Harga Minyak Goreng

Sabtu, 06 November 2021 | 09:00 WIB
Harga Minyak Goreng
[]
Reporter: Harian Kontan | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di akhir pekan, lazimnya para pengelola rumahtangga mencermati katalog belanja jaringan ritel. Tujuannya, apa lagi kalau tidak mencari harga diskon untuk kebutuhan sehari-hari.

Belakangan ini, pembelanja menyadari bahwa harga minyak goreng merangkak naik. Biasanya, salah satu item harga diskon adalah minyak goreng kemasan. Kini, minyak goreng kemasan 2 liter dan 1 liter tetap ada dalam daftar diskon, tapi harganya tetap mahal. Minyak goreng 2 literan, misalnya, banderolnya tetap di atas Rp 25.000.

Satu dua merek, kendati sudah diskon, harganya masih mendekati Rp 30.000 per kemasan. Dulu-dulu, dengan Rp 20.000, konsumen bisa dapat minyak goreng 2 liter, tentu harga diskon.  

Harga minyak goreng yang mahal seperti minta permakluman. Soalnya, harga CPO dunia sedang tinggi. Permintaan dari China, Jepang, Korsel, dan India meningkat. Permintaan itu belum bisa dipenuhi produsen CPO besar, yakni Indonesia dan Malaysia.

Sebabnya banyak, seperti kurangnya pekerja untuk memanen, kendala transportasi, dan sekarang ada ancaman La Nina. Alhasil tren tingginya harga CPO diperkirakan berlanjut sampai akhir tahun. Ironisnya, konsumen minyak goreng Indonesia, yang jadi produsen CPO besar, harus merasakan efeknya.

Kalau dirunut, sejatinya kenaikan harga minyak goreng sudah terbaca dalam fenomena kenaikan harga pangan global. Pekan ini, Badan Pangan Dunia FAO mengindikasikan kenaikan harga biji-bijian dan minyak sayur di dunia.

Harga biji-bijian dan serelia, seperti gandum, naik 22% ketimbang tahun lalu. Adapun harga minyak sayur, termasuk sawit, mencapai rekor tertinggi.  

FAO menilai, kenaikan harga pangan ini terjadi karena ada harga komoditas yang tinggi, penutupan pabrik, terganggunya pasokan bahan baku, dan ketegangan politik di beberapa tempat.

Di Indonesia sendiri, kita baru mengalami harga tinggi pada minyak goreng. Banyak pihak mendesak pemerintah agar segera mengambil tindakan, karena harga minyak goreng yang tinggi lama-lama bisa mengganggu perekonomian.

Sampai kini, konsumen sebatas bersungut-sungut, tapi tetap beli minyak goreng. Maklum, masyarakat Indonesia mayoritas penggemar gorengan.

Akan halnya kenaikan harga gandum yang disinyalir FAO, sampai sekarang belum berimbas pada banderol mie instan atau produk roti. Kita tentu berharap, harga produk pangan bisa terkendali dan tidak merepotkan orang banyak.          

Bagikan

Berita Terbaru

Dirut Emiten Afiliasi Haji Isam Mengundurkan Diri, Ada Apa?
| Jumat, 12 Desember 2025 | 10:59 WIB

Dirut Emiten Afiliasi Haji Isam Mengundurkan Diri, Ada Apa?

Bila terjadi kekosongan anggota direksi sehingga jumlahnya kurang dari dua orang, RUPS wajib diselenggarakan paling lambat 90 hari kalender

Patriot Bond Danantara Jilid Kedua Dikabarkan Terbit Lebih Cepat dari Jadwal Awal
| Jumat, 12 Desember 2025 | 08:16 WIB

Patriot Bond Danantara Jilid Kedua Dikabarkan Terbit Lebih Cepat dari Jadwal Awal

Berbeda dengan Patriot Bond jilid I yang kelebihan permintaan (oversubscribe), Patriot Bond II punya cerita berbeda.

SIDO Kebut Penjualan di Akhir Tahun, Laba Kuartal IV-2025 Diproyeksi Melonjak 59%
| Jumat, 12 Desember 2025 | 08:04 WIB

SIDO Kebut Penjualan di Akhir Tahun, Laba Kuartal IV-2025 Diproyeksi Melonjak 59%

Sido Muncul agresif perluas distribusi hingga 100 ribu gerai modern dan luncurkan produk baru. Kinerja ekspor juga meningkat 23% YoY. 

Intikeramik Alamasri (IKAI) Membenahi Fundamental Keuangan
| Jumat, 12 Desember 2025 | 07:50 WIB

Intikeramik Alamasri (IKAI) Membenahi Fundamental Keuangan

IKAI memasuki periode pemeliharaan besar (major maintenance). Artinya mesin-mesin diperbaiki, diservis untuk memastikan tetap berjalan lancar

Marketplace Siap Kerek Biaya Admin
| Jumat, 12 Desember 2025 | 07:45 WIB

Marketplace Siap Kerek Biaya Admin

Pendanaan ke sektor e-commerce tidak sebesar dulu, sehingga beberapa platform melakukan penyesuaian untuk menjaga keberlanjutan operasional.

OJK Relaksasi Kredit Wilayah Bencana
| Jumat, 12 Desember 2025 | 07:29 WIB

OJK Relaksasi Kredit Wilayah Bencana

Kebijakan ini mengacu pada POJK 19/2022 tentang perlakuan khusus bagi lembaga jasa keuangan di daerah terdampak bencana. 

Usulan Status Ojol  Menjadi Pelaku Usaha Mikro
| Jumat, 12 Desember 2025 | 07:25 WIB

Usulan Status Ojol Menjadi Pelaku Usaha Mikro

Akan menyampaikan usulan itu dalam pembahasan Peraturan Presiden (Perpres) tentang ojol yang bakal dilanjutkan tahun depan.

Bank Incar Pertumbuhan Kredit di Manufaktur
| Jumat, 12 Desember 2025 | 07:18 WIB

Bank Incar Pertumbuhan Kredit di Manufaktur

Perbanas dorong akselerasi kredit manufaktur untuk genjot pertumbuhan ekonomi 2026                  

The Fed Turunkan Bunga, Tapi Rupiah Masih Jadi Ganjalan Investor
| Jumat, 12 Desember 2025 | 07:18 WIB

The Fed Turunkan Bunga, Tapi Rupiah Masih Jadi Ganjalan Investor

Federal Reserve mengisyaratkan hanya akan melakukan satu kali pemangkasan suku bunga tambahan pada 2026.

Membangun Peluang Bisnis Galangan Kapal
| Jumat, 12 Desember 2025 | 07:05 WIB

Membangun Peluang Bisnis Galangan Kapal

Industri nasional siap untuk menangkap peluang dalam memenuhi kebutuhan pembangunan kapal bagi kementerian, lembaga, BUMN maupun pihak swasta.​

INDEKS BERITA