Hadang Laju Inflasi, Bank Sentral Filipina Mulai Menaikkan Bunga

Kamis, 19 Mei 2022 | 17:19 WIB
Hadang Laju Inflasi, Bank Sentral Filipina Mulai Menaikkan Bunga
[ILUSTRASI. Logo bank sentral Filipina di pintu gerbang kantornya di Manila, Filipina, 28 April 2016. REUTERS/Romeo Ranoco]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - MANILA. Bank sentral Filipina pada Kamis menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya sejak 2018. Otoritas moneter di Filipina itu bergabung dengan rekan-rekannya di seluruh dunia dalam upaya membendung tekanan inflasi yang kian intens, yang dapat menggagalkan pemulihan ekonomi.

Bank sentral juga mengatakan rebound ekonomi yang kuat dan kondisi pasar tenaga kerja pada kuartal pertama memberikan ruang "untuk menghentikan intervensi yang berhubungan dengan pandemi." Pernyataan itu menandakan pengetatan lebih lanjut mungkin terjadi.

Ekonomi dapat berkembang lebih cepat pada kuartal kedua daripada laju tahunan 8,3% yang lebih baik dari perkiraan pada Januari-Maret, kata Gubernur Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP) Benjamin Diokno. 

Baca Juga: Hasil Kajian BIS Kebijakan Moneter Ultra Longgar Meningkatkan Kesenjangan

BSP menaikkan bunga overnight reverse repurchase sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 2,25%, seperti yang diharapkan oleh mayoritas 17 ekonom dalam jajak pendapat Reuters 12-16 Mei. Suku bunga deposito dan lending facility juga dinaikkan sebesar 25 bps masing-masing menjadi 1,75% dan 2,75%.

BSP memangkas suku bunga secara kumulatif 200 bps pada tahun 2020 untuk membantu ekonomi mengatasi penguncian Covid-19.

"Tekanan inflasi yang persisten menunjukkan perlunya tindakan moneter yang cepat untuk menopang ekspektasi inflasi," kata Diokno. Namun, setiap tindakan kebijakan lebih lanjut akan didorong oleh data, katanya.

BSP menaikkan perkiraan inflasi rata-rata 2022 menjadi 4,6%, dari 4,3%, di atas kisaran target 2% -4%. Untuk tahun 2023, inflasi terlihat lebih dekat ke ujung atas kisaran target yang sama di 3,9%.

Inflasi Filipina naik menjadi 4,9% pada April tahun-ke-tahun, tertinggi sejak Desember 2018, dan Diokno mengatakan kemungkinan bisa melebihi 5% dalam beberapa bulan ke depan. 

Baca Juga: Nilai Impor Melonjak ke Rekor Baru, Defisit Perdagangan Jepang Melebar di April

Diokno juga mencontohkan munculnya faktor tambahan yang bisa mendorong inflasi lebih tinggi, seperti kenaikan upah minimum yang akan berlaku bulan depan di beberapa wilayah, termasuk metropolitan Manila.

Bulan lalu, Diokno mengatakan perlu dua hingga tiga kali kenaikan suku bunga, ditambah penurunan harga minyak, untuk membawa inflasi kembali ke target. 

Tapi Alex Holmes, ekonom di Capital Economics, mengatakan siklus pengetatan BSP mungkin bertahap dan relatif singkat karena inflasi kemungkinan akan melambat akhir tahun ini dan pemulihan ekonomi bisa kehilangan momentum.

"Siklus pengetatan BSP tidak mungkin lama, dengan tingkat kebijakan cenderung menetap lebih rendah dari tingkat pra-pandemi 4,0%," katanya.

Bagikan

Berita Terbaru

Menakar Prospek Saham BBCA di Tengah Penurunan BI Rate
| Kamis, 18 September 2025 | 18:03 WIB

Menakar Prospek Saham BBCA di Tengah Penurunan BI Rate

Fundamental yang kuat disertai dengan tata kelola perusahaan yang baik, menyebabkan banyak investor masih meyakini saham BBCA cukup baik ke depan.

