Indo Tambangraya (ITMG) Targetkan Produksi Batubara Capai 23,5 Juta Ton
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indo Tambangraya Megah Tbk menargetkan produksi batubara sebanyak 23 juta ton hingga 23,5 juta ton pada tahun ini. Target produksi tersebut tidak terpaut jauh ketimbang target produksi tahun lalu yang mencapai 22,5 juta ton batubara.
Hanya, manajemen Indo Tambangraya belum bisa menyampaikan realisasi produksi batubara sepanjang tahun 2018. Begitu pula dengan pencapaian penjualan batubara pada tahun lalu.
Berdasarkan catatan KONTAN, Indo Tambangraya pada tahun lalu mengincar penjualan 24,2 juta ton batubara. Sebanyak 22,5 juta ton produksi sendiri dan sisanya hasil pembelian dari pihak ketiga.
Meski target produksi 2019 tak banyak terungkit, Indo Tambangraya memperluas area penjualan. Sasarannya pasar ekspor. "Ada pasar ekspor baru seperti Vietnam dan Myanmar," ujar Yulius Gozali, Direktur Keuangan PT Indo Tambangraya Megah Tbk kepada KONTAN, Selasa (22/1).
Sejauh ini, pasar ekspor memang lebih mendominasi penjualan Indo Tambangraya. Sepanjang sembilan bulan pada tahun lalu, misalnya, akumulasi penjualan ekspor berkontribusi hingga 85,13% terhadap total penjualan US$ 1,42 miliar.
Belanja alat berat
Adapun perluasan pasar di tahun ini sejalan dengan upaya perbaikan infrastruktur pertambangan. "Selain itu, ada peningkatan kapasitas mesin dan peralatan tambang," ungkap Yulius.
Oleh karenanya, tahun 2019 Indo Tambangraya menganggarkan dana belanja modal atawa capital expenditure (capex) sebesar US$ 120 juta. Sementara ini sumber pendanaan capex berasal dari kas internal.
Kembali mengintip catatan keuangan selama sembilan bulan 2018, Indo Tambangraya masih memiliki kas dan setara kas sebesar US$ 351,36 juta. Dana lancar tersebut berkurang 6,11% dibandingkan dengan catatan akhir tahun 2017.
Sebagai perbandingan, tahun lalu Indo Tambangraya mengalokasikan capex sebesar US$ 107,1 juta. Perusahaan berkode saham ITMG di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu lebih banyak menggunakan capex untuk membeli alat berat bagi PT Tambang Raya Usaha Tama. Anak usaha tersebut menjalankan bisnis jasa pertambangan di wilayah Kalimantan Timur.
Sisa capex untuk membangun jalan tambang atau hauling road bagi anak usaha yang lain, yaitu PT Trubaindo Coal Mining. Ada pula pembangunan infrastruktur untuk PT Bharinto Ekatama.