Indeks ESG Leaders Menunggu Animo Investor

Senin, 06 September 2021 | 07:15 WIB
Indeks ESG Leaders Menunggu Animo Investor
[]
Reporter: Harian Kontan | Editor: Harris Hadinata

KONTAN.CO.ID - Pandemi Covid-19 menyadarkan kita bahwa lingkungan perlu dijaga kelestariannya, terutama terhadap perubahan iklim dan ketidaksetaraan sosial yang bisa memicu kerusakan lingkungan. Di luar negeri, gerakan investasi di perusahaan ramah lingkungan sudah jamak diikuti, terutama oleh investor institusi, seperti dana pensiun, asuransi dan reksadana.

Indonesia juga mulai mengakomodasi konsep berinvestasi di sektor atau perusahaan yang ramah lingkungan, dengan diterbitkannya indeks ESG Leaders (IDXESGL). ESG yang merupakan singkatan dari Environmental, Social & Governance mulai dipertimbangkan investor global saat menanamkan investasi untuk mengidentifikasi risiko material dan kesempatan pertumbuhan.

Indeks ESG Leaders sendiri adalah indeks yang mengukur kinerja harga dari saham-saham yang memiliki penilaian Environmental, Social & Governance yang baik dan tidak terlibat pada kontroversi secara signifikan. Selain itu, saham-saham tersebut memiliki likuiditas transaksi serta kinerja keuangan yang baik.

Penilaian ESG dan analisis kontroversi dilakukan oleh Sustainalytics. Tanggal dasar indeks dimulai pada 4 Februari 2014, dari angka dasar 100. Tapi peluncuran indeks ini baru dilakukan pada 14 Desember 2020 lalu.

Baca Juga: Ini Visi Aga Bakrie sebagai Bos Baru Bumi Resources (BUMI)

Sedangkan semesta alias universe indeks ini diambil dari konstituen indeks IDX80 dan memiliki skor risiko ESG dari Sustainalytics, hingga akhirnya tersortir 15 hingga 30 saham pengisi indeks. Jadwal evaluasi mayor dilakukan setiap awal Maret dan September, sedangkan evaluasi minor ditetapkan setiap Juni dan Desember.

Selain evaluasi rutin, Bursa Efek Indonesia juga melakukan evaluasi non rutin sewaktu-waktu, apabila terjadi perubahan jumlah saham secara signifikan, delisting, dan informasi lain yang bersifat sangat signifikan atas suatu konstituen indeks, dengan mengacu pada proses yang telah ditetapkan.

Lalu bagaimana kinerja IDXESGL? Ternyata sejak peluncurannya pada 14 Desember 2020 hingga tanggal 30 Agustus 2021, IDXESGL masih membukukan penurunan sebesar 10,63%, jauh tertinggal dibanding Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menguat 2,20% dan Indeks LQ45 yang turun 7,89%.

Dari kinerja sejak peluncuran yang masih minus, tercermin animo investor lokal yang relatif belum tertarik mengoleksi saham-saham bertema ESG, karena masih terkonsentrasi pada tema digital dan teknologi. Namun sebulan terakhir, kinerja IDXESGL sudah mulai pulih dengan gain 5,32% secara month on month (MoM), jauh meninggalkan IHSG yang cuma naik 1,23% MoM. Tapi IDXESGL masih sedikit tertinggal dari LQ45 yang naik 5,34% MoM.

Baca Juga: Penerbitan Obligasi Baidu Bukti Minat Pasar atas Sektor Digital China Masih Tinggi

Berikut saham-saham yang berkontribusi membuat IDXESGL mencetak kinerja ciamik, berturut-turut mulai dari yang mencetak return tertinggi. Di urutan pertama ada Matahari Department Store (LPPF). Setelahnya ada Indocement Tunggal Prakarsa (INTP), Semen Indonesia (SMGR) dan Mitra Adiperkasa (MAPI) serta Pakuwon Jadi (PWON).

Selain itu, ada juga saham-saham yang jadi pemberat indeks IDXESGL. Kalau diurutkan berdasarkan saham dengan penurunan harga terbesar, saham-saham pemberat tersebut adalah Surya Citra Media (SCMA), Erajaya Swasembada (ERAA), Sarana Menara Nusantara (TOWR) dan HM Sampoerna (HMSP) serta Tower Bersama Infrastruktur (TBIG).

