Berita Bisnis

Wabah Corona Bikin Permintaan CPO Turun, Mahkota Group Memangkas Target Kinerja

Rabu, 06 Mei 2020 | 06:35 WIB
Wabah Corona Bikin Permintaan CPO Turun, Mahkota Group Memangkas Target Kinerja

ILUSTRASI. Pabrik kelapa sawit PT Mahkota Group Tbk

Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mahkota Group Tbk menurunkan target kinerja tahun 2020. Pandemi Covid-19 menjadi pertimbangan utama keputusan tersebut.

Efek gulir virus corona kemungkinan akan menurunkan permintaan minyak sawit alias crude palm oil (CPO) global hingga 20%. Makanya, Mahkota Group menurunkan target awal laba dan penjualan sepanjang tahun ini hingga sekitar 30%. Contohnya target laba bersih yang semula Rp 132 miliar kini menyusut menjadi Rp 90 miliar.

Baca Juga: Gara-gara corona, Mahkota Group (MGRO) revisi target penjualan dan laba hingga 30% 

Manajemen Mahkota Group menyebutkan, kondisi saat ini merupakan kejadian luar biasa dan menimpa hampir semua sektor industri. "Perlambatan permintaan CPO dunia akan mengalami penurunan dan itu adalah tantangan buat kami ke depan," kata Usli Sarsi, Chief Executive Officer (CEO) PT Mahkota Group Tbk dalam program Live Instagram IDX Sumatra Utara, Selasa (5/5).

Kendati ada revisi target kinerja keuangan, agenda produksi Mahkota Group masih berjalan normal. Perusahaan berkode saham MGRO di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut akan panen sawit pada semester II-2020 nanti.

'Baca Juga: Pabrik anyar RBDPO Mahkota Group (MGRO) juga bidik pasar luar negeri

Kalau proyeksi penurunan permintaan CPO nanti menjadi kenyataan, Mahkota Group akan mengolah hasil panenan sawit di pabrik penyulingan atau refinery. Pasalnya, produk hasil penyulingan lebih tahan lama.

Pada April 2020, Mahkota Group mulai mengoperasikan pabrik penyulingan minyak sawit di Bengkalis, Riau yang dibangun sejak 2018. Sejauh ini, pabrik tersebut sudah memproduksi total 3.000 ton refined, bleached and deodorized palm oil (RBDPO). Sebanyak 2.500 ton di antaranya telah laku terjual.

Baca Juga: Harga Jual Tak Bersahabat, Kinerja MGRO Menyusut

Dalam kesempatan terpisah, Elvi, Sekretaris Perusahaan PT Mahkota Group Tbk mengatakan, hingga kini operasional pabrik RBDPO belum naik secara signifikan. Perusahaan tersebut masih harus melakukan beberapa penyesuaian demi memperlancar proses produksi.

Namun Mahkota Group ajan berupaya mengejar kuantitas produksi karena pada Selasa malam kemarin (4/5), sudah datang pesanan sebanyak 3.000 ton dari luar negeri. Konsumen mereka membutuhkan RBDPO untuk keperluan sektor barang konsumsi berupa sabun. Olahan sawit berupa fatty acid merupakan bahan baku sabun.

Selain sabun, permintaan RBDPO juga berasal dari perusahaan kosmetik. Mahkota Grop mengaku, permintaan pasar dari industri tersebut terus berjalan meskipun ada pandemi Covid-19.

Peluang pasar

Sambil mengawal optimalisasi rantai produksi dan memenuhi pesanan yang sudah masuk, Mahkota Group tetap mencari peluang pasar lain. "Penjualan RBDPO masih dilakukan ke beberapa perusahaan pengolahan dalam negeri dan kami juga sedang menjajaki pasar ekspor," tutur Elvi, saat dihubungi KONTAN, Rabu (29/4).

Baca Juga: Ditandatangani Raja Sapta Oktohari, Surat Utang Mahkota Properti Indo Gagal Bayar

Mahkota Group juga tertarik semakin mendekati industri hilir. Mereka ingin mendivesifikasi produk olahan sawit hingga menjadi olein dan minyak goreng. Sementara secara bertahap, perusahaan itu akan meningkatkan kemampuan produksi hingga kapasitas penuh sebesar 1.500 ton per hari.

Adapun dalam mencukupi bahan baku pabrik penyulingan ini, Mahkota Group menggunakan sawit yang mayoritas berasal dari panenan kebun sendiri. Lantas, sisanya bersumber dari pabrik kelapa sawit (PKS) di sekitar lokasi pabrik. Cita-cita mereka adalah mengantongi kontribusi pendapatan sekitar 20% dari operasional pabrik itu.

Tahun lalu pendapatan Mahkota Group turun 2,5% year on year (yoy) menjadi Rp 1,95 triliun. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk susut enam kali lipat menjadi Rp 13,40 miliar.

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.

Sudah berlangganan? Masuk

Berlangganan

Berlangganan Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi, bisnis, dan investasi pilihan

Rp 20.000

Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000

Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Terbaru