Indocement (INTP) Menurunkan Belanja Modal Jadi Rp 1,1 Triliun

Senin, 29 Juni 2020 | 06:23 WIB
Indocement (INTP) Menurunkan Belanja Modal Jadi Rp 1,1 Triliun
[ILUSTRASI. Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat semen di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Jumat (25/10/2019). Menurut Asosiasi Semen Indonesia (ASI), volume penjualan semen sampai Agustus 2019 ini tercatat sebanyak 42,03 juta ton atau turun 2,26% dibandingkan pe]
Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) merevisi proyeksi dana belanja modal atau capital expenditure (capex) di sepanjang tahun ini menjadi Rp 1,1 triliun dari sebelumnya Rp 1,4 triliun. Manajemen memutuskan untuk merevisi dana capex demi menyesuaikan kondisi perekonomian saat ini.

Sekretaris Perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa Antonius Marcos menjelaskan, selama semester I 2020 ada beberapa faktor yang menghambat bisnis mereka, yakni bencana banjir yang melanda kawasan Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) beberapa kali, serta adanya kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk mengantisipasi pandemi corona (Covid-19).

Baca Juga: Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) mulai lirik pasar di kawasan Asia

Manajemen Indocement melihat banyaknya rintangan bisnis di semester pertama menyebabkan mereka lebih objektif dalam menentukan alokasi dana belanja modal. Antonius mengungkapkan, INTP telah merevisi anggaran dana capex dari target sebelumnya senilai Rp 1,4 triliun menjadi Rp 1,1 triliun.

"Capex akan dialokasikan untuk beberapa keperluan yakni penyelesaian proyek fasilitas refused derived fuel atau pengolahan sampah menjadi bahan bakar di pabrik Citeureup, Jawa Barat," jelas dia kepada KONTAN, Jumat (26/6).

INTP juga akan menggunakan dana belanja modal untuk menyelesaikan proyek tambang batu di Pamoyanan Bogor dan instalasi bag filter di beberapa pabrik Indocement.

Baca Juga: Banjir dan corona bikin Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) pangkas capex Rp 1,1 T

Selain itu, INTP akan mengalokasikan dana capex untuk instalasi pembangkit milik PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan revitalisasi turbin di Plant Tarjun, Kalimantan Selatan.

Pada semester II 2020, manajemen INTP mengharapkan prospek bisnis semen membaik. "Kami cukup optimistis akan lebih dinamis sehubungan pelonggaran PSBB. Tentunya hal tersebut akan membuat semua usaha kembali menggeliat, termasuk sektor konstruksi," kata Antonius.

Indocement mengklaim pihaknya selalu dalam posisi yang siap untuk memenuhi permintaan pasar. Berdasarkan catatan KONTAN, manajemen INTO memutuskan untuk merevisi target volume penjualan di sepanjang tahun ini. Alasannya, mereka menimbang dampak pandemi Covid-19.

Awalnya, INTP mematok pertumbuhan volume penjualan sebesar 3%-4% di sepanjang tahun ini. Namun, emiten produsen semen ini merevisi target volume penjualan menjadi sekitar 1% di sepanjang 2020.

Pasar ekspor

Meski kondisi ekonomi global masih tersengat pandemi corona, Indocement tetap menyiapkan rencana ekspansi bisnis. INTP melirik pasar ekspor khususnya di regional Asia untuk memperluas sayap distribusinya.

Antonius bilang, manajemen Indocement tengah melihat pangsa pasar ekspor yang potensial, khususnya kawasan regional Asia.

Namun manajemen INTP belum mau blak-blakan mengenai negara tujuan ekspor Indocement. "Pertimbangannya ke regional Asia saja karena semen adalah produk bulky material yang volumenya berat, sehingga semakin jauh menjadi semakin tidak kompetitif," jelas Antonius.

Baca Juga: Ini 10 saham paling banyak dilepas asing pada perdagangan kemarin Jumat (26/6)

Kendati sudah melirik pasar luar negeri, Indocement Tunggal Prakarsa menyebutkan, saat ini pihaknya masih tetap fokus menggarap segmen lokal, khususnya pangsa pasar utama Indocement, yaitu Jabodetabek.

Agar pasar utama INTP tetap kuat, Antonius menyatakan, manajemen Indocement telah menyiapkan sejumlah strategi untuk bersaing, yakni tetap mempertahankan mutu semen dan memberikan pelayanan yang lebih baik.

