AS-China Melunak, Harga Emas Hari Ini Enggan Menembus US$ 1.460

Rabu, 27 November 2019 | 16:28 WIB
AS-China Melunak, Harga Emas Hari Ini Enggan Menembus US$ 1.460
[ILUSTRASI. Batangan dan butiran emas di Fasilitas Pemisahan Emas dan Perak Oegussa di Wina, Austria, 2 Juni 2009.]
Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Harga emas hari ini belum bisa keluar dari kisaran US$ 1.450. Malah, harga emas beringsut lebih rendah.

Pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menyebutkan, Washington dekat dengan kesepakatan perdagangan sementara dengan China mendorong permintaan untuk aset berisiko.

Mengacu Bloomberg pukul 16.18 WIB, harga emas hari ini di pasar spot turun 0,16% menjadi US$ 1.458,99 per ons troi. Harga emas menyentuh level terendah dalam dua minggu terakhir di US$ 1.450,30 di sesi sebelumnya.

Baca Juga: Harga emas Antam hari ini naik tipis ke Rp 745.000

Pada Selasa (26/11), Trump mengatakan, Washington dalam "pergolakan akhir" kesepakatan perdagangan yang akan meredakan sengketa tarif selama 16 bulan terakhir dengan Beijing.

"Baik AS maupun China melunakkan sikap mereka dan mungkin ada kesepakatan sementara. Sehingga, orang berbondong-bondong ke aset berisiko, dan emas kehilangan daya tariknya," kata Hitesh Jain, Vice President Yes Securities, kepada Reuters.

Bursa saham Asia hari ini berdetak lebih tinggi, setelah Wall Street mendaki ke rekor tertinggi menyusul berita perdagangan AS-China yang positif. Sedang dolar AS menguat.

Baca Juga: Harga emas stagnan menunggu kejelasan kesepakatan dagang AS-China

Tapi, "Pada tahap ini, pasar tidak akan memiliki respons yang signifikan dalam hal tindak lanjut yang langgeng, kecuali ada tinta di atas kertas atau segala bentuk nyata (di sisi perdagangan)," ujar Ilya Spivak, Senior Currency Strategist DailyFx, kepada Reuters.

Investor juga masih khawatir dengan langkah AS mengesahkan rancangan undang-undang (RUU) yang mendukung pemrotes anti-pemerintah di Hong Kong akan mempersulit negosiasi dagang dengan China.

Sementara dari sisi industri China, data menunjukkan, laba perusahaan di negeri tembok raksasa turun pada Oktober, tertajam dalam delapan terakhir. Ini terjadi setelah kepercayaan konsumen AS turun selama empat bulan berturut-turut di  November.

Meskipun demikian, harga emas sudah naik lebih dari 13% sepanjang tahun ini, terutama karena perselisihan tarif AS-China.

"Jika Federal Reserve telah mengisyaratkan bahwa mereka tidak akan terus memotong suku bunga, maka data-data yang menurun tidak berarti apa-apa untuk emas," tambah Spivak.

Baca Juga: Harga Emas Hari Ini Bolak-Balik Menuju Level Terendah

Bank sentral AS telah memangkas suku bunga tiga kali pada tahun ini. Suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang bagi pemegang emas batangan, aset yang tidak menghasilkan bunga.

"Aset safe-haven, meskipun menunjukkan ketahanan, terus menghadapi tantangan besar karena selera risiko global tetap kuat atas sinyal positif (di sisi perdagangan)," sebut Analis Phillip Futures Benjamin Lu dalam sebuah catatan.

Harga emas spot bisa menguji kembali level support di US$ 1.455 per ons troi. Tapi, menurut Analis Teknikal Reuters Wang Tao, jika harga emas tembus ke bawah level itu bisa menyebabkan penurunan ke kisaran US$ 1.417-US$ 1.440.

Baca Juga: Keraguan Muncul Lagi, Harga Emas Hari Ini Mulai Menjauh dari Level Terendah

Investor sekarang menunggu Beige Book Fed tentang kondisi ekonomi AS yang akan rilis hari ini.

Bagikan

Berita Terbaru

Intraco Penta (INTA) Siapkan Strategi Demi Cetak Laba
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 08:15 WIB

Intraco Penta (INTA) Siapkan Strategi Demi Cetak Laba

Rugi bersih INTA terpangkas 31,48% secara tahunan atau year on year (yoy), dari Rp 72,49 miliar jadi Rp 49,67 miliar per September 2025.

Pemerintah Awasi Kepatuhan Wajib Pajak
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 07:48 WIB

Pemerintah Awasi Kepatuhan Wajib Pajak

Pemerintah tengah menyusun aturan berupa rancangan peraturan menteri keuangan terkait pengawasan kepatuhan wajib pajak

Asa Adhi Karya (ADHI) pada Anggaran Infrastruktur
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 07:45 WIB

Asa Adhi Karya (ADHI) pada Anggaran Infrastruktur

Untuk tahun depan, ADHI memasang target agresif dengan membidik kontrak baru senilai Rp 23,8 triliun.

Sawit Sumbermas Sarana (SSMS) Akuisisi Guna Tingkatkan Kinerja
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 07:30 WIB

Sawit Sumbermas Sarana (SSMS) Akuisisi Guna Tingkatkan Kinerja

Mengupas prospek bisnis PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) pasca merampungkan akuisisi PT Sawit Mandiri Lestari

Cadangan Devisa Sulit Lepas dari Tekanan Global
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 07:24 WIB

Cadangan Devisa Sulit Lepas dari Tekanan Global

Cadangan devisa Indonesia akhir November naik tipis ke level US$ 150,1 miliar                       

Outflow Deras
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 07:10 WIB

Outflow Deras

Arus keluar asing bersamaan dengan ketergantungan pemerintah terhadap dana domestik menyimpan risiko jangka menengah.

Beban Demografi di Era Revolusi AI
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 07:05 WIB

Beban Demografi di Era Revolusi AI

Bonus demografi dan revolusi kecerdasan buatan atau AI bermakna bila dikelola dengan sungguh-sungguh.​

Deny Ong, Direktur Keuangan HRTA Menyukai Investasi Emas
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 07:00 WIB

Deny Ong, Direktur Keuangan HRTA Menyukai Investasi Emas

Mengupas strategi investasi Direktur Keuangan PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA), Deny Ong dalam mengelola asetnya.

Memperkuat Perencanaan PSN Kawasan Industri
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 06:20 WIB

Memperkuat Perencanaan PSN Kawasan Industri

Sinergi ini untuk mendorong penguatan perencanaan kebijakan dan percepatan pelaksanaan Kawasan Industri Prioritas dalam RPJMN 2025–2029

PTPP Garap Proyek Besar Kelembagaan Negara di IKN
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 06:16 WIB

PTPP Garap Proyek Besar Kelembagaan Negara di IKN

PTPP mempertegas posisi sebagai kontraktor nasional dan pemain kunci dalam pembangunan Ibukota Nusantara

INDEKS BERITA

Terpopuler