ABM Investama (ABMM) Genjot Perolehan Kontrak Jasa Tambang

Jumat, 01 Maret 2019 | 07:31 WIB
ABM Investama (ABMM) Genjot Perolehan Kontrak Jasa Tambang
[]
Reporter: Ika Puspitasari | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT ABM Investama Tbk (ABMM) melalui anak usahanya, PT Cipta Kridatama, kembali mendapatkan kontrak jasa penambangan batubara dari Grup Baramulti. Kali ini Cipta Kridatama memperolehnya dari PT Muara Alam Sejahtera dengan nilai kontrak mencapai US$ 114 juta.

Kontrak baru tersebut berlaku mulai minggu pertama Maret 2019 hingga tiga tahun ke depan. Area lokasi tambangnya di Merapi, Lahat, Sumatra Selatan. "Pengerjaan ini untuk tiga tahun dengan opsi perpanjangan dua tahun," terang Adrian Erlangga, Direktur Keuangan PT ABM Investama Tbk kepada KONTAN, Kamis (28/2).

Selama periode itu, target pengupasan lapisan tanah penutup atau overburden removal sekitar 30,9 juta bank cubic meter (bcm) dengan volume pengangkutan batubara 4,3 juta ton. Kerjasama juga mencakup penyewaan alat berat dan pengangkutan batubara atau coal hauling.

Asal tahu, Cipta Kridatama beroperasi sejak tahun 1997. Operasional produksi mereka melibatkan sekitar 650 unit alat berat. Meskipun mendapatkan tambahan kontrak baru, ABM Investama belum berencana untuk menambah alat berat bagi anak usahanya tersebut.

Sebelumnya, Cipta Kridatama pernah mengantongi kontrak jasa penambangan batubara dari anak usaha Grup Baramulti lain, yakni PT Mitrabara Adiperdana Tbk, senilai US$ 58,8 juta. Sejak 2017, Cipta Kridatama juga meneken kontrak serupa dengan PT Antang Gunung Meratus senilai US$ 89 juta.

Tak berhenti pada kontrak Muara Alam, manajemen ABM Investama mengatakan dalam waktu dekat Cipta Kridatama akan mendapatkan kontrak baru lagi dengan target volume pengupasan tanah sebesar 25 juta bcm. Hanya, mereka belum bersedia mengungkapkan nilai kontrak maupun pelanggan yang memberikan pekerjaan.

Yang pasti, tahun ini ABM Investama menargetkan volume pengupasan lapisan tanah sebesar 180 juta bcm. Tahun lalu, perusahaan berkode saham ABMM di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut mengupas lapisan tanah sebanyak 140 juta bcm.

Sementara target penambangan batubara sepanjang 2019 sebesar 12 juta ton. "Itu dari tambang milik kami sendiri," tutur Adrian.

Sambil jalan, ABM Investama melanjutkan rencana akuisisi tambang. Target penyelesaian prosesnya tahun ini. Dalam catatan KONTAN, mereka ingin menuntaskan transaksi akuisisi tambang batubara paling lambat akhir kuartal I-2019.

ABM Investama bahkan sudah mengajukan permohonan perubahan surat utang atau consent solicitation kepada pemegang obligasi tahun 2022 senilai US$ 350 juta. Tujuannya untuk memuluskan rencana akuisisi tambang batubara di Kalimantan. Tambang itu memproduksi batubara dengan kandungan 5.200 kilokalori per kilogram (kkal/kg)–5.500 kkal/kg.

Sepanjang tahun ini, ABM Investama mengalokasikan dana belanja modal US$ 60 juta. Sebagian dananya akan mereka gunakan untuk memelihara performa alat berat yang sudah ada.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Begini Asal Muasal Utang Pemerintah Rp 60 Triliun yang Disangkutkan dengan BCA
| Rabu, 20 Agustus 2025 | 18:01 WIB

Begini Asal Muasal Utang Pemerintah Rp 60 Triliun yang Disangkutkan dengan BCA

BCA disebut-sebut memiliki utang kepada negara senilai Rp 60 triliun ketika krisis moneter sekitar tahun 1998.