"Semen terkait erat dengan kualitas. Bagi kami, konsistensi dari kualitas produk kami adalah yang terutama. Hal ini menjadi salah satu keunggulan kompetitif kami di bandingkan kompetitor kami," klaim Antonius.

Adapun untuk kinerja tahun lalu, Indocement mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 4,9% secara tahunan menjadi Rp 15,94 triliun per 31 Desember 2019. Adapun laba bersihnya menanjak 60,2 year-on-year menjadi Rp 1,83 triliun akhir tahun lalu.

Bagikan

Berita Terbaru

Kebakaran Glodok Plaza Minim Efek untuk Surya Semesta Internusa (SSIA)
| Jumat, 31 Januari 2025 | 19:02 WIB

Kebakaran Glodok Plaza Minim Efek untuk Surya Semesta Internusa (SSIA)

Sepanjang sembilan bulan pertama 2024, SSIA membukukan pendapatan Rp 3,86 triliun, terbesar dari bisnis jasa konstruksi Rp 2,37 triliun (61,42%).

PJAA Urus Izin Perluasan Kawasan Ancol Barat dari 35 Ha Menjadi 65 Ha
| Jumat, 31 Januari 2025 | 11:29 WIB

PJAA Urus Izin Perluasan Kawasan Ancol Barat dari 35 Ha Menjadi 65 Ha

Manajemen PJAA menyatakan, di 2024 sedang dalam proses pengurusan Adendum Izin Kelayakan Lingkungan Hidup Rencana Kegiatan Perluasan Kawasan.

The Fed Bernada Hawkish, Kebijakan Moneter BI Pro Pertumbuhan dan Stabilitas
| Jumat, 31 Januari 2025 | 11:06 WIB

The Fed Bernada Hawkish, Kebijakan Moneter BI Pro Pertumbuhan dan Stabilitas

Prospek ekonomi AS saat ini masih belum pasti, meskipun sudah ada tanda-tanda aktivitas ekonomi berkembang dengan kecepatan yang solid.

Akuisisi DATA oleh TOWR, Fixed Broadband Merambah Pasar dengan Harga Terjangkau
| Jumat, 31 Januari 2025 | 09:23 WIB

Akuisisi DATA oleh TOWR, Fixed Broadband Merambah Pasar dengan Harga Terjangkau

Dengan memanfaatkan harga kompetitif DATA sebesar Rp 200 ribu/bulan per koneksi, TOWR bermaksud meningkatkan skala bisnis FTTH-nya.

Fed Tahan Suku Bunga, Aksi Jual Asing di Pasar Saham Bisa Berlanjut
| Jumat, 31 Januari 2025 | 08:32 WIB

Fed Tahan Suku Bunga, Aksi Jual Asing di Pasar Saham Bisa Berlanjut

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpukul ke zona merah usai keputusan Bank Sentral Amerika Serikat Federal Reserve  menahan suku bunga acuan.

Emiten Poultry Masih Berkotek Kendati Ada Hantu Daya Beli
| Jumat, 31 Januari 2025 | 07:16 WIB

Emiten Poultry Masih Berkotek Kendati Ada Hantu Daya Beli

Meskipun masih menghadapi persoalan daya beli, kinerja emiten unggas atau poultry berpeluang didorong sejumlah katalis positif. 

Nada Hawkish Fed Menekan IHSG
| Jumat, 31 Januari 2025 | 07:13 WIB

Nada Hawkish Fed Menekan IHSG

Kinerja IHSG yang cenderung tertekan disebabkan keputusan Federal Reserve yang menahan suku bunga acuan

Anggaran Renovasi Sekolah Dipatok Rp 20 Triliun
| Jumat, 31 Januari 2025 | 07:05 WIB

Anggaran Renovasi Sekolah Dipatok Rp 20 Triliun

Anggaran renovasi sekolah diperuntukan untuk perbaikan sekolah, toilet termasuk juga untuk sekolah keagamaan.

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Belum Merata
| Jumat, 31 Januari 2025 | 07:00 WIB

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Belum Merata

Indonesia berada di perinkat 36 di negara kawasan untuk skor inclusive development index (IDI) sebesar 3,95.

Pemerintah Baru Cabut  50 Sertifikat di Pagar Laut
| Jumat, 31 Januari 2025 | 06:20 WIB

Pemerintah Baru Cabut 50 Sertifikat di Pagar Laut

Kejaksaan Agung sedang menyigi perkara pagar laut di perairan Tangerang yang diduga ada tindak pidana korupsi

INDEKS BERITA

Terpopuler