Belanja Modal Korporasi Mulai Tumbuh, Proyeksi PDB Jepang Akan Lebih Tinggi
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Belanja modal korporasi Jepang untuk periode April-Juni mengalami peningkatan. Kenaikan yang pertama kali terjadi sejak pandemi melanda dunia ini merupakan sinyal sektor korporat kembali bangkit. Kendati, gelombang baru infeksi virus corona menekan kembali bisnis di sektor jasa.
Angka tersebut, menurut analis, akan menyebabkan revisi kenaikan proyeksi Pertumbuhan Domestik Bruto (PDB) Jepang untuk kuartal kedua. Menurut estimasi awal, PDB Jepang akan tumbuh 1,3% karena konsumsi swasta dan kegiatan bisnis yang mulai pulih dari dampak pandemi.
Data belanja modal itu memberikan catatan positif bagi Perdana Menteri Yoshihide Suga, yang menghadapi persaingan kursi kepemimpinan di partai yang berkuasa bulan ini. Suga juga menghadapi pemilihan umum yang harus diadakan pada akhir November.
Baca Juga: Pertumbuhan aktivitas pabrik Korea Selatan melambat di Agustus 2021, ini penyebabnya
Namun, rebound di ekonomi terbesar ketiga di dunia itu jauh lebih lemah daripada yang dialami ekonomi maju lainnya. Karena itu, Suga kemungkinan akan tetap berada di bawah tekanan untuk menyebarkan stimulus fiskal yang lebih besar untuk mengimbangi pengeluaran sektor swasta yang terbatas. Suga akan memerintahkan partainya yang berkuasa untuk mendukung paket ekonomi baru minggu ini, media lokal melaporkan.
Data Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Jepang menunjukkan belanja modal naik 5,3% pada kuartal kedua dari periode yang sama tahun lalu, yang turun 11,3% akibat pandemi virus corona.
Itu adalah peningkatan pertama dalam lima kuartal terakhir. Di kuartal terdahulu, belanja modal mengalami kontraksi 7,8% dalam basis year-on-year (yoy).
Data Kemenkeu, yang akan digunakan untuk menghitung revisi data produk domestik bruto (PDB) yang akan dirilis Rabu depan, menunjukkan pengeluaran bisnis produsen naik 4,0% yoy. Sedangkan perusahaan sektor jasa tumbuh 5,9% yoy.
“Data menunjukkan pertumbuhan solid di seluruh sektor, baik di sektor manufaktur dan non-manufaktur,” tutur Takeshi Minami, kepala ekonom di Norinchukin Research Institute.
“Pemulihan investasi perusahaan akhirnya dimulai,” ujar Taro Saito, peneliti eksekutif di NLI Research Institute menambahkan.
Baca Juga: Industri manufaktur di Asia kembali tertekan
Pada basis yang disesuaikan secara musiman, belanja modal naik 3,2% pada April-Juni dari kuartal sebelumnya, menurut data Kementerian Keuangan.
Keuntungan berulang perusahaan melonjak 93,9% pada periode April-Juni dari tahun sebelumnya, sementara penjualan naik 10,4%.
Untuk keseluruhan tahun fiskal terakhir yang berakhir pada bulan Maret, perusahaan Jepang menaikkan jumlah kas yang dicadangkan sebesar 2% menjadi 484 triliun yen (Rp 58.096 triliun). Nilai rekor tertinggi itu menggarisbawahi kecenderungan perusahaan Jepang untuk menimbun uang tunai, sementara laba berulang turun 12% karena pandemi, demikian ditunjukan data Kemenkeu.
Angka yang dirilis pada hari Selasa menunjukkan penyebaran cepat varian Delta di Asia mengganggu rantai pasokan dan produksi sektor utama Jepang seperti produsen mobil.
Selanjutnya: Mulai Atur Bisnis Properti, China Batasi Pertumbuhan Tarif Sewa Rumah di Perkotaan