Lepas Saham Hasil Buyback, DKFT Incar Dana Segar untuk Modal Akuisisi Tambang Nikel
| Rabu, 20 Agustus 2025 | 16:27 WIB

Lepas Saham Hasil Buyback, DKFT Incar Dana Segar untuk Modal Akuisisi Tambang Nikel

DKFT saat ini mengoperasikan tambang di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara, dengan target penjualan bijih nikel 3,4 juta ton pada 2025.

Poin-Poin Penting RDG Bank Indonesia Saat Penurunan Suku Bunga BI Rate, Rabu (20/8)
| Rabu, 20 Agustus 2025 | 16:26 WIB

Poin-Poin Penting RDG Bank Indonesia Saat Penurunan Suku Bunga BI Rate, Rabu (20/8)

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 19-20 Agustus 2025 memutuskan untuk menurunkan BI-Rate sebesar 25 bps menjadi 5,00%.

BI Rate Turun 25 bps Menjadi 5% pada Agustus 2025, Penurunan Keempat Tahun Ini
| Rabu, 20 Agustus 2025 | 14:56 WIB

BI Rate Turun 25 bps Menjadi 5% pada Agustus 2025, Penurunan Keempat Tahun Ini

Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan BI Rate sebesar 25 basis points (bps) menjadi 5,00% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Agustus 2025.​

Dihantui Ketatnya Likuiditas, Perbankan Masuki Pemulihan dan BBCA Jadi Sorotan
| Rabu, 20 Agustus 2025 | 13:15 WIB

Dihantui Ketatnya Likuiditas, Perbankan Masuki Pemulihan dan BBCA Jadi Sorotan

Konsensus telah menurunkan proyeksi laba tahun 2025 untuk 4 bank besar rata-rata sekitar 3% setelah hasil kuartal I-2025 keluar.

Rencana DOID Kuasai Salah Satu Tambang Batubara Metalurgi Terbesar di Australia Pupus
| Rabu, 20 Agustus 2025 | 11:42 WIB

Rencana DOID Kuasai Salah Satu Tambang Batubara Metalurgi Terbesar di Australia Pupus

Insiden kebakaran Tambang Moranbah North memicu Peabody membatalkan perjanjian, termasuk dengan DOID.

Meski Muncul Ide Ambil Paksa 51% Saham Bank BCA, Goldman Sachs Cs Rajin Borong BBCA
| Rabu, 20 Agustus 2025 | 09:01 WIB

Meski Muncul Ide Ambil Paksa 51% Saham Bank BCA, Goldman Sachs Cs Rajin Borong BBCA

Di tengah koreksi harga saham dan munculnya gagasan pengambilalihan paksa Bank BCA, mayoritas investor asing institusi akumulasi saham BBCA.

Setelah Jadi Jawara Top Leaders LQ45, Kini Ratusan Juta Saham BBRI Dilego JP Morgan
| Rabu, 20 Agustus 2025 | 08:30 WIB

Setelah Jadi Jawara Top Leaders LQ45, Kini Ratusan Juta Saham BBRI Dilego JP Morgan

JP Morgan Chase & Co menjual 378,64 juta saham BBRI pada Selasa (19/8), dan menyisakan kepemilikan 921,41 juta saham.

Menakar Saham UNTR, Antara Faktor Harga Batubara, Bisnis Alat Berat, & Kemilau Emas
| Rabu, 20 Agustus 2025 | 08:19 WIB

Menakar Saham UNTR, Antara Faktor Harga Batubara, Bisnis Alat Berat, & Kemilau Emas

Secara keseluruhan, arah saham UNTR akan banyak ditentukan oleh tren harga batubara global dan pergerakan harga emas.

Melirik Lagi Peluang Saham Lapis Kedua
| Rabu, 20 Agustus 2025 | 08:07 WIB

Melirik Lagi Peluang Saham Lapis Kedua

Di tengah harga beberapa saham big cap yang mulai mahal, saham dengan kapitalisasi pasar kecil dan menengah berpeluang menjadi penggerak IHSG

INDEKS BERITA

Terpopuler