Delisting, Danayasa Arthatama (SCBD) Harus Tender Offer

Kamis, 18 Juli 2019 | 06:30 WIB
Delisting, Danayasa Arthatama (SCBD) Harus Tender Offer
[]
Reporter: Nur Qolbi | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Danayasa Arthatama Tbk (SCBD) ternyata belum berkomunikasi langsung dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) atas rencana penghapusan pencatatan efek alias delisting. Otoritas BEI mengaku baru akan meminta keterangan langsung SCBD pada pekan ini.

Direktur Penilaian BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, BEI akan menggelar dengar pendapat (hearing) dengan SCBD. Rencana delisting SCBD baru diinformasikan kepada BEI lewat surat yang diterima 8 Juli 2019.

Surat tersebut adalah jawaban dari surat BEI kepada SCBD sebagai pengingat adanya potensi delisting. Alasannya, perusahaan yang menempatkan Tomy Winata sebagai komisaris utama ini tidak memenuhi ketentuan V.2 Peraturan Bursa No.1-A.

Mengacu aturan tersebut, perusahaan terbuka wajib memiliki pemegang saham minimal 300 pihak. Sekretaris Perusahaan Danayasa Arthatama Pesta Uli Sitanggang pada 12 Juni mengatakan, jumlah pemegang saham perusahaan ini hanya 74 pihak.

Terkait rencana delisting tersebut, BEI menghentikan sementara perdagangan saham SCBD di pasar negosiasi mulai sesi I perdagangan Rabu (17/7). Sebelumnya, suspensi telah diterapkan di pasar reguler dan tunai sejak 31 Juli 2017 atau hampir dua tahun silam. Dengan begitu, suspensi saham SCBD telah berlaku di seluruh pasar.

Meski belum bertemu dengan manajemen SCBD, Nyoman mengingatkan, pelaksanaan delisting ini akan merujuk pada peraturan mengenai delisting-relisting. "Ada kewajiban untuk membeli saham kembali (tender offer)," jelas dia.

Menurut Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony, delisting SCBD ini termasuk menarik karena bukan akibat bangkrut. Ia memprediksi, harga penawaran pembelian kembali saham tersebut akan di atas harga pasar.

Alasannya, investor bisa jadi tidak setuju melepas sahamnya di bawah harga pasar. "Justru biasanya agar investor mau melepas sahamnya ditawarkan di harga lebih tinggi," kata dia, Rabu (17/7).

Chris menilai, SCBD tidak akan kesulitan membeli kembali saham publik karena jumlah investor SCBD sedikit. Dengan begitu, SCBD tidak membutuhkan banyak dana menyelesaikan tender offer. Terakhir diperdagangkan dua tahun lalu, harga saham SCBD ditutup di Rp 2.700.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Menilik Perkembangan Penyaluran KUR untuk PMI
| Kamis, 09 Januari 2025 | 05:50 WIB

Menilik Perkembangan Penyaluran KUR untuk PMI

Realisasinya KUR PMI sepanjang 2024 hanya sekitar Rp 45,68 miliar yang diberikan kepada 1.763 PMI.​

IHSG Cenderung Melemah, Asing Terus Net Sell, Berikut Rekomendasi Saham Hari Ini
| Kamis, 09 Januari 2025 | 05:44 WIB

IHSG Cenderung Melemah, Asing Terus Net Sell, Berikut Rekomendasi Saham Hari Ini

Investor asing kembali mencatatkan net sell atau jual bersih di seluruh pasar sebesaer Rp 353,71 miliar.

 Perbankan Tanah Air Tetap Berkomitmen Dukung Target Nol Emisi Karbon
| Kamis, 09 Januari 2025 | 04:47 WIB

Perbankan Tanah Air Tetap Berkomitmen Dukung Target Nol Emisi Karbon

Sejumlah bank lokal tetap menggenjot portofolio kredit yang bertujuan untuk menjadi negara dengan nol emisi karbon. ​

Revisi Beleid demi Menarik Investor Migas
| Kamis, 09 Januari 2025 | 04:47 WIB

Revisi Beleid demi Menarik Investor Migas

Kementerian ESDM merevisi aturan terkait participating interest daerah di bisnis hulu minyak bumi dan gas (migas).

Penerbitan Obligasi Multifinance Bakal Lebih Semarak
| Kamis, 09 Januari 2025 | 04:46 WIB

Penerbitan Obligasi Multifinance Bakal Lebih Semarak

Penerbitan obligasi multifinance diprediksi bakal lebih semarak pada tahun ini meski pasar masih menantang.

Satria Antaran Prima (SAPX) Mengincar Kenaikan Pendapatan 30%
| Kamis, 09 Januari 2025 | 04:46 WIB

Satria Antaran Prima (SAPX) Mengincar Kenaikan Pendapatan 30%

Di tahun 2024 lalu, SAPX memproyeksikan pendapatan perusahaan sekitar Rp 600 miliar hingga Rp 650 miliar

Jalan Berliku Apple Peroleh Izin Edar Iphone 16
| Kamis, 09 Januari 2025 | 04:46 WIB

Jalan Berliku Apple Peroleh Izin Edar Iphone 16

Apple berencana berinvestasi senilai US$ 1 miliar (Rp 16 triliun) untuk membangun pabrik Airtag di Batam.

Bikin Usaha Tambang, Ormas Undang Investor
| Kamis, 09 Januari 2025 | 04:45 WIB

Bikin Usaha Tambang, Ormas Undang Investor

WIUPK yang diterima oleh NU meliputi wilayah seluas 25.000 hingga 26.000 hektare di Kalimantan Timur.

Uang Terus Dibakar, E-Commerce Gulung Tikar
| Kamis, 09 Januari 2025 | 04:12 WIB

Uang Terus Dibakar, E-Commerce Gulung Tikar

Bukalapak akan fokus pada penjualan produk virtual, seperti pulsa, paket data, token listrik, angsuran kredit, BPJS Kesehatan dan lain-lain.

Emiten Tambang Emas Pacu Produksi
| Kamis, 09 Januari 2025 | 04:11 WIB

Emiten Tambang Emas Pacu Produksi

PT United Tractors Tbk (UNTR) menargetkan penjualan emas sebesar 240.000 ons pada 2025, meningkat dari proyeksi 235.000 ons pada 2024.

INDEKS BERITA

Terpopuler