BBM, Tarif Ojol, Inflasi

Sabtu, 27 Agustus 2022 | 08:00 WIB
BBM, Tarif Ojol, Inflasi
[]
Reporter: Harian Kontan | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Para pembaca, bersiaplah! Harga barang-barang berpotensi naik. 

Pekan ini, Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin menjadi 3,75%. Bank sentral beralasan, kenaikan suku bunga ini menjadi langkah bank sentral untuk mendahului inflasi yang lebih tinggi. 

Bank sentral tak cuma berkaca dari inflasi Agustus yang mencapai level tertinggi dalam tujuh tahun terakhir. Kenaikan suku bunga sebagai antisipasi inflasi ini lebih dini ketimbang survei ekonom yang meramalkan BI baru akan mengerek suku bunga acuan bulan depan.

Tanda-tanda inflasi lebih tinggi pun mulai muncul dari kenaikan berbagai harga. Paling utama adalah harga BBM. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, kuota Pertalite bisa habis pada September dan Solar pada Oktober.

Jika Pertalite habis, mau tidak mau masyarakat harus membeli Pertamax yang lebih mahal dan tanpa subsidi. Bagi pebisnis, harga bahan bakar yang lebih tinggi berarti ongkos yang lebih mahal. Cara paling gampang untuk menutup ongkos produksi adalah menaikkan harga barang ke konsumen.

Salah satu contohnya adalah kenaikan tarif ojek online (ojol) yang pasti memerlukan BBM. Tarif baru ojol berlaku mulai 29 Agustus. Tak cuma tarif ojol, bisa jadi ongkos kirim marketplace tak lagi gratis.

Barang konsumsi yang tak langsung bersentuhan dengan BBM pun bisa naik karena barang-barang tersebut juga melewati proses pengiriman untuk lebih dekat ke konsumen. Ini termasuk harga pangan yang tetap dibeli konsumen baik itu mahal atau murah.

Jangan lupa, ada sisi positif kenaikan konsumsi BBM di Indonesia. Penggunaan bahan bakar yang jauh lebih tinggi ketimbang prediksi pemerintah bisa berarti bahwa geliat ekonomi makin kuat.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal kedua 2022 mencapai 5,44% secara tahunan. Di kuartal ketiga ini ekonomi Indonesia dipandang masih membaik. Tapi tak ada jaminan kondisi ini terus berlanjut.

Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi 2023 hanya 5,3%. Artinya, ada potensi penurunan dari saat ini.

Pertumbuhan ekonomi bisa turun kalau inflasi tinggi menyebabkan konsumen mengencangkan ikat pinggang dan mengurangi konsumsi.

Biar anggaran tidak makin jebol untuk bantuan langsung, pemerintah perlu juga memikirkan cara agar warganya bisa memiliki pendapatan lebih tinggi dan tak lagi bergantung pada subsidi.

Bagikan

Berita Terbaru

Oversubscribe Ratusan Kali Tidak Jadi Jaminan Saham IPO Bertahan Lama di Zona Hijau
| Minggu, 11 Mei 2025 | 14:00 WIB

Oversubscribe Ratusan Kali Tidak Jadi Jaminan Saham IPO Bertahan Lama di Zona Hijau

Pada hari perdagangan perdananya, DKHH menyentuh auto reject atas (ARA) usai melesat 34,85% ke level Rp 178, dari harga IPO di Rp 132 per saham.

Ini Dia Teknologi Pindai Iris Mata yang Bikin Heboh
| Minggu, 11 Mei 2025 | 14:00 WIB

Ini Dia Teknologi Pindai Iris Mata yang Bikin Heboh

Heboh daftar iris bisa mendapatkang uang, ini sebenarnya tujuan kehadiran teknologi proof of human. Yuk simak

Kredit Korporasi Unjuk Gigi, Meski Ekonomi Letoi
| Minggu, 11 Mei 2025 | 13:00 WIB

Kredit Korporasi Unjuk Gigi, Meski Ekonomi Letoi

Sektor manufaktur dan energi menjadi roda penggerak bagi pertumbuhan kredit perbankan di kuartal pertama ini. 

Selamatkan Kekayaan, Orang Super Kaya di Indonesia Sebar Portofolio ke USDT
| Minggu, 11 Mei 2025 | 10:00 WIB

Selamatkan Kekayaan, Orang Super Kaya di Indonesia Sebar Portofolio ke USDT

Per Maret 2025 jumlah investor kripto di Indonesia mencapai 13,71 juta, bertambah dibandingkan dengan Februari sebanyak 13,31 juta.

Realisasi Jumlah IPO Lebih Rendah, Tantangan Pasar Modal di Tengah Ketidakpastian
| Minggu, 11 Mei 2025 | 09:12 WIB

Realisasi Jumlah IPO Lebih Rendah, Tantangan Pasar Modal di Tengah Ketidakpastian

Besaran dana IPO yang berhasil dihimpun sejak awal tahun sampai dengan 8 Mei 2025 sudah mencapai Rp 7 triliun.

Profit 33,31% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Tak Berubah (11 Mei 2025)
| Minggu, 11 Mei 2025 | 08:53 WIB

Profit 33,31% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Tak Berubah (11 Mei 2025)

Harga emas Antam hari ini (11 Mei 2025) 1 gram Rp 1.928.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 33,31% jika menjual hari ini.

PTPP Bakal Mendivestasi Dua Anak Usaha Bernilai Aset Rp 4 Triliun, Simak Profilnya
| Minggu, 11 Mei 2025 | 08:20 WIB

PTPP Bakal Mendivestasi Dua Anak Usaha Bernilai Aset Rp 4 Triliun, Simak Profilnya

PTPP tidak dalam kondisi likuiditas yang seret. Aset lancarnya masih mencukupi untuk digunakan memenuhi semua liabilitas jangka pendeknya.

Berkomunitas Dulu Jadi Sineas Kemudian
| Minggu, 11 Mei 2025 | 06:00 WIB

Berkomunitas Dulu Jadi Sineas Kemudian

Membuka relasi menjadi salah satu kunci sukses sebagai seorang sineas. Agar relasi terjalin, bergabung di komunitas adal

 
Mengejar Ambisi Biar Bisa Berpaling dari Batubara
| Minggu, 11 Mei 2025 | 05:10 WIB

Mengejar Ambisi Biar Bisa Berpaling dari Batubara

Kondang sebagai penambang batubara tak menyurutkan semangat PT Indika Energy Tbk (INDY) transisi ke bisnis yang rendah karbon. 

 
Adu Kebut Mobil Listrik, Polytron Mulai Masuk Arena
| Minggu, 11 Mei 2025 | 04:50 WIB

Adu Kebut Mobil Listrik, Polytron Mulai Masuk Arena

Kelar garap sepeda motor listrik, Polytron merambah pasar mobil listrik dengan target penjualan yang aduhai.

INDEKS BERITA

Terpopuler