Atlas Resources Menjaga Produksi dan Penjualan Seimbang

Selasa, 28 Mei 2019 | 10:44 WIB
 Atlas Resources Menjaga Produksi dan Penjualan Seimbang
[]
Reporter: Filemon Agung | Editor: Yuwono triatmojo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Atlas Resources Tbk memegang rumus keseimbangan antara produksi dan penjualan batubara. Atlas Resources menetapkan target penjualan batubara tidak akan jauh berbeda dengan target produksi pada tahun ini, yakni 1,7 juta ton. Alasannya, mereka menghindari penumpukan stok.

Pasar utama Atlas Resources adalah China, India, dan Malaysia. "Batubara kalori 4.200 dan 4.000 dari Sumatra memiliki karakteristik eco friendly dan cocok untuk China dan India," jelas Andre Abdi, Presiden Direktur PT Atlas Resources Tbk saat paparan publik, Senin (27/5).

Tahun lalu, emiten berkode saham ARII di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini meneken kerjasama dengan Hartree Partners (HP) Singapore. Lewat perantara HP, mereka mengirimkan satu kargo batubara ke China.

Selain pasar ekspor, Atlas Resources memacu penjualan domestik dengan pelanggan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN. Atlas Resources melalui PT Hanson Energy menjalin kerjasama memasok 60 juta ton batubara selama 20 tahun.

Empat kesepakatan pasokan batubara baru dengan PLN yang masuk tahun lalu meliputi proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Suralaya Baru sebanyak 120.000 metrik ton per tahun, PLTU Labuan 120.000 metrik ton per tahun dan PLTU Bangka Baru 120.000 metrik ton per tahun. Satu lagi adalah PLTU Pangkalan Susu sebanyak 230.0000 metrik ton per tahun.

Atlas Resources menilai lokasi penambangan yang mereka miliki cukup strategis untuk memasok batubara ke pembangkit listrik di Sumatra maupun Jawa bagian barat. Sejauh ini mereka mengandalkan penambangan dari Hub Kukar di Kutai Kartanegara Kalimantan Timur serta Hub Mutara di Musi Rawas dan Musi Banyuasin Sumatra Selatan. Total produksi maupun penjualan dari keduanya naik.

Sementara komposisi penjualan selama Januari-April 2019 terdiri dari 53,67% ekspor dan 46,33% domestik. Di periode yang sama 2018, Atlas Resources menjual seluruh batubara ke dalam negeri.

Pencapaian produksi batubara Atlas Resources selama empat bulan pertama di tahun ini memang masih jauh dari target setahun. Mereka berencana memacu aktivitas penambangan selepas musim hujan hingga bulan November 2019 nanti.

Private placement

Salah satu lokasi penambangan yang menjadi fokus ARII adalah wilayah PT Gorby Energy di Hub Mutara. Target produksi perdana mulai September tahun ini dengan kapasitas sebesar 30.000 per bulan. "Pada akhir tahun kami mengharapkan produksi meningkat menjadi 50.000 per bulan," kata Ika Riawa, Direktur PT Atlas Resources Tbk.

Atlas Resources sudah menyiapkan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar US$ 16,2 juta pada tahun ini. ARII akan menggunakan 70% capex untuk membiayai pembangunan infrastruktur jalan dan pelabuhan. Dengan tersedianya fasilitas tersebut, mereka berharap bisa meningkatkan efisiensi biaya pengangkutan batubara.

Sumber capex berasal dari kas internal dan penerbitan saham baru alias rights issue. Mengintip laporan keuangan 31 Desember 2018, Atlas Resources memiliki kas dan setara kas US$ 1,37 juta.

Dalam keterbukaan informasi BEI pada 22 Mei 2019, Atlas Resources menyampaikan rencana penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement. Mereka akan menerbitkan maksimal 300 juta saham baru atau 10% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Hanya saja, manajemen Atlas Resources belum bisa mengungkapkan detail rencana itu. "Kami menunggu kondisi pasar benar-benar kondusif. Selain itu, kami bisa pastikan 10% saham akan dialokasikan untuk penambahan modal," tutur Andre.

Hingga akhir tahun nanti, Atlas Resources membidik pendapatan sekitar US$ 90 juta. Proyeksi tersebut tumbuh 136% dibandingkan pendapatan tahun lalu yang senilai US$ 38,16 juta.

