CFO Bukalapak Natalia Firmansyah Gelar Aksi Beli Saham BUKA Meski Harga Turun Terus

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penurunan harga saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) usai melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 6 Agustus lalu tak menyurutkan niat Chief Financial Officer (CFO) Bukalapak Natalia Firmansyah menambah kepemilikan saham BUKA.
Meski harga saham BUKA terus turun hingga berada di bawah harga IPO di Rp 850 per saham, Natalia Firmansyah terus menggelar aksi beli saham BUKA.
Dalam suratnya kepada Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tertanggal 9 September 2021, Natalia melaporkan perubahan kepemilikan saham BUKA.
Baca Juga: Garuda Indonesia (GIAA) Kalah di Pengadilan Arbitrase London
Dalam surat tersebut, Natalia melaporkan pembelian saham BUKA yang dilakukannya sejak 9 Agustus lalu hingga hari ini, Kamis (9/9).
Saat harga saham BUKA menyentuh auto rejection atas (ARA) di hari kedua perdagangan setelah listing, Natalia sempat membeli 15.000 saham BUKA. Perinciannya, sebanyak 5.000 saham dibeli di harga Rp 1.110 per saham sementara sebanyak 15.000 sisanya dibeli di harga Rp 1.195 per saham.
Seperti diketahui, harga saham BUKA berturut-turut menyentuh batas atas penolakan otomatis di dua hari pertama sejak pencatatan perdana di BEI. Pada 9 Agustus, harga saham BUKA melesat 25% menjadi Rp 1.325 per saham.
Saat harga saham BUKA mulai berbalik arah, Natalia tetap melanjutkan aksi beli. Pada 13 Agustus, Natalia beberapa kali menggelar transaksi pembelian saham BUKA (lihat tabel).
Baca Juga: Membaca Peta Bisnis Rumah Sakit, Penguasanya Bukan SILO, HEAL, MIKA Apalagi SAME
Natalia masih melanjutkan aksi beli saham BUKA hingga hari ini. Kamis (9/9), Natalia memborong 10.000 saham BUKA di harga Rp 835 per saham. Pada hari ini, harga saham BUKA ditutup di harga Rp 815 per saham.
Jika ditotal, Natalia telah memborong saham BUKA sebanyak 110.000 saham. Nilai transaksinya sebesar Rp 108,1 juta.
Transaksi Pembelian Saham BUKA oleh Natalia Firmansyah | |||
---|---|---|---|
Tanggal | Jumlah | Harga (Rp/saham) |
Nilai (Rp) |
9 Agustus | 5.000 | 1.110 | 5.550.000 |
9 Agustus | 10.000 | 1.195 | 11.950.000 |
13 Agustus | 5.000 | 975 | 4.875.000 |
13 Agustus | 5.000 | 970 | 4.850.000 |
13 Agustus | 10.000 | 965 | 9.650.000 |
13 Agustus | 5.000 | 960 | 4.800.000 |
13 Agustus | 15.000 | 955 | 14.325.000 |
13 Agustus | 5.000 | 945 | 4.725.000 |
13 Agustus | 5.000 | 935 | 4.675.000 |
13 Agustus | 5.000 | 990 | 4.950.000 |
13 Agustus | 20.000 | 980 | 19.600.000 |
16 Agustus | 10.000 | 980 | 9.800.000 |
9-Sep | 10.000 | 835 | 8.350.000 |
Total | 110.000 | 982,73* | 108.100.000 |
*Harga rata-rata |
Jika dihitung, harga rata-rata transaksi pembelian saham BUKA oleh Natalia sebesar Rp 982,73 per saham. Harga rata-rata ini masih di bawah harga penutupan saham BUKA pada hari ini. Artinya, dari aksi pembelian saham BUKA di bursa, Natalia bisa dibilang masih mengalami potential loss.
Meski begitu, sebelum Bukalapak.com menggelar IPO, Natalia sudah mendekap saham BUKA. Natalia tercatat memiliki 31.129.223 saham IPO yang ia beli di bawah harga IPO.
Baca Juga: Sritex (SRIL) Akan Ajukan Perpanjangan PKPU Selama 90 Hari
Itu sebabnya, saham milik Natalia yang ia peroleh sebelum Bukalapak.com menggelar IPO itu termasuk saham yang wajib lock-up. Artinya, saham tersebut dilarang untuk dialihkan baik sebagian maupun seluruhnya hingga delapan bulan sejak 26 Juli 2021, tanggal Bukalapak memperoleh pernyataan efektif dari OJK.
Maklum, berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 25 tahun 2017, investor yang memperoleh saham dengan harga di bawah harga initial public offering (IPO) dalam jangka waktu enam bulan sebelum penyampaian pernyataan pendaftaran kepada OJK dilarang untuk mengalihkan sebagian atau seluruh kepemilikan sahamnya hingga delapan bulan setelah pernyataan pendaftaran menjadi efektif.
Selanjutnya: Kemampuan Mengurangi Utang Terhambat, WIKA Diyakini Tetap Mampu Mengelola Risiko