Kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) masih tetap lesu, dengan rasio kredit bermasalah (NPL) yang terus menanjak.​

Rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) di segmen kartu kreidt masih terjaga di level aman. ​

Kenaikan ini akibat pemburukan NPL di beberapa segmen kredit ritel. Ini disebabkan PHK di beberapa sektor industri di awal 2025.

Total nilai NPL di segmen UMKM mencapai Rp 66,31 triliun per Juni 2025, meningkat 17,19% dari akhir 2024. ​

Sebagian besar BPD mengalami kenaikan rasio non performing loan (NPL). Bahkan, ada beberapa bank dengan NPL di atas 4%.​

Bank Indonesia (BI) mencatat, non performing loan (NPL) atau kredit macet UMKM per Juni 2025 ada di level 4,41%, turun dari 4,49% di Mei 2025. 

Rasio Non Performing Loan (NPL) gross perbankan melandai ke level 2,22% pada Juni 2025, dari 2,26% di akhir semester I-2024. 

Meski NPL industri perbankan mulai turun, tapi masih ada bank yang berkutat dengan rasio NPL tinggi, bahkan ada yang di atas 5%, 

Sejumlah bank swasta beraset besar mencatat penurunan pembentukan pencadangan di paruh pertama 2025​

Perbankan rajin melakukan hapus buku kredit sebagai salah satu strategi untuk mempercantik rasio kredit bermasalah (NPL)​