Harga Saham GOTO Menguat, Analis Sarankan Menilik Kinerja Fundamental

Jumat, 27 Mei 2022 | 04:10 WIB
Harga Saham GOTO Menguat, Analis Sarankan Menilik Kinerja Fundamental
[]
Reporter: Akhmad Suryahadi, Tedy Gumilar | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan harga saham PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) belakangan ini tak sejalan dengan mayoritas saham teknologi. Harga GOTO masih di bawah harga ketika listing perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Tapi lima hari terakhir, harga saham GOTO naik 31,03%. Padahal indeks sektor teknologi selama seminggu hanya naik 2,83%. Saham-saham sektor teknologi masih belum bisa lepas dari tekanan sentimen kenaikan suku bunga acuan berbagai negara.
Penurunan saham teknologi bukan cuma terjadi di Indonesia, lo. Harga saham-saham teknologi di bursa Amerika Serikat juga merosot.

Pengamat Pasar Modal Hans Kwee menilai wajar koreksi saham teknologi. Sebab  sejak masa pandemi Covid-19, yakni sejak 2020, harga saham teknologi sudah naik banyak. Momentum ini dimanfaatkan profit taking. "Saham teknologi juga menghadapi tren kenaikan suku bunga. Padahal, perusahaan sektor teknologi mengandalkan suku bunga rendah dalam jangka panjang," ujar Hans (24/5). 

Baca Juga: Saham Gojek Tokopedia (GOTO) Menguat, Berapa Potensi Cuan Telkomsel?

Hans menduga, pergerakan saham GOTO tidak searah dengan sektor teknologi secara umum lantaran dipengaruhi isu internal. "GoTo ada corporate action. Korporasi punya kepentingan menjaga harga saham," kata dia.

Goto memang terseret masalah akibat harga saham terus turun. Alhasil, salah satu pemilik saham GOTO, Telkomsel, anak usaha PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) mengalami unrealized loss. 

GoTo akan menggelar private placement dengan menerbitkan 118,44 miliar saham seri A, setara 10% dari jumlah modal. Dananya akan digunakan untuk alternatif pendanaan GoTo dan anak usaha. 

Efek laporan keuangan

Analis Samuel Sekuritas Farras Farhan menambahkan, saham GOTO tetap menguat berkat sentimen rilis keuangan kuartal I-2022. Kabarnya, pekan depan GOTO akan merilis laporan keuangan.

Di pasar beredar kabar kinerja GOTO membaik. Meski kinerja tiga bisnis pilarnya, yakni di layanan on demand, bike dan GoTo financial, dikabarkan masih rugi. 

Namun, Farras menilai pasar sudah priced in. "Kembali pada hasilnya seperti apa. Bila hasilnya lebih buruk dari rumor, bisa menjadi katalis negatif," terang dia.

Baca Juga: GoTo Boyong Dua Mitra Usahanya Berpartisipasi Lewat Paviliun Indonesia di Swiss

Secara valuasi, saham GOTO dinilai relatif premium dibandingkan peers regional dan global. Alasannya, pertama, terjadi koreksi saham teknologi di tingkat global dan regional. Saham Grab dan Sea Ltd, misalnya, mengalami penurunan dalam. 

Kedua, GOTO memiliki konversi dari revenue ke gross merchandise value (GMV) yang relatif rendah. GOTO hanya mendapatkan 1,3% revenue dari total GMV. Sedangkan peers-nya seperti Grab bisa mendapat 4% dan Shopee (Sea Grup) 5%.

Dalam riset 19 Mei 2022, Analis Trimegah Sekuritas yang terdiri atas Heribertus Ariando, Richardson Raymond, Willinoy Sitorus, Prasetya Gunadi, Ignatius Samon, dan Kimberly Bianca menyebut, GOTO memiliki sejumlah keunggulan untuk mempertahankan posisinya. 

Pertama, sistem e-grocery Tokopedia Now dan TokoCabang nampaknya menjadi fokus GOTO ke depan. Ini seiring dinamika perilaku konsumen yang tak hanya menuntut kenyamanan, tetapi juga kecepatan.

Kedua, peluang sinergi untuk mempromosikan penggunaan dan loyalitas lintas aplikasi. Trimegah yakin, program loyalitas terpadu seperti GoPay Coins dapat membantu menurunkan biaya yang ditanggung pelanggan. 

Ketiga, GoTo memiliki ekosistem keuangan yang kuat, memiliki e-wallet GoPay serta akses ke kemitraan bank digital melalui Bank Jago. Bila digabungkan, ini memberi transaksi dan layanan perbankan mulus dan terintegrasi bagi pelanggan.

