Utang Bayan Resources (BYAN) Melonjak, Ini Penjelasan Konglomerat Low Tuck Kwong

Sabtu, 27 Juli 2019 | 08:00 WIB
Utang Bayan Resources (BYAN) Melonjak, Ini Penjelasan Konglomerat Low Tuck Kwong
[]
Reporter: Benedicta Prima | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja semester I-2019 PT Bayan Resources Tbk (BYAN) tertekan beban berat.

Kenaikan beban menjegal perolehan keuntungan Bayan Resources karena pendapatan cuma tumbuh tipis.

Direktur dan Sekretaris Perusahaan Bayan Resources Jenny Quantero menyebutkan, kinerja perusahaan terimbas harga komoditas yang turun. Harga batubara sepanjang Januari-Juni turun 27%. 

Mengutip laporan keuangan perusahaan, pendapatan Bayan Resources tercatat US$ 858,58 juta di akhir Juni 2019, naik 2,57% dari perolehan semester satu tahun sebelumnya, sebesar US$ 837,09 juta.

Pendapatan terbesar dari penjualan batubara mencapai US$ 849,93 juta, naik 3,16% year on year.

Namun, beban pokok pendapatan perusahaan ini membengkak 34% jadi US$ 510,63 juta.

Kenaikan beban terutama terjadi pada biaya produksi pengupasan tanah alias overburden removal yang naik 35% jadi US$ 212,08 juta.

Baca Juga: Laporan Terbaru, Cadangan Batubara Bayan (BYAN) Melonjak Signifikan

Kenaikan beban juga terjadi biaya pertambangan dan pengangkutan batubara, hingga iuran eksploitasi dan penjualan.

Alhasil, laba Bayan Resources yang diatribusikan ke entitas induk mengalami penurunan hingga 34% menjadi sebesar US$ 178,71 juta.

Sedangkan pada semester I-2018, laba bersihnya mencapai US$ 272,89.

Bayan Resources juga menyelipkan catatan untuk utangnya.

Utang Bayan Resources di akhir semester I-2019 melejit 70% menjadi US$ 806,40 juta dibanding posisi di periode yang berakhir 31 Desember lalu, yakni sebesar US$ 472,79 juta.

Pendiri sekaligus Direktur Utama Bayan Resources Low Tuck Kwong dalam rilisnya kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebutkan, kenaikan liabilitas ini akibat adanya utang dividen US$ 300 juta dan peningkatan pinjaman untuk modal kerja perusahaan.

Low Tuck Kwong baru membayar dividen tunai pada 17 Juli 2019, tercatat sebagai utang dividen di laporan keuangan Juni.

Sementara itu, asetnya naik 20,9% menjadi US$ 1,39 miliar dari periode akhir tahun 2018 yang sebesar US$ 1,15 miliar. Pendorongnya adalah meningkatnya kas dan setara kas dari laba perusahaan, piutang usaha karena peningkatan penjualan dan uang muka untuk pembelian batubara dan pengadaan aset tetap.

Baca Juga: Low Tuck Kwong, Orang Terkaya Nomor 7 di Indonesia Jual Saham Voksel (VOKS)

Sementara itu, saham BYAN masih anteng di Rp 16.900 per saham. Harganya turun sejak 1 Juli setelah sempat menyentuh Rp 19.375 per saham.

Analis Astronacci International Anthonius Edyson tidak menyarankan untuk trading di saham ini. "BYAN masih akan bergerak melemah menuju level support terdekat," jelas Anthonius.

Saham BYAN, menurut dia, bergerak di bawah EMA 21. Stochastic tampak overbought alias jenuh beli. Kondisi tersebut terkadang menunjukkan sinyal sell. Analis menilai, hal ini mengonfirmasi BYAN masih akan melemah. Adapun support berada di level Rp 16.000, sementara resistance di level Rp 17.600.

