakan naik efek program MBG, dari sebelumnya sekitar 4,7 juta ton naik menjadi lebih dari 8 juta ton.

Dampak Rencana MSCI Masih Mengiringi Gerak Bursa, Berikut Proyeksi IHSG Hari Ini
| Selasa, 28 Oktober 2025 | 09:01 WIB

Dampak Rencana MSCI Masih Mengiringi Gerak Bursa, Berikut Proyeksi IHSG Hari Ini

MSCI juga akan menerapkan pembulatan baru mulai Mei 2026, dengan aturan berbeda tergantung besarnya free float.

Produksi dan Kapasitas Panas Bumi Serta Kontrak Jangka Panjang Jadi Andalan PGEO
| Selasa, 28 Oktober 2025 | 08:43 WIB

Produksi dan Kapasitas Panas Bumi Serta Kontrak Jangka Panjang Jadi Andalan PGEO

Tertekan karena faktor non-operasional, termasuk selisih kurs dan biaya bunga dari ekspansi pembangkit. Secara operasional masih solid.

Saham AMMS ARA Lagi, Negosiasi Akuisisi Oleh Investor Kakap di COIN Masih Berlangsung
| Selasa, 28 Oktober 2025 | 08:43 WIB

Saham AMMS ARA Lagi, Negosiasi Akuisisi Oleh Investor Kakap di COIN Masih Berlangsung

Indikator teknikal menunjukkan, saham PT Agung Menjangan Mas Tbk (AMMS) masih berpeluang melanjutkan kenaikan.

INDEKS BERITA

Terpopuler