Ingin Stabilkan Pasokan Daging Ayam, Malaysia Kaji Ekspor Bungkil Inti Sawit
KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Pemerintah Malaysia berniat mengkaji ulang kebijakan ekspor bungkil inti sawit, yang dapat digunakan sebagai pakan ternak, demikian pernyataan kementerian komoditas Malaysia pada Selasa. Pengkajian kebijakan ekspor itu bertujuan untuk menstabilkan pasokan daging ayam di Malaysia.
Pekan lalu, Malaysia mengatakan akan menghentikan semua ekspor ayam mulai Juni hingga produksi dan biaya stabil di tengah melonjaknya harga.
Kementerian komoditas akan "melakukan diskusi dengan pemangku kepentingan lain untuk meninjau kebijakan ekspor kami pada bungkil inti sawit untuk ayam pedaging lokal," kata menteri Zuraida Kamaruddin dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga: China Luncurkan Stimulus untuk Memperkuat Ekonomi yang Lesu Tertekan Lockdown
“Saat ini bungkil inti sawit kita banyak yang diekspor untuk industri peternakan Eropa,” ujarnya.
Kementerian akan membahas langkah-langkah untuk segera memastikan ketersediaan limbah inti sawit sebagai pakan ternak untuk industri unggas dalam negeri, katanya.
Pakan ayam biasanya terbuat dari biji-bijian dan kedelai, yang diimpor Malaysia. Tetapi invasi Rusia ke Ukraina dan pola cuaca yang tidak menentu telah menciptakan kekurangan global, kata Zuraida.
“Akibatnya, ayam diberi makan lebih sedikit, menyebabkan ternak tumbuh lebih lambat dari biasanya, dan dalam prosesnya membatasi pasokan unggas,” katanya.
Malaysia adalah produsen dan pengekspor minyak sawit terbesar kedua di dunia dan memproduksi bungkil inti sawit, yang dikatakan dapat menjadi pengganti pakan impor.