Yang agak mengejutkan, ternyata saham HM Sampoerna masuk dalam portofolio indeks IDXESGL. Entah apa argumennya? Karena menilik pada ketentuan proses pemilihan konstituen indeks, dijelaskan ada dua kategori saham yang bisa dinyatakan tidak lulus seleksi atau dikeluarkan dari indeks. Pertama, saham-saham dengan kontroversi kategori 4 dan 5. Kedua, saham-saham dengan skor risiko ESG pada kategori tinggi (high) dan berat (severe).

Sustainalytics mendefinisikan kontroversi kategori 4 sebagai kontroversi yang berdampak tinggi terhadap lingkungan dan masyarakat dengan risiko bisnis tinggi (komentar dari penulis, apa asap rokok tidak berpengaruh tinggi terhadap lingkungan dan masyarakat?). Terjadi permasalahan struktural/sistemik, insiden berulang, dan perusahaan memiliki sistem manajemen yang tidak memadai.

Baca Juga: Kurs Dollar AS Topang Kinerja Reksadana Global Berbasis ESG

Sementara kontroversi kategori 5 didefinisikan sebagai kontroversi yang berdampak berat terhadap lingkungan dan masyarakat, dengan risiko bisnis yang serius. Terjadi perilaku negatif yang luar biasa, frekuensi insiden yang tinggi dan perusahaan memiliki manajemen kontroversi yang buruk.

Bahkan ESG Risk Score HM Sampoerna sebesar 25,73. Angka tersebut masih lebih baik dibandingkan ESG Risk Score Bank BTN yang sebesar 26.74, BBCA sebesar 27,24 dan Bank BNI di angka 27,51.

Mungkin dari segi ini, Bursa Efek Indonesia perlu lebih mensosialisasikan secara detail perihal angka perhitungan dan faktor-faktor apa saja yang dinilai dan tidak dinilai oleh Sustainalytics. Dengan demikian, indeks ini menjadi lebih meyakinkan bagi investor, terutama investor asing agar lebih mantap saat berinvestasi di IDXESGL.

Mencermati saham-saham di IDXESGL, ada beberapa saham yang mempunyai valuasi relatif murah bila ditinjau dari valuasi metode multiple, khususnya Price Earning Ratio (PER) dan Price Book Value (PBV). Bila disortir dengan batasan PER laggard (historis), yaitu single digit alias di bawah 10 kali, dan PBV di bawah 1 kali, maka didapatkan hanya ada empat saham.

Baca Juga: Tak Hanya Rilis Reksadana Terproteksi Baru, MI Gencar Tawarkan Reksadana Global ESG

Berturut-turut bila diurutkan dari PBV terendah ada Buana Listya Tama (BULL) dengan PBV 0,66 dan PER 9,74 kali, Bank BTN (BBTN) yang PBV-nya 0,75 kali dan PER 8.48 kali serta Media Nusantara Citra (MNCN) dengan PBV 0,81 kali dan PER 6,64 kali. Lalu ada Ciputra Development (CTRA) dengan PBV 0,89 kali dan PER 9,88 kali .

Jadi bagi investor yang concern terhadap ESG, indeks ESG Leaders patut dipertimbangkan, mumpung harga saham-sahamnya masih relatif murah dan sudah mulai menunjukkan pembalikan arah sebulan terakhir. Ditambah tren di luar negeri saat ini mengarah ke investasi yang bertanggung jawab terhadap lingkungan. Siapa tahu prospek ke depannya akan seperti saham teknologi yang booming saat ini.

Memang arah pembalikan belum definitif. Tapi ini bisa disiasati dengan investasi secara bertahap di reksadana indeks ESG secara periodik. Bagi yang ingin berinvestasi saham sendiri, bisa menyaring saham-saham yang berprospek baik serta valuasi murah, seperti empat saham yang disebut di atas.