Pemerintah Siap Kucuri Dana Ke Koperasi Merah Putih, 20.000 Koperasi Bakal Kebagian
| Kamis, 18 September 2025 | 16:23 WIB

Pemerintah Siap Kucuri Dana Ke Koperasi Merah Putih, 20.000 Koperasi Bakal Kebagian

Menteri Koperasi Ferry Juliantono menjelaskan saat ini sudah terdapat 1.064 Kopdes Merah Putih yang telah menyerahkan proposal pinjaman.

Beleid Co-Payment Siap Rilis Lagi, Besarnya 5% dan Ganti Nama Jadi Re-Sharing
| Kamis, 18 September 2025 | 15:30 WIB

Beleid Co-Payment Siap Rilis Lagi, Besarnya 5% dan Ganti Nama Jadi Re-Sharing

Perusahaan asuransi wajib menyediakan produk tanpa fitur pembagian risiko, tapi juga diperbolehkan menawarkan produk dengan skema re-sharing.

Pemerintah Mengubah Postur Anggaran, Defisit Kian Lebar dan Transfer ke Daerah Naik
| Kamis, 18 September 2025 | 15:19 WIB

Pemerintah Mengubah Postur Anggaran, Defisit Kian Lebar dan Transfer ke Daerah Naik

Banggar DPR RI bersama pemerintah telah menyetujui perubahan postur RAPBN 2026. Pendapatan, belanja, dan defisit disesuaikan.

Harga Saham BBRI Kembali ke Jalur Menanjak Seiring Akumulasi Blackrock dan JP Morgan
| Kamis, 18 September 2025 | 08:38 WIB

Harga Saham BBRI Kembali ke Jalur Menanjak Seiring Akumulasi Blackrock dan JP Morgan

Pertumbuhan kredit Bank BRI (BBRI) diproyeksikan lebih bertumpu ke segmen konsumer dan korporasi, khususnya di sektor pertanian dan perdagangan. 

Investor Asing Pandang Netral ke Perbankan Indonesia, BBCA, BMRI, & BBRI Jadi Jagoan
| Kamis, 18 September 2025 | 07:55 WIB

Investor Asing Pandang Netral ke Perbankan Indonesia, BBCA, BMRI, & BBRI Jadi Jagoan

Likuiditas simpanan dan penyaluran kredit perbankan yang berpotensi lebih rendah sepanjang tahun ini jadi catatan investor asing.

Menanti Tuah Stimulus Saat Ekonomi Masih Lemah
| Kamis, 18 September 2025 | 07:19 WIB

Menanti Tuah Stimulus Saat Ekonomi Masih Lemah

Meski berisiko, penempatan dana ini bisa jadi sentimen positif bagi saham perbankan, karena ada potensi perbaikan likuiditas dan kualitas aset.

JITEX Bidik Transaksi Rp 14,9 Triliun
| Kamis, 18 September 2025 | 07:15 WIB

JITEX Bidik Transaksi Rp 14,9 Triliun

JITEX 2025 diikuti  335 eksibitor dan 258 buyer. Tahun ini kami menghadirkan buyer internasional dari sembilan negara dan lebih banyak investor

 Pengusaha Minta Setop Impor Baki Makan Bergizi
| Kamis, 18 September 2025 | 07:12 WIB

Pengusaha Minta Setop Impor Baki Makan Bergizi

Kapasitas produksi dalam negeri dinilai mampu memenuhi kebutuhan food tray program MBG. sehingga tidak perlu impor

Progres Proyek LRT  Fase 1B Capai 69,88%
| Kamis, 18 September 2025 | 07:00 WIB

Progres Proyek LRT Fase 1B Capai 69,88%

Pada Zona 1, yakni Jl. Pemuda Rawamangun dan Jl. Pramuka Raya, progres pembangunan telah mencapai 69,06%

INDEKS BERITA

Terpopuler