Investor Mengincar Sukuk Negara Tenor Pendek

Rabu, 24 Juli 2019 | 06:00 WIB
Investor Mengincar Sukuk Negara Tenor Pendek
[]
Reporter: Dimas Andi | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lelang surat berharga syariah negara (SBSN) kemarin (23/7) sukses menggaet penawaran Rp 16,47 triliun. Ini lebih rendah ketimbang lelang sukuk yang digelar 9 Juli lalu, di mana penawaran mencapai Rp 36,43 triliun.

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Indonesia Ramdhan Ario Maruto menilai, berkurangnya penawaran dari investor di lelang kali ini selaras dengan koreksi yang terjadi di pasar obligasi domestik.

Pasar obligasi cenderung melemah karena para investor tengah wait and see terhadap rapat petinggi The Federal Reserve akhir bulan ini. The Fed memang sudah memberi sinyal kuat akan memangkas suku bunga acuan minimal 25 basis poin.

Namun, investor menunggu kepastian tersebut. Seringkali sinyal dari The Fed justru tidak serta merta direalisasikan, kata Ramdhan, kemarin.

Karena itu, investor cenderung memburu seri-seri bertenor pendek dalam lelang sukuk negara kemarin. SPN-S 10012020 menjadi seri dengan nilai penawaran masuk terbesar, yakni Rp 6,67 triliun.

Seri ini bertenor kurang dari satu tahun. Yield rata-rata tertimbang yang dimenangkan di seri ini sebesar 6,01%.

Selain itu, aksi ambil untung yang dilakukan investor juga mempengaruhi pasar obligasi. Otomatis, lelang sukuk kemarin juga terkena dampak. Apalagi, harga SUN sudah cukup lama dalam posisi bullish.

Kendati permintaan investor berkurang, Ramdhan menganggap, penawaran masuk pada lelang kemarin masih wajar. Pemerintah pun masih bisa menyerap dana sesuai target indikatif sebesar Rp 8 triliun. Hasil ini sudah sesuai dengan kondisi di pasar sekunder, ujar dia.

Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemkeu mencatat, meski SPN-S 10012020 mendapat penawaran tertinggi, pemerintah hanya menyerap Rp 1,5 triliun dari sukuk tenor pendek tersebut.

Sedangkan seri yang paling banyak diterima pemerintah adalah seri PBS014. Dari penawaran Rp 6,05 triliun, pemerintah memenangkan Rp 4,60 triliun. Yield rata-rata tertimbang yang dimenangkan di SBSN yang jatuh tempo Mei 2021 ini senilai 6,45%.

Bagikan

Berita Terbaru

Masih Tertekan Biaya Integrasi, XLSmart (EXCL) Masih Menjanjikan
| Kamis, 11 September 2025 | 14:00 WIB

Masih Tertekan Biaya Integrasi, XLSmart (EXCL) Masih Menjanjikan

Tekanan pada kinerja EXCL terlihat jelas pada kuartal II-2025, di mana perseroan ini harus menderita kerugian hingga Rp 1,6 triliun.

Berupaya Perbaiki Kinerja, BABY Geber Ekspansi ke Sport Kids
| Kamis, 11 September 2025 | 13:00 WIB

Berupaya Perbaiki Kinerja, BABY Geber Ekspansi ke Sport Kids

Dalam menggarap segmen sport kids, BABY menjalin kerja sama dengan sejumlah merek global ternama seperti Adidas Kids, Head, dan On Kids.

Rekening Dana Nasabah Sekuritas ini Dibobol, OJK Lakukan Investigasi *(UP DATE)
| Kamis, 11 September 2025 | 12:02 WIB

Rekening Dana Nasabah Sekuritas ini Dibobol, OJK Lakukan Investigasi *(UP DATE)

Pihak Self Regulatory Organization (SRO) membuat edaran Bersama, untuk Tindakan preventif Anggota Bursa.

Mengupas Dua Sisi Insentif Mobil Listrik Impor dari China
| Kamis, 11 September 2025 | 11:37 WIB

Mengupas Dua Sisi Insentif Mobil Listrik Impor dari China

Alih-alih basis produksi, Indonesia bisa hanya jadi pasar bagi mobil impor. Industri lokal, UMKM, dan tenaga kerja tidak ikut merasakan manfaat.

Ekspansi dan Harga Emas Makin Mentereng, Saham ARCI Diprediksi Bisa Tembus Rp 1.000
| Kamis, 11 September 2025 | 10:29 WIB

Ekspansi dan Harga Emas Makin Mentereng, Saham ARCI Diprediksi Bisa Tembus Rp 1.000

ARCI mulai ekspansi ke sektor energi panas bumi melalui pendirian PT Toka Tindung Geothermal bersama PT Ormat Geothermal Indonesia.​

PTPP Buka Suara Soal Gugatan PKPU, Terkait Proyek Museum Cagar Budaya Muarajambi
| Kamis, 11 September 2025 | 10:03 WIB

PTPP Buka Suara Soal Gugatan PKPU, Terkait Proyek Museum Cagar Budaya Muarajambi

Gugatan PKPU belum memberikan dampak yang signifikan terhadap hukum, kondisi keuangan atau kelangsungan usaha PTPP.

Saham SRAJ Milik Tahir Tanpa Rem, Ada Investor Kantongi Potential Gain Rp8,55 triliun
| Kamis, 11 September 2025 | 09:14 WIB

Saham SRAJ Milik Tahir Tanpa Rem, Ada Investor Kantongi Potential Gain Rp8,55 triliun

Harga saham SRAJ naik terus sejak April 2025, ada ekspektasi bakal didorong masuk ke indeks MSCI large cap

Perbaikan Produksi dan Penertiban Tambang Ilegal Jadi Penopang Prospek Saham TINS
| Kamis, 11 September 2025 | 08:17 WIB

Perbaikan Produksi dan Penertiban Tambang Ilegal Jadi Penopang Prospek Saham TINS

Perolehan hak kelola atau akses terhadap aset RBT, bisa menjadi titik balik besar bagi PT Timah Tbk (TINS).

Menakar Arah Saham Indika Energy (INDY) Jelang Masa Produksi Tambang Emas Awak Mas
| Kamis, 11 September 2025 | 07:50 WIB

Menakar Arah Saham Indika Energy (INDY) Jelang Masa Produksi Tambang Emas Awak Mas

Selain produksi Awak Mas yang diperkirakan dimulai awal 2026, saham INDY juga tersulut diversifikasi ke bisnis kimia dasar.

Investor Asing Masih Ragu-Ragu
| Kamis, 11 September 2025 | 07:41 WIB

Investor Asing Masih Ragu-Ragu

 Dana asing masih keluar dari pasar saham. Sepekan terakhir ini, asing membukukan net sell sebesar Rp 8,07 triliun.

INDEKS BERITA

Terpopuler