Selanjutnya: Lolos dari Gugatan Anak Usaha Bank Mandiri, Tridomain (TDPM) Kembali Digugat PKPU

 

Bagikan

Berita Terbaru

Saham BBCA Banyak Diborong Institusi Asing di Awal Juli, tapi Belum Berhasil Rebound
| Kamis, 10 Juli 2025 | 13:40 WIB

Saham BBCA Banyak Diborong Institusi Asing di Awal Juli, tapi Belum Berhasil Rebound

Sejauh ini Goldman Sachs Group Inc., menjadi pembeli terbesar saham BBCA, yakni sebanyak 436,21 juta saham.

Revisi Kebijakan RKAB Akan Berdampak Pada Bisnis INCO, ANTM, MBMA, hingga AADI
| Kamis, 10 Juli 2025 | 10:16 WIB

Revisi Kebijakan RKAB Akan Berdampak Pada Bisnis INCO, ANTM, MBMA, hingga AADI

Meski bisa lebih mengontrol pasokan yang pada akhirnya berefek ke harga komoditas tambang, emiten bakal kesulitan menyusun perencanaan bisnis.

Melihat Peta Persaingan Kualitas Jaringan ISAT, TLKM, dan EXCL di Paruh Pertama 2025
| Kamis, 10 Juli 2025 | 09:30 WIB

Melihat Peta Persaingan Kualitas Jaringan ISAT, TLKM, dan EXCL di Paruh Pertama 2025

Para operator telekomunikasi seluler menganggarkan capex jumbo untuk memperluas dan mendongkrak kualitas layanannya.

Profit 26,52% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Menguat (10 Juli 2025)
| Kamis, 10 Juli 2025 | 08:35 WIB

Profit 26,52% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Menguat (10 Juli 2025)

Harga emas batangan Antam 24 karat hari ini 10 Juli 2025) di Logammulia.com tertera Rp 1.906.000 per gram.

Sukarto Bujung Makin Rajin Akumulasi Saham HOKI dan MICE, Ini Alasannya
| Kamis, 10 Juli 2025 | 07:56 WIB

Sukarto Bujung Makin Rajin Akumulasi Saham HOKI dan MICE, Ini Alasannya

Dalam tiga bulan terakhir, harga tiga saham yang menjadi portofolio Sukarto Bujung mengalami kenaikan.

RATU Akui Terus Lakukan Rekrutmen Pekerja, Persiapan Rencana Akuisisi Blok Migas Baru
| Kamis, 10 Juli 2025 | 07:45 WIB

RATU Akui Terus Lakukan Rekrutmen Pekerja, Persiapan Rencana Akuisisi Blok Migas Baru

Meski sudah naik tinggi, sejumlah analis memprediksi harga saham PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) masih berpeluang mendaki.

MARK Diversifikasi Produk dan Ekspor
| Kamis, 10 Juli 2025 | 07:24 WIB

MARK Diversifikasi Produk dan Ekspor

Mark Dynamics secara aktif terus memantau perkembangan geopolitik dan kebijakan perdagangan di pasar global.

Jaga Pertumbuhan, BELL Tetap Pacu Ekspansi Bisnis
| Kamis, 10 Juli 2025 | 07:20 WIB

Jaga Pertumbuhan, BELL Tetap Pacu Ekspansi Bisnis

PT Trisula Textile Industries Tbk (BELL) mematok pertumbuhan laba bersih dan pendapatan di kisaran 5%-10%. M

 Sulur Bisnis Adik Presiden Prabowo
| Kamis, 10 Juli 2025 | 07:16 WIB

Sulur Bisnis Adik Presiden Prabowo

CEO Arsari Group Hashim Djojohadikusumo baru saja meresmikan pabrik pengolahan karet remah pertama di Aceh

Kejagung Temukan Kejanggalan, KAEF Revisi Lapkeu 2023, Rugi dan Liabilitas Membengkak
| Kamis, 10 Juli 2025 | 07:13 WIB

Kejagung Temukan Kejanggalan, KAEF Revisi Lapkeu 2023, Rugi dan Liabilitas Membengkak

Kabar adanya manipulasi laporan keuangan KAEF sempat diselidiki oleh Kejaksaaan Agung pada Juni lalu.

INDEKS BERITA

Terpopuler