Baca Juga: Menimbang Saham Milik Konglomerat Tanah Air

Bagikan

Berita Terbaru

Serap 48% Capex, Hasnur Internasional (HAIS) Bakal Kerek Kapasitas Angkut Hingga 15%
| Minggu, 19 Oktober 2025 | 15:53 WIB

Serap 48% Capex, Hasnur Internasional (HAIS) Bakal Kerek Kapasitas Angkut Hingga 15%

Alokasi dana tersebut digunakan untuk menambah armada baru guna memperkuat operasional, salah satunya dengan membeli kapal tunda dan tongkang.

Langkah Pincang Sepatu Lokal Menghadapi Selundupan
| Minggu, 19 Oktober 2025 | 14:00 WIB

Langkah Pincang Sepatu Lokal Menghadapi Selundupan

Di tengah maraknya sepatu selundupan, produsen sepatu lokal menolak menyerah. Pabrikan sepatu di Tangerang sampai Jawa Timur mulai ekspansif.

Ini Cara BATA Mengencangkan Tali Sepatu Pasca Tutup Produksi
| Minggu, 19 Oktober 2025 | 13:00 WIB

Ini Cara BATA Mengencangkan Tali Sepatu Pasca Tutup Produksi

Cara bata mengencangkan tali sepatu dengan mengambil produksi sepatu dari pihak ketiga.                      

IHSG Anjlok Sepekan, Ini Biang Kerok dan Prediksi Pekan Depan
| Minggu, 19 Oktober 2025 | 11:32 WIB

IHSG Anjlok Sepekan, Ini Biang Kerok dan Prediksi Pekan Depan

Dari lima hari perdagangan sepekan periode 13-17 Oktober 2025, IHSG turun dalam empat hari perdagangan dan hanya naik sehari pada Kamis (16/10).

Dirut Indokripto Koin Semesta Menyukai Saham Sebagai Investasi
| Minggu, 19 Oktober 2025 | 09:00 WIB

Dirut Indokripto Koin Semesta Menyukai Saham Sebagai Investasi

Ade Wahyu, Direktur Utama PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN) berinvestasi sebagai proses pendewasaan diri dalam mengelola risiko.

Total Bangun Persada Tbk (TOTL) Tambah Kegiatan Usaha Konstruksi
| Minggu, 19 Oktober 2025 | 08:00 WIB

Total Bangun Persada Tbk (TOTL) Tambah Kegiatan Usaha Konstruksi

Mengupas profil PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) yang tengah gencar menambah 10 kegiatan usaha di bidang konstruksi

Beli Kapal Tanker, Emiten Tommy Soeharto Ini Merogoh Kocek  US$ 26,93 juta
| Minggu, 19 Oktober 2025 | 06:35 WIB

Beli Kapal Tanker, Emiten Tommy Soeharto Ini Merogoh Kocek US$ 26,93 juta

Pembelian kapal tersebut sejalan dengan strategi pertumbuhan dan pengembangan usaha GTSI sebagai perusahaan di bidang usaha pelayaran.

Quick Commerce Terdorong Gaya Hidup Serba Cepat
| Minggu, 19 Oktober 2025 | 06:30 WIB

Quick Commerce Terdorong Gaya Hidup Serba Cepat

Industri quick commerce yang melayani belanja kebutuhan sehari-hari, saat ini mendapat banyak permintaan dari masyarakat urban.

Pinjaman Daring hingga Layanan Gadai, Jadi Pilihan Lintas Generasi
| Minggu, 19 Oktober 2025 | 06:30 WIB

Pinjaman Daring hingga Layanan Gadai, Jadi Pilihan Lintas Generasi

Masyarakat mencari sumber dana cepat dan fleksibel. Pinjaman daring, paylater, hingga layanan gadai, jadi pilihan lintas generasi.

Saat Tetes Tebu Menjelma Jadi Angsa Putih
| Minggu, 19 Oktober 2025 | 06:15 WIB

Saat Tetes Tebu Menjelma Jadi Angsa Putih

Pemerintah berencana menerapkan program mandatori pencampuran etanol 10% dalam bensin. Dan, telah membuat peta jalan bioetanol dari tetes tebu

INDEKS BERITA

Terpopuler