Ekspansi, Indosat (ISAT) Menerbitkan Obligasi Rp 10 Triliun

Jumat, 25 Januari 2019 | 06:29 WIB
Ekspansi, Indosat (ISAT) Menerbitkan Obligasi Rp 10 Triliun
[]
Reporter: Auriga Agustina | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indosat Tbk (ISAT) merealisasikan rencana ekspansinya mulai tahun ini. Sebagai permulaan, perusahaan ini menerbitkan surat utang dengan plafon maksimal Rp 10 triliun.

Surat utang tersebut terbagi menjadi dua bagian. Pertama, Obligasi Berkelanjutan III senilai Rp 7 triliun. Untuk tahap satu, nilainya Rp 1,5 triliun, yang terbagi dalam sejumlah seri.

Seri A dengan tenor 370 hari dan rentang kupon 7,25%–8,25%. Lalu Seri B dengan tenor tiga tahun, menawarkan kupon 8,50 %–9,50%, Seri C dengan tenor 7 tahun menawarkan kupon 8,75%–9,75%, Seri D dengan tenor 7 tahun memiliki kupon 9,25%–10,25% dan Seri E dengan tenor 10 tahun memiliki kupon 9,50%–10,50% per tahun.

Kedua, ISAT juga bakal merilis sukuk senilai Rp 3 triliun. Penerbitan tahap pertamanya Rp 500 miliar. "Nilai Rp 2 triliun akan kami gunakan untuk capex," ujar Chris Kanter, Presiden Direktur dan CEO ISAT, Kamis (24/1).

Seperti diketahui, ISAT menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar Rp 10 triliun tahun ini. Sebesar 88% bakal digunakan untuk membangun base transceiver station (BTS) 4G.

Sedang sisanya bakal digunakan untuk mengembangkan infrastruktur jaringan. "Sebesar Rp 2 triliun akan digunakan untuk capex. Tapi capex juga nantinya didapat dari dana internal dan sumber lainnya," jelas Chris.

Proses bookbuilding obligasi ini akan dilakukan pada 24 Januari hingga 16 Februari nanti. Targetnya obligasi ini bisa dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 1 Maret nanti.

Manajemen ISAT masih belum menentukan kapan penerbitan obligasi selanjutnya digelar. Yang terang, izin atas aksi korporasi ini hanya berlaku selama dua tahun ke depan.

Guna memenuhi seluruh kebutuhan dana, ISAT juga akan memanfaatkan dana kas internal. ISAT juga memilih membayar obligasi yang bakal jatuh tempo tahun ini dengan dana kas internal. Salah satunya, Obligasi Berkelanjutan II Tahap III dengan nilai Rp 1,21 triliun yang bakal jatuh tempo Mei nanti.

Chris menyebut, pihaknya bakal membayar obligasi yang akan jatuh tempo tersebut menggunakan kas internal. "Kami punya fasilitas pinjaman belum terpakai cukup besar, sudah kami antisipasi untuk tahun ini," terang dia.

Andri Ngaserin, analis Credit Suisse, menjadikan saham ISAT salah satu jagoannya. Dalam riset 18 Januari, Credit Suisse memberikan rekomendasi outperform dengan target harga 12 bulan ke depan Rp 4.000 untuk ISAT.

Alasannya, valuasi ISAT saat ini relatif lebih murah dibanding pemain telekomunikasi lainnya. Tapi, risikonya, capex yang dibutuhkan jauh lebih besar dibanding estimasi. Risiko kian membesar jika mempertimbangkan persaingan di industri telekomunikasi yang sesak. Saham ISAT kemarin turun 80 poin ke level Rp 2.880 per saham.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Bisnis Mal Masih Moncer Didorong Serbuan Aksi Ekspansi Peritel Asing
| Selasa, 05 November 2024 | 19:01 WIB

Bisnis Mal Masih Moncer Didorong Serbuan Aksi Ekspansi Peritel Asing

Sejumlah peritel merek merek tertentu terpantau melakukan ekspansi yang mendorong permintaan ruang bisnis.