Trimegah Sekuritas merekomendasikan beli GOTO dengan target harga Rp 380 per saham. Memang GoTo memiliki valuasi price to sales ratio premium. Namun, Trimegah melihat ini sebuah peluang. 

Baca Juga: Anomali Saham GOTO, Lebih Kebal Saat Saham Teknologi Lain Anjlok, Inikah Penyebabnya?

Analis Pasar Modal Fendi Susiyanto menambahkan, penurunan saham GoTo paling rendah di antara saham teknologi lainnya. Saham GoTo memiliki daya tarik tersendiri bagi investor yang fokus di saham berbasis teknologi. "Koreksi rendah membuktikan GoTo memiliki daya tahan terhadap berbagai isu yang menghantam sektor teknologi beberapa waktu terakhir ini," kata dia.    

Bagikan

Berita Terbaru

Keyakinan Konsumen Jeblok, Asing Terus Net Sell Jumbo, Cek Rekomendasi Saham Hari Ini
| Kamis, 11 September 2025 | 06:11 WIB

Keyakinan Konsumen Jeblok, Asing Terus Net Sell Jumbo, Cek Rekomendasi Saham Hari Ini

Ancaman IHSG berasal dari  Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indonesia turun menjadi 117,2 pada Agustus 2025. Terendah sejak September 2022.

Berani Reformasi Pajak
| Kamis, 11 September 2025 | 06:11 WIB

Berani Reformasi Pajak

Menteri Keuangan harus berani dan tegas menindak orang super kaya dan perusahaan multinasional yang melakukan penghindaran pajak.

Perbankan Agresif Memacu Pendapatan Nonbunga
| Kamis, 11 September 2025 | 06:10 WIB

Perbankan Agresif Memacu Pendapatan Nonbunga

Perbankan memacu pendapatan nonbunga demi mempertahankan pertumbuhan kinerja, saat panen pendapatan bunga masih menantang.

Rampungkan Akuisisi Koridor PSC, Medco Energi (MEDC) Bidik Pertumbuhan Kinerja
| Kamis, 11 September 2025 | 06:05 WIB

Rampungkan Akuisisi Koridor PSC, Medco Energi (MEDC) Bidik Pertumbuhan Kinerja

PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) telah merampungkan akuisisi hak partisipasi dengan Repsol E&P untuk mengakuisisi 24% koridor PSC.

Subsidi Angkutan Umum Lebih Pas dari Motor Listrik
| Kamis, 11 September 2025 | 06:00 WIB

Subsidi Angkutan Umum Lebih Pas dari Motor Listrik

Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) mengusulkan pengalihan subsidi motor listrik ke subsidi angkutan umum. 

Pendapatan Tumbuh, Laba Perusahaan Gas Negara (PGAS) Merosot Pada Semester I-2025
| Kamis, 11 September 2025 | 05:55 WIB

Pendapatan Tumbuh, Laba Perusahaan Gas Negara (PGAS) Merosot Pada Semester I-2025

Pertumbuhan pendapatan  PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) ditopang meningkatnya penjualan di segmen usaha niaga.

 Melihat Penyebab Tingkat Efisiensi Bank Menurun
| Kamis, 11 September 2025 | 05:50 WIB

Melihat Penyebab Tingkat Efisiensi Bank Menurun

Tingkat efisiensi industri perbankan dalam mengelola operasionalnya mengalami penurunan. Hal itu tecermin dari rasio BOPO dan CIR yang naik

Ada Kabar, Entitas di Singapura Bersiap Mencaplok Saham MAPI
| Kamis, 11 September 2025 | 05:47 WIB

Ada Kabar, Entitas di Singapura Bersiap Mencaplok Saham MAPI

Dari hasil peninjauan, kedua pihak bukan pesaing langsung dan tidak ada hubungan pemasok maupun pelanggan di antara mereka.

Beli Saham NICE, Indo Tambangraya Megah (ITMG) Ekspansi ke Nikel
| Kamis, 11 September 2025 | 05:45 WIB

Beli Saham NICE, Indo Tambangraya Megah (ITMG) Ekspansi ke Nikel

PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) telah membeli sebagian saham PT Adhi Kartiko Pratama Tbk (NICE)​.

Proyek Tanggul Raksasa Mempertimbangkan Mangrove
| Kamis, 11 September 2025 | 05:20 WIB

Proyek Tanggul Raksasa Mempertimbangkan Mangrove

Pemerintah mulai bersiap mengundang para investor baik dalam negeri maupun luar negeri di mega proyek tanggul raksasa.

INDEKS BERITA

Terpopuler