KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT ABM Investama Tbk (ABMM) melalui anak usahanya, PT Cipta Kridatama, kembali mendapatkan kontrak jasa penambangan batubara dari Grup Baramulti. Kali ini Cipta Kridatama memperolehnya dari PT Muara Alam Sejahtera dengan nilai kontrak mencapai US$ 114 juta.
Kontrak baru tersebut berlaku mulai minggu pertama Maret 2019 hingga tiga tahun ke depan. Area lokasi tambangnya di Merapi, Lahat, Sumatra Selatan. "Pengerjaan ini untuk tiga tahun dengan opsi perpanjangan dua tahun," terang Adrian Erlangga, Direktur Keuangan PT ABM Investama Tbk kepada KONTAN, Kamis (28/2).
Selama periode itu, target pengupasan lapisan tanah penutup atau overburden removal sekitar 30,9 juta bank cubic meter (bcm) dengan volume pengangkutan batubara 4,3 juta ton. Kerjasama juga mencakup penyewaan alat berat dan pengangkutan batubara atau coal hauling.
Asal tahu, Cipta Kridatama beroperasi sejak tahun 1997. Operasional produksi mereka melibatkan sekitar 650 unit alat berat. Meskipun mendapatkan tambahan kontrak baru, ABM Investama belum berencana untuk menambah alat berat bagi anak usahanya tersebut.
Sebelumnya, Cipta Kridatama pernah mengantongi kontrak jasa penambangan batubara dari anak usaha Grup Baramulti lain, yakni PT Mitrabara Adiperdana Tbk, senilai US$ 58,8 juta. Sejak 2017, Cipta Kridatama juga meneken kontrak serupa dengan PT Antang Gunung Meratus senilai US$ 89 juta.
Tak berhenti pada kontrak Muara Alam, manajemen ABM Investama mengatakan dalam waktu dekat Cipta Kridatama akan mendapatkan kontrak baru lagi dengan target volume pengupasan tanah sebesar 25 juta bcm. Hanya, mereka belum bersedia mengungkapkan nilai kontrak maupun pelanggan yang memberikan pekerjaan.
Yang pasti, tahun ini ABM Investama menargetkan volume pengupasan lapisan tanah sebesar 180 juta bcm. Tahun lalu, perusahaan berkode saham ABMM di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut mengupas lapisan tanah sebanyak 140 juta bcm.
Sementara target penambangan batubara sepanjang 2019 sebesar 12 juta ton. "Itu dari tambang milik kami sendiri," tutur Adrian.
Sambil jalan, ABM Investama melanjutkan rencana akuisisi tambang. Target penyelesaian prosesnya tahun ini. Dalam catatan KONTAN, mereka ingin menuntaskan transaksi akuisisi tambang batubara paling lambat akhir kuartal I-2019.
ABM Investama bahkan sudah mengajukan permohonan perubahan surat utang atau consent solicitation kepada pemegang obligasi tahun 2022 senilai US$ 350 juta. Tujuannya untuk memuluskan rencana akuisisi tambang batubara di Kalimantan. Tambang itu memproduksi batubara dengan kandungan 5.200 kilokalori per kilogram (kkal/kg)–5.500 kkal/kg.
Sepanjang tahun ini, ABM Investama mengalokasikan dana belanja modal US$ 60 juta. Sebagian dananya akan mereka gunakan untuk memelihara performa alat berat yang sudah ada.