Hingga 31 Maret 2019, pendapatan Atlas Resources turun 58,96% year-on-year (yoy) menjadi US$ 15,66 juta. Mereka juga masih menanggung rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk US$ 1,88 juta.

Namun ARII masih optimistis dengan target 2019 yang sudah dipatok. "Harga batubara cenderung membaik di kuartal pertama meski belum mencapai puncaknya seperti akhir 2016 lalu," ujar Lidwina S. Nugraha, Direktur dan Sekretaris Perusahaan PT Atlas Resources Tbk.

Bagikan

Berita Terbaru

Tarif Impor Tembaga AS Naik 50%, AMMN hingga MDKA Diproyeksi Diuntungkan Meski Sesaat
| Rabu, 09 Juli 2025 | 22:15 WIB

Tarif Impor Tembaga AS Naik 50%, AMMN hingga MDKA Diproyeksi Diuntungkan Meski Sesaat

Kelebihan pasokan di pasar global akibat kebijakan tarif impor Trump pada akhirnya malah bisa menekan harga tembaga.

Meski Investor Asing Jor-joran Jualan, Harga ADRO Relatif Anteng Berkat Buyback Saham
| Rabu, 09 Juli 2025 | 21:07 WIB

Meski Investor Asing Jor-joran Jualan, Harga ADRO Relatif Anteng Berkat Buyback Saham

Dalam beberapa bulan terakhir banyak investor institusi asing yang melego saham ADRO dengan volume yang cukup besar.

Saham CDIA bisa Serupa BREN & CUAN, Minat Pasar Besar tapi Berpotensi Diganjal BEI
| Rabu, 09 Juli 2025 | 16:44 WIB

Saham CDIA bisa Serupa BREN & CUAN, Minat Pasar Besar tapi Berpotensi Diganjal BEI

Saham-saham pendatang baru yang terafiliasi dengan Prajogo Pangestu selalu diburu pelaku pasar sehingga bisa ARA berhari-hari usai listing.

Ekspektasi Konsumen dan CEO Sama-Sama Rendah
| Rabu, 09 Juli 2025 | 11:57 WIB

Ekspektasi Konsumen dan CEO Sama-Sama Rendah

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) periode Juni 2025 mencapai 117,8, naik dari 117,5 tetapi masih bergerak di sekitar level terendah dalam 3 tahun. 

Akses Pendanaan ke Bank Terbatas, Fenomena Gagal Bayar Korporasi ke Pinjol Kian Naik
| Rabu, 09 Juli 2025 | 09:30 WIB

Akses Pendanaan ke Bank Terbatas, Fenomena Gagal Bayar Korporasi ke Pinjol Kian Naik

Terjadi kenaikan proporsi pinjaman daring ke perusahaan non-UMKM dibandingkan UMKM di pertengahan tahun lalu hingga Februari 2025.

Profit 25,13% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Melemah Lagi (9 Juli 2025)
| Rabu, 09 Juli 2025 | 08:51 WIB

Profit 25,13% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Melemah Lagi (9 Juli 2025)

Harga emas batangan Antam 24 karat hari ini 8 Juli 2025) di Logammulia.com tertera Rp 1.894.000 per gram.

Pertamina Patra Niaga Merombak Jajaran Direksi
| Rabu, 09 Juli 2025 | 06:57 WIB

Pertamina Patra Niaga Merombak Jajaran Direksi

Menurut Heppy, Pertamina Patra Niaga mendukung dan comply pada kebijakan dan keputusan pemegang saham.

Opsi Penunjukan Langsung Pengelola Blok Migas
| Rabu, 09 Juli 2025 | 06:53 WIB

Opsi Penunjukan Langsung Pengelola Blok Migas

Opsi penunjukan langsung WK migas ini disampaikan Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung saat mengungkapkan urgensi revisi UU  Migas.

TINS dan PTBA Siap Ikuti Aturan Baru
| Rabu, 09 Juli 2025 | 06:47 WIB

TINS dan PTBA Siap Ikuti Aturan Baru

Enteri ESDM Bahlil Lahadalia menyatakan, skema tahunan lebih relevan dalam merespons fluktuasi harga dan permintaan pasar global

 Pengusaha Batubara Tolak Pungutan Bea Keluar
| Rabu, 09 Juli 2025 | 06:42 WIB

Pengusaha Batubara Tolak Pungutan Bea Keluar

Rencana pemerintah mengenakan bea keluar semakin membebani pelaku industri batubara yang sudah banyak menanggung sejumlah pungutan

INDEKS BERITA

Terpopuler