ADRO Bagi Dividen Jumbo, Boy Thohir Kebagian Rp 2,67 T dari Kepemilikan Langsung
| Selasa, 05 November 2024 | 15:41 WIB

ADRO Bagi Dividen Jumbo, Boy Thohir Kebagian Rp 2,67 T dari Kepemilikan Langsung

Dana dari pembagian dividen ADRO untuk mengeksekusi PUPS atas saham PT Adari Andalan Indonesia (PT AAI).

The Fed Diyakini Bakal Pangkas Suku Bunga Acuan Lagi, di Indonesia BI Akan Mengikuti
| Selasa, 05 November 2024 | 11:30 WIB

The Fed Diyakini Bakal Pangkas Suku Bunga Acuan Lagi, di Indonesia BI Akan Mengikuti

Data inflasi AS pada September 2024, inflasi AS tercatat di kisaran 2,1% yoy, sedikit di atas target The Fed di 2,0%. 

Arus Dana Asing di Pasar Keuangan Indonesia Pekan Ini Bakal Tertahan
| Selasa, 05 November 2024 | 10:50 WIB

Arus Dana Asing di Pasar Keuangan Indonesia Pekan Ini Bakal Tertahan

Bank Indonesia diperkirakan akan menahan suku bunga acuannya pada November 2024 karena rupiah sedang melemah.

Dua Investor Asing Kelas Kakap Lanjutkan Aksi Penjualan Saham TAPG
| Selasa, 05 November 2024 | 09:07 WIB

Dua Investor Asing Kelas Kakap Lanjutkan Aksi Penjualan Saham TAPG

Sejak Agustus 2024 sudah beredar kabar mengenai rencana Pemerintah Singapura untuk melepas kepemilikannya di TAPG.

Angkutan Kargo Naik, Kinerja Hasnur Internasional Shipping (HAIS) Melejit
| Selasa, 05 November 2024 | 08:15 WIB

Angkutan Kargo Naik, Kinerja Hasnur Internasional Shipping (HAIS) Melejit

Sepanjang periode Januari-September 2024, HAIS berhasil membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 12,40%, yakni menjadi Rp 765,37 miliar

Membedah Kinerja Keuangan Emiten Udang Kaesang (PMMP) yang Ruginya Membengkak
| Selasa, 05 November 2024 | 08:01 WIB

Membedah Kinerja Keuangan Emiten Udang Kaesang (PMMP) yang Ruginya Membengkak

PMMP masih terikat sejumlah kontrak kerja sama, salah satunya memasok udang ke Marubeni Corporation 

Pemerintah Pastikan Skema Subsidi Elpiji 3 Kg Tidak Berubah
| Selasa, 05 November 2024 | 07:50 WIB

Pemerintah Pastikan Skema Subsidi Elpiji 3 Kg Tidak Berubah

Untuk penyluran subsidi elpiji dan BBM akan diubah menjadi skema bantuan langsung tunai ke masyarakat penerima.

Mustika Ratu (MRAT) Memperkuat Ekspor ke Eropa dan Timur Tengah
| Selasa, 05 November 2024 | 07:50 WIB

Mustika Ratu (MRAT) Memperkuat Ekspor ke Eropa dan Timur Tengah

Untuk memperluas pasar ekspor, Mustika Ratu turut serta dalam Indonesia Europe Business Forum (IEBF) 2024.

Hasil Pemilu Presiden AS Penentu Prospek Aliran Dana Asing ke RI dalam Jangka Pendek
| Selasa, 05 November 2024 | 07:50 WIB

Hasil Pemilu Presiden AS Penentu Prospek Aliran Dana Asing ke RI dalam Jangka Pendek

Jika Kemala Harris terpilih menjadi presiden Amerika Serikat, maka akan lebih menguntungkan Indonesia.

INDEKS BERITA

Terpopuler